38

8.8K 358 73
                                    

Jan lupa vote dan komen ya kawan2 semuaaaaaa
Happy Reading :')
.
.
.
.
⚔️⚔️⚔️

Stevani memutar bola matanya jengah lalu menghadap kembali ke Marvel, “Ku pikir tidak masalah, karena kita suami istri. Tapi aku sangat tidak menyukai ciuman kasarmu seperti tadi. Kamu sungguh membu----“. Perkataannya kembali terpotong kala Marvel sudah membungkam mulutnya dengan bibir miliknya. Beda dengan yang sebelumnya, ciuman ini begitu lembut.

Stevani yang awalnya menutup rapat bibirnya dan hanya diam dengan mata yang membulat sempurna.

Kini ia mulai menutup matanya perlahan, mengalungkan tangannya ke leher Marvel dan memberikan akses untuk Pria itu mengabsen setiap inci dalam mulutnya.

Seolah mendapatkan ijin dari sang pemilik, Marvel menyunggingkan sedikit senyum. Lalu, ia menarik pinggang Stevani untuk duduk diatas pangkuannya.

Jangan lupa mereka masih di dalam Mobil, dipinggir jalan. Untung saja kaca mobil adalah kaca film, yang jika dilihat dari luar aktivitas mereka tidak akan terlihat.

Stevani yang sangat minim pengalaman tentang ciuman sangat kikuk, ia memberikan semua kendali pada Marvel.

Sekarang, bukan hanya kedua bibir mereka yang berperang, tapi tangan kanan Marvel mulai mengusap punggung Stevani yang masih tertutup kain.

“Emmpphhh”. Lenguh Stevani saat merasakan telapak tangan Marvel mengusap lembut punggungnya.

Ia juga merasakan sesuatu yang keras tengah membuat duduknya dipangkuan Pria itu tidak nyaman.

Stevani memukul dada Marvel pelan memberikan tanda untuk menghentikan ciuman yang sudah berlangsung lama itu.

Marvel melepaskan bibirnya dan menyatukan dahi mereka. “Aku hanya siap untuk sampai sini, jangan meminta lebih hm?”. Ucap Stevani saat nafasnya sudah teratur.

Marvel terkekeh geli melihat pernyataan polos dari wanita itu. “Baiklah aku mengerti, mari kita pulang dan beristirahat”. Ajak Marvel dan diangguki oleh Stevani.

Marvel tersenyum lalu mengecup kening Stevani begitu lembut, wanita itu sampai menutup matanya kala menerima kecupan itu.

Setelahnya Marvel menurunkan Stevani dari pangkuannya untuk duduk di kursinya kembali.

Marvel masih menatap Stevani dengan senyuman yang tak sanggup ia sembunyikan. “Van”. Panggilnya

“Hmm”. Deheman Stevani

“Apa sekarang kamu sudah mencintaiku?”. Tanya dengan wajah serius.

Stevani menoleh kearah Marvel, tapi bukan menjawab dirinya malah seperti melamun.

Aku mencintaimu dari kamu bersikap manis sebelum kita menikah Marvel. Tapi,aku sangat merasa sakit hati dengan sikapmu pasca kita menikah. Aku takut kamu akan menyakitiku lagi Marvel. Aku takut Batinnya.

“Van, kok melamun sih”. Panggil Marvel dengan wajah kesal karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari wanita itu.

“Ha? Kamu bilang apa tadi?”. Stevani tersadar dari lamunannya dan berkilah seolah tak mendengar pertanyaan Marvel.

Marvel menghela nafasnya, “Lupakanlah, kita pulang”. Jawabnya lalu mulai menyalakan mesin dan melajukan mobilnya.

Maafkan aku Batin Stevani melirik Marvel sebentar.

***

Disisi lain

Dalam ruangan besar dengan hanya 1 meja kerja terdapat Pria paruh baya sedang terfokuskan dengan selembaran kertas yang menyebalkan, terlihat dari ekspresi Pria itu yang sangat-sangat tidak ramah.

Umurnya mungkin sudah memasuki 50 tahun ke atas tapi lihatlah wajah rupawannya, rahang yang begitu tegas, postur tubuh yang sangat tegap dengan dada bidang tak lupa hidung yang mancung macam Syahrul Khan si artis Bollywood.

Tok

Tok

Tok

“Masuk”. Suara barinton nan seksi Pria itu mempersilahkan si pengetuk pintu untuk masuk.

“Pa..Tian datang ”. Ucap seorang Pria lain setelah masuk ke dalam ruangan.

Tian nama dari Pria itu. Tian yang baru saja masuk tak kalah rupawan, umurnya masih cukup muda mungkin sekitar 20 tahunan keatas.

Wajahnya begitu dingin, tidak ramah sama sekali tapi itu tidak menghilangkan kesan tampan dalam dirinya.

“Iya, ada apa Tian?”. Pria paruh baya itu mendongak dan melepaskan kacamata yang sedari tadi bertengger di hidung nan mancung itu.

Tian masih berdiri didepan Pria yang dipanggilnya ‘Pa’ it, “Apa Papa masih akan mengincar Stevani setelah membunuhnya Mamanya?”. Tanya Tian to the point.

Apa pria paruh baya itu ada sangkut pautnya dengan kematian Lani mama Stevani? Apa pria paruh baya itu adalah pembunuh dari Mama Stevani? Rasanya tidak mungkin dirinya membunuh dengan tangannya sendiri. Lalu siapa Tian?

“Dan apa Stevani belum tahu siapa dirimu Tian?”. Tanya balik Pria itu ke Tian.

Tian menyurai rambutnya kebelakang, “Tian mohon berhenti Pa.. setidaknya biarkan 1 orang saja yang mengincar Stevani, jangan papa juga, Tian mohon”. Pinta Tian dengan wajah putus asanya.

Pria paruh baya itu mengangkat alisnya, “Apa ada orang lain yang sedang mengincar Stevani, perempuan yang kau cintai dan sekarang menjadi istri orang lain?”. Sindir Pria itu

“Pa”. Lirih Tian
.
.
.
.
Tbc
.
.

Siapakah Tian? Siapakah pria ini?
.
.
Hanya blue yang tau 🤣🤣
.
.
See ya love
.
.
.

Juni 23, 2020
sibluedevil
🌺🌺🌺

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang