Marriage Contract

41.4K 651 20
                                    

Ini adalah cerita pertama ku.
Aku sama sekali gaada pengalaman apapun buat nulis.
So sorry jika kalian ga suka dengan tulisanku :)
I faham hehe.
Happy Reading!!
Semakin dalam bakal semakin menarik, tetep ikutin hehe.
Maaf sebelumnya kalau misal ada salah dalam pengetikan atau typo dimana2, kalian bisa komen aja gapapa :')
.
.


"Apa kalian tidak ingin menikah?" Tanya Reta pada ketiga Putranya. Ketiga putranya menghembuskan nafas.

"Darwin tidak mungkin sekarang Mom. Siska masih ada dihati Darwin, Please Mom tolong mengerti," jawab putra tertua. Darwin baru saja ditinggal oleh Tunangannya Siska. Siska meninggal akibat kecelakaan lalu lintas beberapa bulan yang lalu.

"Bagaimana denganmu Marvin?"

"Marvin? Entahlah Mom. Helen masih di Rumah Sakit Jiwa. Tidak mungkin Marvin menikah dengan orang gila kan?" jawab Marvin dengan kekehan khasnya. Marvin putra terakhir mereka, Ia cenderung urakan dan sangat-sangat suka bercanda. Jarang sekali melihat Ia serius, hanya Helen yang bisa membuat Marvin si tukang bercanda ini mendadak serius.

Namun apa daya sebulan yang lalu, mendadak Helen menjadi orang yang kehilangan kewarasannya. Menurut Dokter, itu akibat dari seringnya Helen meminum obat anti Depresan. Helen menjadi sering halusinasi dan menderita depresi berat setelah kecelekaan pesawat yang menyebabkan seluruh keluarganya meninggal. Helen berprofesi sebagai model sebuah majalah, saat itu dirinya sedang melakukan pemotretan. Marvin dan Helen sudah berpacaran sangat lama sejak mereka masih duduk di bangku sekolah. Marvin juga selalu menemaninya sampai sebulan yang lalu hal tersulit harus Ia terima. Obat-obatan yang diminum Helen selama ini ternyata tidak membuat wanita cantik itu sembuh justru memperparah kondisinya.

Marvin dan Marvel sempat curiga dengan semua hal ini. Kematian Tunangan Darwin, Helen masuk mendadak menjadi gila dengan durasi waktu yang singkat. Mereka menyelidiki semua kebetulan tidak masuk akal itu dan menemukan siapa pelakunya. Daniel Peterson, Anak dari Barack Peterson adalah dalang dari semua ini. Ia memiliki dendam pada Keluarganya. Dendam masa lampau yang membuat kekejaman dalam diri Daniel muncul. Saat ini mereka tidak tahu keberadaan Daniel. Setelah kematian Siska Pria itu seperti hilang ditelan bumi. Mereka tidak bisa menemukannya dimana-dimana apalagi Daniel sangatlah berkuasa dan terkenal kejam.

"Marvel, kamu tidak mungkin Guy kan?" Tanya Reta pada putra keduanya yang sedari tadi hanya fokus pada makanan.

Marvel menghembuskan nafasnya lalu meletakkan garpu dan pisaunya. "Marvel baik-baik saja Mom. Jangan berpikir macam-macam soal Marvel."

"Baiklah. Kamu mau Mom kenalkan dengan Sandra? Anak dari Tante Anne. Teman sekolahmu dulu waktu SMP," tawar Reta.

Marvel menyeka bibirnya dengan tissue."Marvel belum mau buat nikah," balas Marvel dingin.

Marvel memang terkesan sebagai Pria dingin dengan sedikit bicara. Terkenal begitu bossy dan kejam pada karyawannya di perusahaannya.

"Ayolah Vel. Mom mohon. Hmm?" pinta Reta dengan wajah memelas.

"Turuti saja Mom Son," sahut Thomas.

Marvel menghembuskan nafasnya, "Baiklah terserah Mom," balas Marvel ogah-ogahan. Namun Ia selalu tidak bisa menolak permintaan Reta padanya. 4 laki-laki yang terkenal kejam itu memang selalu mengalah pada Reta.

"Baiklah. Lusa kita makan malam bersama. Nanti Mom atur pertemuan kalian dengan Jeng Anne," ucap Reta dengan senyum senang. Empat laki-laki yang sedang bersamanya hanya menggelengkan kepalanya.

❤❤❤

Stevani Meraldi Sanjaya, seorang wanita cantik yang tengah meracik minuman dengan lihai untuk disajikan pada pelanggan. Stevani adalah seorang Sarjana Arsitektur di Universitas Indonesia. Namun, sebelum lulus Ia sudah mempunyai Bar sendiri. Mungkin bagi kebanyakan orang ketika mendengar nama Bar sudah berpendapat tempat orang mabuk dll. Nyatanya Bar miliknya ini terkesan seperti restoran atau cafe.

Bar XX adalah nama dari Barnya. Bar XX Ia dirikan karena kecintaannya pada White Wine. Awalnya Ia hanya membeli gedung ini untuk tempat menangkan diri dari tugas-tugas kuliah yang menumpuk. Setelah mendapat saran dari Brandon sahabatnya untuk menjadikan gedung itu sebagai Bar. Pengunjung Bar XX adalah orang-orang yang ingin menenangkan diri. Suasana dalam Bar sungguh tenang tidak terdapat orang merokok atau para pemabuk yang sedang melarikan diri dari masalah.

Stevani adalah anak dari pasangan Anton Sanjaya dan Lani Sanjaya. Anton merupakan pembisnis dibidang furniture. Perusahaan Anton tidak terlalu besar tapi Ia sudah memiliki berbagai cabang disetiap daerah. Namun, beberapa bulan ini perusahaanya sedang diterpa masalah karena ada yang melakukan korupsi. Anton yang mengurus perusahaannya sendiri ini merasa kewalahan. Ia sering pulang dini hari hanya untuk memeriksa berkas-berkas dan mengatasi hutang di Bank.

"Kalian tak perlu khawatir, cukup dukung Papa saja dan doakan semoga semua masalah cepat terselesaikan dan tidak mengalami kebangkrutan," ucap Anton dengan wajah lelahnya.

"Stevani kerja aja ya Pah," usul Stevani dengan wajah khawatir.

"Maafkan Mama Pah. Mama gak bisa bantu. Papa juga tahu Mama menderita Asma jadi gak bisa kecapekan," ucap Lani dengan wajah menyesalnya.

Anton mengulum senyum, terlihat jelas raut wajah lelah pria yang tidak lagi muda itu. "Tidak apa. Papa senang kalau Stevani mau bekerja membantu keuangan Keluarga. Tapi apa ada lowongan pekerjaan Van?" Tanya Anton.

"Kemaren sih waktu di Group WhatsApp ada yang ngasih info kalau Shinee Corp. anak perusahaan dari Green Group sedang membuka lowongan Pa," balas Stevani.

"Posisi apa Van?" tanya Anton

"Sekretaris Pah," jawab Stevani.

"Baguslah. Dicoba saja kalau rezeki tidak akan kemana," ucap Anton dengan senyum.

"Pasti Pa. Vani kirim malam ini," jawab Stevani. Anton mengangguk.

"Kamu tidak ke Bar hari ini?" tanya Anton.

"Ada Brandon Pah. Vani juga capek," balas Stevani tersenyum samar. Anton mengangguk.

"Papa mau mandi sekarang?" tanya Lani

"Iya Ma. Gerah banget Papa."

"Baiklah Mama siapkan Air hangatnya dulu," jawab Lani beranjak dari Sofa dan pergi kekamar.

"Vani ke kamar dulu ya Pah. Sekalian mau mengirim lamarannya," pamit Stevani dan beranjak dari duduknya. Anton mengangguk.

Stevani masuk kekamarnya dan menghembuskan nafasnya. Ia meraih laptop dinakas. "Pertama-tama aku harus mencari tahu perusahaan apa itu," gumamnya.

"Marvel Geraldi adalah CEO termuda yang mampu memenangkan tender terbesar tahu ini. Wow hebat juga Dia dan Tampan," gumamnya dengan tatapan kagum pada salah Satu Artikel yang Ia baca.

"Tampan sih tapi wajahnya jutek gitu. Coba sedikit senyum gitu hihi," lanjutnya dengan kekehan saat melihat Artikel yang menampilkan wajah datar Marvel. Marvel memang cenderung jarang tersenyum saat berada dalam Foto.

"Baiklah mari kita coba melamar pekerjaan disana. Semoga CV yang aku kirimkan dilirik oleh HRD-nya,"gumamnya yang siap untuk memainkan jarinya di atas Keyboardnya.

Senyum tercetak disudut bibir Stevani setelah Ia menyelesaikan semua dan sudah Ia kirimkan lewat email. "Baiklah sekarang aku akan tidur. Semoga aku lolos dan bisa bekerja disana."

Kehidupan baru akan Iamulai setelah ini. Ia harus mendapatkan pekerjaan agar beban Papanya tidaksedikit terkurangi. Rasa kantuk mulai menyerangnya, dan perlahan matanya mulaiterpejam dan pergi ke dunia Mimpi. Selamat Tidur semoga esok akan lebih baikdari ini.

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang