ALINGGA -40

19.7K 1K 47
                                    

Sudah satu jam pelajaran berlalu. Adara hanya terdiam dengan pandangan yang tertuju pada Madeva dan juga Aurel di hadapanya. Aurelpun sama, menatap mereka secara bergantian dengan dahi yang mengerut sedangkan Madeva masih memandang guru yang berdiri di depan kelas dengan fokus.

"Baik, apa kalian sudah mendiskusikan lagu apa yang akan kalian nyanyikan?" tanya pak Edi sembari membenarkan kaca matanya.

"Belumm.. " sahut semua murit serentak yang membuat guru itu langsung melotot.

"Lho.. Tadi kan saya sudah kasi waktu diskusi," desis pak Edi kesal tapi seluruh siswa malah cengengesan menatap guru itu.

" Ya sudah, setelah acara Memory of The Night selesai, kalian sudah harus siap mencari nilai," ujar pak Edi tegas.

"Iya pak... " jawab semua murid serempak.

"Sekarang bapak kasi kalian waktu buat diskusi, bapak lagi ada urusan, kalian jangan ribut! " Setelah mengucapkan itu pak Edi langsung mengambil berkasnya dan langsung keluar dari kelas itu.

Adara merasakan adanya kecanggungan disini, tatapan dingin Madeva langsung merusuk kedalam, membuat nyali Adara menyusut untuk menatap cowok itu.

"Eh, mau kemana? " tanya Aurel saat melihat Madeva yang bangkit dari duduknya. Madeva menoleh kearah Aurel dengan tampang dinginnya. "Ke kantin, " sahut Madeva lalu kembali melangkah, tetapi cowok itu langsung berhenti saat mendengar suara Adara.

"Bolos?"

Madeva menatap Adara dengan ujung bibir yang sedikit terangkat. Cowok itu mendekatkan wajahnya kearah Adara membuat cewek itu mendelik kaku. "Kenapa? Gak boleh ya bolos?" ucapnya.

Adara langsung menggelengkan kepalanya cepat, sepertinya Adara lebih baik tidak mengucapkan apa-apa tadi. "Eum.. Engg--" Ucapan Adara langsung terpotong saat tiba-tiba Madeva langsung mendudukan bokongnya kembali keatas kursi membuat Aurel dan juga Adara mengernyit dan menatap kebingungan kearahnya.

"Kalau lo gak suka, gue gak akan bolos," ucap Madeva tanpa menoleh kearah Adara. Adarapun termangap mendengarnya, begitupun dengan Aurel yang menatapnya kebingungan. "Jangan liatin gue kayak gitu," ucap Madeva. Refleks Adara dan juga Aurel langsung mengalihkan pandangannya ke sekitar. Madeva terkekeh pelan saat melihat tingkah mereka berdua.

"Dev, lo--"

"Kenapa? Gue gak boleh duduk disini lagi?"

"Enggak, gitu.. " Adara bingung , apa yang harus ia ucapkan sekarang, yang jelas tatapan dingin Madeva membuat nyalinya langsung menyiut seketika.

Madeva bangkit dari duduknya lalu kembali melangkahkan kakinya keluar kelas, diikuti Anton yang berlari keemengikutinya.

Aurel mendesis pelan lalu menatap Adara yang juga menatapnya dengan wajah lesu. "Kenapa coba harus satu kelompok sama Madeva," gumam Adara sembari menundukan kepalanya.

"Ya, mana gue tau, Ra, tapi bagus juga sih, kan Madeva bisa main musik, dan lo bisa nyanyi, kompak deh," ujar Aurel dengan senyum ceria yang terlihat begitu cerah di wajahnya. Adara mendongak lalu mendesis pelan kearah Aurel membuat Aurel langsung menatapnya cengengesan.

"Hehe, maap, lupa lo lebih couple sama Alingga," gumamnya yang membuat mata Adara langsung melotot kearahnya. "Aurel!! "

"Hahaha, bercanda elah," kekehnya.

"Eh, BTW lo udah punya gaun gak buat acara besok?" tanya Aurel yang dibalas dengan gelengan lesu oleh Adara.

"Pakek yang tahun lalu, maybe," ucapnya yang membuat mulut Aurel langsung terbuka.

ALINGGA [ SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang