"Kenapa diem aja? " tanya Alingga pada Adara saat mereka berada di dalam mobil. Adara yang mendengar pertanyaan Alingga langsung menoleh dan menggeleng cepat.
"Enggak.. Gapapa.. " ucap Adara.
Alingga menganggukan kepalanya tanpa melirik kearah Adara, suasana kembali hening tak ada diantara mereka yang berkata-kata meski dalam pikiran Adara penuh dengan kebingungan akan apa yang terjadi hari ini dan tentang apa yang terjadi pada dirinya hingga bungkam seperti ini didekat Alingga.
Alingga memberhentikan mobilnya dipinggir jalan, Adara yang baru tersadar segera menatap Alingga dengan tatapan tanya. Alingga juga menatap Adara bahkan mendekatkan wajahnya, membuat Adara semakin tegang dan pikiranya tidak bisa berputar saat ini. "Lo kepikiran kan? Sama apa yang gue bilang tadi, iya kan? " terka Alingga.
Adara diam tidak menjawabnya. "Gue serius soal perkaatan gue! lo jadi pacar gue," jelas Alingga dengan enteng. Sedangkan Adara? Ia masih tidak bisa mencerna apapun, perkataan Alingga tadi masih meracuni pikiranya. Yang membuat Adara merasa aneh adalah dirinya sendiri yang tiba-tiba bungkam. Apa Adara menerima Alingga sebagai pacarnya?
Adara mengalihkan pandangannya ke sembarang arah agar tak melihat wajah Alingga karena saat melihat wajah Alingga, Adara tidak akan pernah bisa fokus. "Lo kenapa sih minta gue buat jadi pacar lo?" tanya Adara dengan sedikit penekanan. Jarinya tak henti-henti memainkan tas pink di hadapanya untuk mengurangi rasa kecanggungan diantara mereka.
Alingga menarik ujung bibirnya dengan decihan pelan. "Karena lo udah buat gue penasaran," gumam Alingga kecil bahkan telinga Adara tak menangkap jelas perkataanya.
"Apa?! " tanya Adara menyuruh Alingga menperjelas gumamanya barusan. Alingga malah tak mengiraukan Adara, cowok itu kembali melajukan mobilnya memecah jalanan. "Lo bilang apa tadi?" tanya Adara dengan rasa penasaran yang masih tinggi.
"Gak ada pengulangan!" ujar Alingga.
'Tuhan.. Kenapa sikap Alingga berubah jadi menyebalkan ?!" gumam Adara dalam hati.
"Gu cuma nanya alasan kenapa lo suruh gue jadi pacar lo, itu aja kok? "
"Kenapa nanya gitu? Lo gak mau jadi pacar gue? " sanggah Alingga dengan nada dingin membuat Adara langsung terdiam.
'Ra.. Jawab Ra.. Lo kenapa diem?? Ayo bilang lo gak suka sama Alingga.. Ayo.. ' pikiran Adara langsung memutar.
" Gue ga--"
"Gue gak mau tau.. Dan gue yakin lo suka kan sama gue? Iya kan?" ucap Alingga dengan percaya diri membuat mata Adara lagi-lagi terbelalak.
"Dih.. Kata sia--"
Suara dering ponsel membuat perkataan Adala terpotong begitupun dengan pandangan Adara yang tadinya menatap Alingga kini teralihkan. Adara langsung meronghoh tasnya dan mengeluarkan benda pilih itu dari tasnya.
"Asalamualaikum.. "
".."
"Kenapa pah?" tanya Adara saat telepon itu diangkat.
"..."
"Hah dimana pah?" tanya Adara dengan panik. Alingga sedikit melirik kehadapan Adara lalu kembali fokus menyetir.
"..."
"Iya pah.. Ara kesitu sekarang.. " ucap Adara lalu memutuskan panggilannya dan beralih menatap Alingga dengan menggigit bibir bawahnya cemas.
"Kenapa? " tanya Alingga yang sempat menoleh sekilas kearah Adara.
"Ga.. Bisa anterin gue kerumah sakit gak?" tanya Adara kehadapan Alingga yang membuat Alingga mengeryit bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Fiksi Remaja[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...