Marvel sedang berkutat dengan lembaran kertas diatas mejanya. Sesekali dirinya memijit pelipis, mengerutkan keningnya lalu menghela nafasnya. Tak lupa kaca mata yang bertengger pada hidung mancungnya.
Ia mendongak kala menyadari pintu ruangannya telah dibuka seseorang. Marvin masuk tanpa mengetuk pintu. Ia langsung duduk di Sofa. Menyandarkan punggungnya pada kepala sofa.
"Darwin mana?" Tanya Marvel
"Kak Darwin? Masih berbicara dengan sekretarisnya".
Marvel menggangguk. Dirinya kembali dengan kertas menyebalkan didepannya.
"Aku sudah tahu." Ucap Marvin
Marvel mendongak, mengangkat kedua alisnya.
"Tahu soal apa?" Tanyanya bingung
"Soal pernikahan kontrakmu dengan Stevani," jawab Marvin.
Marvel mendongak, menatap tajam ke Marvin, ia melepaskan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.
"Bagaimana dirimu mengetahuinya Marvin?"
"Kak Darwin yang mengetahuinya lalu menceritakannya padaku dan Brandon.."
Marvin melirik ke arah Marvel yang nampak bingung.
"Brandon adalah teman Stevani," terangnya
"Aku tahu." Jawab Marvel.
Marvel menyandarkan punggungnya kebelakang.
"Bagaimana kalian tahu?Setahuku hanya aku dan Angga yang mengetahuinya,karena angga yang mengurus surat perjanjian itu."
Marvin tersenyum, "Ya dari Angga. Kak Darwin curiga perihal dirimu mengenalkan Stevani dadakan ke Mansion, dari situ kak Darwin diam–diam menyelidikinya." Jelas Marvin
Marvel bangkit dari kursi kebesarannya, tangannya melipat lengan kemejanya hingga siku, melonggarkan dasi yang berada di lehernya, berjalan menuju sofa dengan wajah datarnya. Ia duduk di Sofa depan Marvin.
Pintu kembali terbuka. Darwin dating dengan setelah kantor. Ia duduk di sofa berhadapan dengan Marvel..
"Ada apa memanggil kita berdua?" tanyanya.
Marvel menghembuskan nafasnya.
"Aku ingin meminta bantuan kalian," Ucapnya
Darwin menatap Marvel bingung, tapi tidak dengan Marvin yang malah tertawa kencang sampai perutnya sakit.
"Coba katakan sekali lagi kak? Minta bantuan?"
Marvel menatap tajam Marvin.
"Danie di Jakarta," ucap Marvel singkat.
Marvin menghentikan tawanya seketika, wajahnya mendadak serius. Darwin menatap kedua saudaranya yang tiba-tiba serius merasa bingung.
"Apa ada yang tidak kuketahui? Bukankah daniel adalah temanmu Vel?" Tanya Darwin
Marvel menatap ke arah Darwin, "Dulu."
Darwin semakin bingung dibuatnya, "Ada apa sebenarnya?" tanyanya
Marvin memutar bola matanya malas, "Selama ini bukankah aku selalu bilang kalau aku sama Kak Marvel sedang menyelidiki kecelakaan kak Siska dan juga gilanya Halen, tapi bukankah kau tidak percaya?"
Darwin semakin bingung, disini ia yang sama sekali tidak tahu menahu."Apa hubungannya dengan Daniel?"
Marvel bangkit dari sofanya berjalan ke meja kerjanya. Ia mengambil laptop yang berada dimejanya. Lalu, kembali lagi duduk di sofa dengan laptop yang ia letakkan tepat didepan Darwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE CONTRACT
RomansKata orang, menikahlah dengan seseorang yang mencintaimu dan yang engkau cintai. Hingga kebahagiaan dan kesejahteraan akan mengikuti setelahnya. Namun, itu tidak terjadi pada Stevani. Terpaksa ia harus menjalani pernikahan karena keadaan yang memaks...