Hari berganti pagi, Alingga dan teman-temanya duduk di meja kantin tempat mereka biasa duduk saat bel istirahat sudah berbunyi. Alingga, Brian, Arvian dan juga Ferdy menikmati makananya seambil berbincang-bincang. Sebenarnya mereka lebih rusuh dari yang dibayangkan. Brian yang duduk dengan menaikan saku kakinya, Ferdy yang tak habis-habis berceloteh tentang dirinya dan Alingga juga Arvian terbahak dan menyahuti perkataan Ferdy yang lama-kelamaan malah semakin tidak jelas.
Brian yang tidak peduli dengan Ferdy kini beralih kepada Alingga. "Ga, Gimana? Lo jadi di jodohin sama bokap? " tanya Brian mengingat hari ini sudah hari jum'at dimana batas waktu Alingga mencari pacar hanya satu minggu.
Alingga meletakan kedua sikunya keatas meja dan menempelkan tanganya kebibir sembari menatap teman-temannya yang kini mulai terfokus kepadanya. "Gue udah ajak Adara kerumah gue kemarin, entah lah bokap gue beneran ngira gue pacaran sama dia atau engga. Tapi kayaknya sih dia percaya.. " jelas Alingga.
"Widiw... Gila.. Gila.. Pakek jurus apa lu ngerayu Adara? Kura kura ninja? Yhaaa... " seru Ferdy yang membuat mereka tertawa kecil.
"Elehh.. Fer, lo kayak gak tau aja ini si Alingga mulutnya kalo ngerayu cewe kayak apa.. " ucap Arvian.
"Kayak apa emang? "
"Kayak petasan Waktu ngabuburit, bisingg.. Tapi banyak yang suka."
"Nah.. Bener, ni si monyet kalau masalah modusin cewek udah kagak ketulungan mulutnya maniss, gak peduli serius atau enggak sama tu cewek.. Ya gak?"tambah Brian yang tadinya diam kini angkat bicara dan menoleh kearah Alingga dengan kedua alisnya dinaik-turunkan.
Alingga tertawa membenarkan apa yang dikatakan teman-temannya. Mungkin sebagian orang melihat Alingga adalah orang yang nakal dan serius tapi banyak yang tau jika Alingga adalah buaya berbadan manusia.
"Bokap gue bilang gue mau dijodohin itu.. Cuma sekali, hari-hari berikutnya dia gak ada bilang apa-apa ke gue, bahkan kemarin pas gue ngajak Adara ke rumah, bokap gue sama sekali gak bahas soal perjodohan." ujar Alingga.
Ferdy mengunyah baksonya pelahan lalu mengarahkan sendoknya kearah Alingga sembari berkata, "Apa lo cuma diancem? Because Lo kan sering balik larut malem.. "
"Nah.. Itu.., "
"Tapi gue udah terlanjur nembak Adara," ucap Alingga yang membuat ketiga temnya melotot.
"Lo serius?? "
"Dapetin Adara segampang itu? "
"Wah.. Parah.. Ferdy aja dari orok belum punya pacar , Ga.. " kekeh Arvian membuat Ferdy menatap tidak terima.
"Gue rasa sih dia tertarik sama gue, " ucap Alingga percaya diri.
Brian membenarkan posisi duduknya dan mengarahkan tatapan serius kepada Alingga yang baru saja meneguk, minumanya. "Lo serius sama tu cewek? " tanya Brian.
Tanpa banyak berfikir Alingga langsung menggelengkan kepala sembari mengangkat bahunya sekilas. Ketiga temanya itupun mengangguk mengerti.
"Lo pada mau rokok gak? " tanya Ferdy kehadapan teman-temannya.
"Widihh.. Tumben kagak pelit masalah ginian.. " sindir Arvian.
Alinggapun mengangguk lalu mengambil Batang rokok yang tadi Ferdy taruh diatas meja. "Boleh deh satu.. Udah lama mulut gue gak berasap lagi," ujar Alingga lalu memasukanya diatas kantong.
"Gratis kan? " sanggah Arvian.
"Yaa kagak lahhh... Tahun gini masih mau gratisan? Duduk noh di pinggir jalan pakek baju robek, biar dapet gratisan.. " sahut Ferdy.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINGGA [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[PLEASE DON'T BE SILENT READERS] #2 in Baper #1 in emosi #2 in badboy #2 in modus #3 in sekolahan #4 in ceritabaru "Yakin? " tanya Brian sambil menatap Alingga tidak yakin. Alingga mengangguk. "Gue selalu yakin sama ucapan gue." "Jadi Adara yang ba...