Buat readers yang mau baca dan singgah ke lapak ini, aku mau bilang Makasih dan Happy reading :)
°°°
Ferdy duduk di samping bulan yang tengah menulis sesuatu di bukunya. Bulan mencoba untuk tetap fokus tak mau mempermasalahkan Ferdy yang semakin memepetkan duduknya.
"Lan.. Pinjem Pr lo dong.. " pinta Ferdi sembari mengerjap-ngerjapkan matanya kearah Bulan yang hanya fokus menjalankan pulpennya diatas buku tersebut membentuk kalimat yang sangat runtut. "Lan.. " panggil Ferdy lagi tapi tak ada respon dari Bulan. Ferdy yang geram akhirnya mencaput earphone yang menempel ditelinga membuat gadis itu langsung menatap tajam kearah Ferdy.
"Gak sopan banget sih! " semprot Bulan. Alingga, Arvian dan Brian yang melihat itu hanya tertawa dari bangkunya.
"Yaa.. Habisnya gue panggil-panggil lo kagak nyaut. Kan gue kesel," ucap Ferdy secara pelan.
"Apaan sih? Seneng banget ya gangguin gue mulu?! "
Ferdy menggeleng pelan dan menatap wajah Bulan dengan kekehan kecil, "Gue cuma mau nyontek ,Lan.. "
"Lo belum ngerjain? " tanya Bulan.
Ferdy menggelengkan kepalanya dengan cepat berharap Bulan akan segera memberikan buku tugasnya kepada Ferdy tetapi tentusaja perkiraan Ferdy salah, bulan malah menjauhkan bukunya dari Ferdy dan berkata, "Pak Dani ngasih kita tugas buat dikerjain bukan buat jadi penghias buku. Dan satu lagi, PR itu dikerjain di rumah bukan disekolah."
"Kan sekolah rumah kedua gue, Lan.. "
Bulan langsung terkekeh dan memutas bolamatanya malas, "Bodo! "
"Udah Fer... Kan udah gue bilang gak usah dikerjain, " ucap Alingga.
Alingga dan yang lain bangkit dari dudunya mendekati bangku Bulan, "Lan, gak usah jutek gitu.. Kasian temen gue, " Bulan tak menghiraukan ucapan Alingga, Ia hanya terfokus pada catatanya.
"Fer, kantin yuk! " ajak Alingga, "daripada lo disini dijutekin mulu," Bulan yang mendengarnya langsung mendesis.
Mereka berjalan menyusuri koridor menuju kearah kantin, pandangan Alingga teralihkan oleh cowok yang berjalan kearahnya. "Ga, ntar lo arahin anak-anak Argaster buat nonton ya.. Gue gak bisa dateng hari ini, lo yang bawa toanya dan biar temen-temen gue yang mukul drumnya."
"Kenapa gak temen lo aja, Yon? Anggota inti kelas dua belas.." saran Alingga.
"Gak ada yang mau, udah lo aja ,Ga."
Alinggapun mengangguk menyanggupi perkataan Leon. Mau bagaimana lagi, Argaster tak punya pemimpin tetap dan Alingga merupakan Anggota inti kelas sebelas jadi ia mau tak mau harus mengarahkan seluruh anggota Argaster.
Leon tersenyum lalu menepuk pundak Alingga. "Gue duluan yak! " Alingga membalasnya dengan anggukan.
"Ntar sore basket putra kan? " tanya Brian.
Kantin saat ini tidak terlalu ramai karena jam istirahat belum berbunyi, tadi mereka kebetulan tidak ada guru jadi kantin adalah tempat yang sangat nyaman untuk mereka bersantai.
"Mang.. Seperti biasaa..." pesan Ferdy agak berteriak. Pak mamang pun menatap mereka sembari mengerutkan kening.
"Kalian gak masuk? " tanyanya.
Alingga, Brian , Ferdy dan Arvian pun saling pandang satu sama lain lalu kembali menatap penjual bakso itu. "Lah.. Ini kita pakek seragam Mang," ucap Alingga polos.
"Yee.. Kalo itu juga mamang tau, maksudnya Mamang teh kalian kenapa gak masuk kelas? Ini kan jam pelajaran atuh.. Kenapa malah ke kantin?"
Alingga menggeleng, "Males di kelas , mau disini aja biar Mamang gak kesepian," ucap Alingga dengan nada yang di manja-manjakan. Mungkin jika kalian mendengarnya langsung kalian akan geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...