31

8.4K 322 38
                                    

Vote Komen gaisu :')
Happy Reading :')
.
.
.

⚔️⚔️⚔️⚔️
.

Shinee Corporation

Marvel sedang berkutat dengan lembaran kertas diatas mejanya. Sesekali dirinya memijit pelipis, mengerutkan keningnya lalu menghela nafasnya. Tak lupa kaca mata yang bertengger pada hidung mancungnya.

Ceklek

Dia mendongak kala menyadari pintu ruangannya telah dibuka seseorang. Dari arah pintu menampilkan Pria dengan setelan kantor berjalan ke arah sofa dan mendaratkan pantatnya disana.

“Darwin mana?”. Tanya Marvel pada Pria itu.

“Kak Darwin? Masih berbicara dengan sekretarisnya”. Jawab Pria itu Marvel menggangguk. Dirinya kembali dengan kertas menyebalkan didepannya.

“Aku sudah tahu”. Ucap Pria itu tiba-tiba.

“Tahu soal apa?”. Tanya Marvel enggan melihat ke arah lawan bicara. Bahkan kalimatnya terlihat begitu dingin.

“Soal pernikahan kontrakmu dengan Stevani”. jelasnya.

Marvel mendongak, menatap tajam ke pria itu, detik selanjutnya dirinya melepaskan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

“Bagaimana dirimu mengetahuinya Marvin?”. Tanya Marvel ke Pria itu dengan nada dingin wajah datar.

Jadi, Pria itu adalah Marvin. Oke mari kita dengarkan bagaimana dirinya dan Darwin mengetahui perihal pernikahan kontraknya.

“Kak Darwin yang mengetahuinya lalu menceritakannya padaku dan Bradon....”. Marvin melirik ke arah Marvel yang nampak bingung.

“Brandon adalah teman Stevani”. jelasnya pada Marvel.

“Aku tahu”. Jawab Marvel sembari menyenderkan punggungnya ke kursi kebesarannya. Marvin mengangguk.

“Bagaimana kalian tahu, setahuku hanya aku dan Angga yang mengetahuinya, karena angga yang mengurus surat perjanjian itu”. terang Marvel.

Marvin mengulas senyum setelah mendengar kalimat panjang di ucapan kakaknya yang terkenal dengan sikap kejam dan dinginnya, jangan lupa tentang ia yang irit bicara.

“Ya dari angga, kak Darwin curiga perihal dirimu mengenalkan Stevani dadakan ke Mansion, dari situ kak Darwin diam-diam menyelidikinya”. Jelas Marvin.

Marvel bangkit dari kursi kebesarannya, tangannya melipat lengan kemejanya hingga siku, melonggarkan dasi yang berada di lehernya, berjalan menuju sofa dengan wajah datarnya.

Beberapa saat kemudian, dirinya menjatuhkan pantatnya ke sofa empuk itu. disusul dengan kakinya yang menyilang, menujukkan betapa dirinya berkuasa. Sungguh sombong!

Ceklek

Pintu kembali terbuka, menampilkan pria bertubuh kekar dengan kemeja putih dan celana bahan hitam. Pria yang ditunggu oleh 2 orang yang berada diruangan ini sebelumnya. Pria ini bernama Darwin, Darwin Geraldi.

“Ada apa memanggil kita berdua?”. Ucap Darwin dingin, datar sembari mendaratkan pantatnya ke sofa.

Sepertinya mereka ini adalah saudara berdarah dingin, tidak ada tatapan ramah diwajah mereka. Kecuali Marvin yang bawaannya cenderung lebih santai.

Marvel menatap 2 saudaranya dengan tatapan serius nan dingin, “Aku ingin meminta bantuan kalian”. Ucapnya setelahnya.

Darwin menatap Marvel bingung, tapi tidak dengan Marvin yang malah tertawa kencang sampai perutnya sakit.

“Coba katakan sekali lagi kak? Minta bantuan?”. Ucap Marvin dengan tawanya dan memegang perutnya yang mulai menegang akibat tawanya.

Ucapan Marvin mendapatkan tatapan tajam dari Marvel, “Melihat ini sepertinya dirimu belum mengetahui kalau Daniel telah kembali”.

Marvin menghentikan tawanya seketika, wajahnya mendadak serius ketika mendengar pernyataan dari Marvel.

Darwin menatap kedua saudaranya yang tiba-tiba serius merasa bingung.

“Apa ada yang tidak kuketahui? Bukankah daniel adalah temanmu Vel?”. Tanya Darwin dengan tatapan bingung.

Marvel menatap ke arah Darwin, “Dulu”. Balasnya singkat

Darwin semakin bingung dibuatnya, “Ada apa sebenarnya? Kenapa kalian mendadak serius?”.

Marvin memutar bola matanya malas, sungguh kakak tertuanya ini bodoh sekali pikirnya.

“Selama ini bukankah aku selalu bilang kalau aku sama kak Marvel sedang menyelidiki kecelakaan kak Siska, tapi
bukankah kau tidak percaya?”. Sanggah Marvin dengan sedikit malas melihat tingkah bodoh dan lemot dari Kakaknya itu.

“Apa hubungannya dengan Daniel?”. Tanyanya lagi. Kali ini sikap bodoh Darwin membuat Marvel sungguh muak.

Marvel bangkit dari sofanya berjalan ke meja kerjanya lalu mengambil laptop yang berada dimejanya. Lalu, kembali lagi duduk di sofa dengan laptop yang ia letakkan tepat didepan Darwin, membuat orang bodoh didepannya ini mengerutkan keningnya.

Tuhan!! Betapa bodohnya kakak mereka yang satu ini.

“Lihatlah, aku terlalu malas mendengar pertanyaan bodohmu”. Sarkas Marvel lalu duduk kembali di sofa dengan menyilangkan kaki jenjangnya dengan tatapan angkuhnya.

Marvin hanya terkekeh geli melihat tingkak sarkas kakak keduanya. Tapi ia tidak memungkiri bahwa Darwin kakak tertuanya memang sekarang rada-rada bodoh.

Apa karena sudah waktunya untuk berkembang biak atau karena ditinggal oleh tunangannya. Padahal kejadian itu sudah cukup lama walaupun belum satu tahun.

Darwin menekan tombol salah satu di keyboard dan mulai menonton sesuatu yang didepannya. Setelah itu ekspresi wajahnya berubah menjadi merah padam, rahangnya yang kokoh seketika menengang.

Sepertinya ia tidak sanggup melihat video itu hingga akhir dan memutuskan menekan tombol untuk mengakhirinya.

“Sekarang bantuan apa yang kau inginkan?”. Tanya Darwin to the poin ke Marvel.
.
.
.
Tbc
.
.

Hayoo bantuan apa kira2 yaaa :')
Gimana part ini lanjut ga?
.
.

Juni 15, 2020
sibluedevil
💌💌💌

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang