Stevani sudah sampai di Barnya dengan membawa beberapa barang belanjaannya. Matanya menelusuri setiap sudut Barnya. Lama sekali Ia tak kemari, rindu tentu. Ini tempat Favoritnya ketika ssuntuk atau sedang jenuh dengan hal.
"Aku ingin bersih-bersih dulu, sepertinya kemarin Brandon tidak sempat bersih-bersih." Gumamnya.
Stevani mulai bersih-bersih, dimulai dari menyapu hingga me-lap gelas-gelas.
"Dari tadi?" tanya Brandon saat baru masuk Bar.
Stevani menoleh, "Hem sejam yang lalu sih."
"Maaf aku telat. Ada sedikit urusan mendesak tadi." Jawab Brandon menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal.
"Tidak apa, duduklah. Mau minum apa?" tanya Stevani.
"Kopi hitam boleh." Jawab Brandon sembari duduk.
Stevani mengangguk dan mulai menyiapkan Kopi Hitam untuk Brandon. Bar miliknya menyediakan bebarapa minuman non alkohol juga dan beberapa makanan ringan.
"Jadi kenapa Van lu minta ketemu jam segini?" tanya Brandon saat Stevani memberikan Kopi Hitam padanya.
"Brandon Septian Siregar Putra dari Hendra Siregar, Right?" tanya Stevani dengan wajah datar.
Brandon menegang seketika, gelas yang awalnya sudah hampir Ia minum Ia letakkan dengan kasar hingga minuman itu sedikit tumpah.
"Lu tau?" Tanya Brandon dengan gagap.
Stevani mengangguk.
"Bisa dijelaskan?" Tanyanya.
Brandon menghembuskan nafasnya.
"Maaf Van. Gue gak bisa ngasih tau lu. Sebenernya dari dulu gue ingin ngasih tau lu tapi gue ga bisa." Ucap Brandon dengan wajah lesu.
"Kenapa?"
"Karena gue bukan anak kandung Papa."
Stevani melebarkan matanya, "Apa? Lalu?"
"Gue punya hutang budi sama Papa karena udah ngebesarin gue hingga nama Siregar berada di belakang nama Gue. Bukankah dulu waktu kecil aku hanya memakai nama Brandon? Tanpa Septian atau Siregar."
Stevani mengangguk.
"Aku tidak tahu siapa Papaku Van. Mama meninggal sesaat setelah melahirkanku. Papa Hendra adalah Kakaknya Mama, jadi sedari kecil gue udah tinggal Sama mereka. Papa Hendra, Mama Rina dan Airin. Tentu lu gak pernah tahu Van. Saat kecil gue tinggal sendiri di rumah hanya ditemani Mbok. Mereka tinggal dibeda tempat. Rumahku itu adalah rumah Mama jadi aku tinggal disana sejak usiaku 6 tahun bersama Mbok yang merawatku dari kecil hingga sekarang." Brandon menjeda dengan meminum Kopinya.
"Setelah itu Gue harus pindah karena Papa Hendra pindah juga. Gue tinggal bersama mereka beberapa tahun sampai kami kembali saat Gue SMA dan Gue ketemu Lu lagi dan kita akrab sampai sekarang. Awalnya Gue ingin ngasih tahu soal hubungan Gue dengan Papa tapi sepertinya tidak bisa. Entahlah gue yang asal usulnya gak jelas ini bisa apa? Mama Rina tidak ingin melihat anak haram sepertiku keluar bersama mereka." Senyum miris terbit disudut bibir Brandon. Mata Stevani berkaca-kaca.
"Semua gue lakuin karna gue berutang budi sama Papa. Papa baik sama gue sejak kecil hingga gede. Saat Mama dan Airin meninggal Papa sangat terpukul dan ditutupi oleh amarah saat itu hingga memiliki dendam dengan Om Anton. Maaf Van. Maafin gue sama Papa ya." Lanjut Brandon menatap manik Stevani yang sedang menahan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE CONTRACT
RomansaKata orang, menikahlah dengan seseorang yang mencintaimu dan yang engkau cintai. Hingga kebahagiaan dan kesejahteraan akan mengikuti setelahnya. Namun, itu tidak terjadi pada Stevani. Terpaksa ia harus menjalani pernikahan karena keadaan yang memaks...