64

4.3K 282 99
                                    


Marvel pulang hingga larut malam, terlalu banyak berkas yang diberikan Angga padanya. Ia menerima laporan bahwa oknum yang tidak bertanggung melakukan tidak korupsi atas pembangunan Hotel di Italy. 

Mereka memanfaatkan Marvel yang sudah tidak pernah lagi datang memantau. Permasalahan penggelapan dana atas pembangunan Hotel sangat membuatnya berpikir keras memikirkan solusi mengatasi tanpa terjun langsung untuk meninjau.

Sejak kepulangannya kembali ke Jakarta, ia tidak pernah lagi melakukan perjalanan ke Italy. Perusahaannya disini cukup membuatnya lelah, apalagi beberapa bulan terakhir Shinee Corporation akan meluncurkan produk baru. 

Produk terbaru yang belum pernah diluncurkan oleh Green Group atau cabang perusahaan lainnya, sebuah alat pendeteksi kebohongan hanya melihat lewat tatapan mata tanpa berbicara. Tentunya sebagai CEO yang memiliki kesan Perfeksionis akan memantau hingga Produknya sampai di pasar.

Marvel memasuki Mansionnya dengan wajah lelahnya.

"Sayang."

Bi Suti berjalan dari arah dapur.

"Tuan sudah pulang?" tanya Bi Suti.

Marvel mengangguk. "Stevani dirumah Bi?" tanyanya.

"Nyonya belum pulang dari tadi pagi Tuan," jawab Bi Suti.

"Baiklah, terimakasih Bi," ucap Marvel.

Marvel menghela nafasnya. Ia melonggarkan dasinya dan berjalan menapaki tangga menuju kamar. Sudah tengah malam Stevani belum pulang. Ia masih berada di Bar tentunya.

Marvel meletakkan tas kerjanya diatas ranjang. Ia melepas jas yang bertengger ditubuhnya, melepas kancing atasnya. Ia duduk dipinggir ranjang dengan kepala menunduk.

"Aku akan mandi dulu," gumamnya bangkit dari duduknya.

❤❤❤

Mobil Stevani masuk ke dalam pekarangan Mansion. Ia baru pulang pukul 02:00 dini hari. Sampai pukul 02:00 Vian masih menemaninya di Bar, tentu bukan keinginan Vian melainkan atas perintah dari Marvel. Vian mengitari mobil dan membukakan pintu untuk Stevani.

Stevani keluar dari Mobil dengan wajah lelahnya.

"Maafkan aku Vian, pasti kamu capek kan?" tanya Stevani.

Stevani merasa tidak enak dengan Vian yang menungguinya. Kenapa harus Vian yang menemaninya. Kenapa bukan Marvel saja. Stevani ingin pulang sejak hari sudah mulai gelap. Tapi, ia belum siap bertemu dengan Marvel. Begitu banyak pertanyaan dibenaknya hingga rasanya sangat malas bertemu Marvel.

Vian menggeleng. "Tidak apa Nyonya, sudah menjadi pekerjaan saya menjaga Nyonya," ujar Vian.

Stevani mengangguk. Ia mengerti kenapa Vian selalu kemana-mana bersamanya. Vian diperintah untuk menjaga Stevani, menjadi Supir Stevani dan menemani Stevani saat Marvel sedang disibukkan oleh urusan kantornya.

"Baiklah, sekarang istirahatlah. Aku akan masuk."

Vian mengangguk. "Baik Nyonya."

Stevani berlalu meninggalkan Vian. Ia menghela nafas saat akan menarik knop Pintu. Mari lihat alasan apa yang akan diberikan Marvel. Batinnya menarik knop pintu.

"Baru pulang?" tanya Marvel.

Stevani tertegun. Ia melihat ke arah Marvel sekilas yang menatapnya tajam. Stevani tidak tahu kalau Marvel sedang menunggunya. Sepersekian detik Stevani mengalihkan pandangan ke arah lain.

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang