"Eungh." Suara parau Stevani bangun tidur. Dirinya tertidur setelah lama menangis. Mata stevani menatap langit-langit kamar. Ia menyipitkan matanya lalu melihat sekelilingnya, dekorasi putih abu-abu, kamar yang luas, ada sofa, jendela dengan gorden tebal berlapis-lapis.
"Aa ini bukan kamarku, aku baru menikahi seorang iblis." Umpatnya yang masih menatap langit-langit kamarnya.
Stevani mencoba bangkit dan duduk bersandang pada sadaran ranjang. Tatapan matanya kosong dengan mata yang masih sembab akibat menangis semalaman.
"Pukul berapa sekarang?" Gumamnya sambil meraih ponselnya yang berada di nakas sampingnya.
"Aku harus mandi, perutku juga mulai bernyanyi". Lanjutnya lalu menyibakkan selimutnya bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi.
Selesai mandi dan berpakaian santai. Ia berjalan menapaki tangga untuk ke dapur. Sesampainya di bawah Stevani berhenti sebentar melihat sekelilingnya yang begitu sepi. Hanya ada beberapa penjaga dan pelayan yang sepertinya sedang memasak di dapur.
"Ehem." Stevani berdeham ketika sesampainya di dapur.
Kedua pelayan menoleh. "Nyonya sudah bangun." Tanyanya. Stevani mengangguk.
"Emmm apa Marvel belum bangun?" Tanya Stevani kepada pelayan.
"Tuan sudah berangkat tadi subuh Nyonya." Stevani mengangguk. Pelayan melanjutkan masaknya.
"Siapa namamu?" Tanya Stevani
"Saya Silvy Nyonya dan ini Bi Suti." Jawab Silvy dengan senyum ramahnya. Stevani mengangguk.
"Kalian panggil saja Stevani atau Vani saja." Pintanya
"Tidak bisa Nyonya nanti Tuan marah!" Jawab Bi Suti.
"Marvel sedang tidak di rumah. Tidak ada penolakan atau kalian aku pecat!" Ancam Stevani membuat 2 pelayan tersebut kaget menatap ke arahnya bersamaan.
Stevani terkekeh melihat ekspresi ketakutan mereka.
"Bercanda. Panggil aku nama saja. Ok?"
"Baik Nyo—Vani." Ucap mereka bersamaan.
Beberapa menit kemudian makanan yang mereka masak telah siap dan disajikan di depan Stevani.
"Ayo kalian makan denganku!" Pintanya
Mereka saling menatap heran satu sama lain membuat Stevani terkekeh melihat tingkah mereka. Lucu baginya.
"Ayo lah atau kalian..." Stevani menggantungkan ucapannya.
"Baik Nyonya kami makan bersama Anda." Ucap silvy
"Stevani." Stevani membenarkan. 2 pelayan tersebut tersenyum kikuk.
Selesai makan dirinya duduk di sofa ruang tengah dan menonton TV. Berkali-kali dirinya mengganti channel TV. "Aku sangat bosan!". Gumamnya
Ponselnya bergetar. Tertera disitu nama Brandon. Brandon adalah sahabatnya dari jaman orok sampai jaman ahad. Sayangnya saat pernikahan Marvel tidak mengijinkan Stevani untuk mengajak teman dekatnya sama sekali.
From : Brandon
Kemarilah anak-anak datang!
"Apa aku ke Bar aja? Sepertinya menyenangkan, lagian lama juga tidak bertemu White Wineku." Gumamnya sembari berlari untuk bersiap.
"Aku pakek kendaraan apa? Emmm Taxi online aja dulu deh." Gumamnya sembari turun menapaki tangga setelah selesai siap-siap.
"Ini Pak uangnya. Kembaliannya buat bapak aja." Ucapnya saat memberikan uang pada Sopir taksi tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE CONTRACT
RomanceKata orang, menikahlah dengan seseorang yang mencintaimu dan yang engkau cintai. Hingga kebahagiaan dan kesejahteraan akan mengikuti setelahnya. Namun, itu tidak terjadi pada Stevani. Terpaksa ia harus menjalani pernikahan karena keadaan yang memaks...