25

10K 419 47
                                    

Hay.
Happy reading
.
.
.
⚔️⚔️⚔️
.
.

Bugh

Marvel melayangkan tinjunya ke arah Daniel dengan begitu keras. Daniel tersungkur ke lantai.

Terlihat jelas amarah Marvel dalam wajahnya yang memerah, dengan rahang yang mengeras. Matanya menatap tajam ke arah Daniel yang baru saja ia pukul dengan cukup keras.

Siapapun yang menerima pukulan Marvel akan kesakitan. Pukulan itu begitu keras mengenai rahang tegas milik Daniel.

"Marvel!! Apa yang kau lakukan?". Pekik Stevani ketika melihat amarah suaminya pada pelanggan.

Dirinya belum mengetahui laki-laki yang telah dipukul oleh Marvel adalah Daniel musuh bebuyutan Keluarga Geraldi.

Brandon seketika cengo melihat amarah dari Marvel. Aktifitasnya saat akan meracik minuman terhenti seketika. Brandon menatap kaget ke arah Marvel yang tengah tersulut emosi itu.

"Tuan tidak apa-apa? Maafkan suami saya Tuan". Ucap Stevani pada Daniel seraya membantu lelaki itu berdiri.

Marvel yang melihat adegan tersebut dengan kasar menarik tangan Stevani. cengkeraman tangan Marvel begitu kuat hingga dirinya sempat meringis kesakitan.

Marvel tidak peduli dengan itu, dirinya saat ini menatap tajam ke arah Daniel.

"Aku tidak akan pernah membiarkanmu menyentuh orang yang kucintai lagi Daniel Peterson!!! Tidak akan pernah!!". Bentak Marvel ke arah Daniel.

Seolah Stevani tiba-tiba menjadi cengo, dirinya memandang bingung ke arah Marvel.

Apa aku tidak salah dengar? Orang yang dicintainya? Siapa? Aku kah itu? batin Stevani menatap ke arah Marvel yang sedang tersulut emosi.

Daniel meringis, mengusap kasar bibirnya yang berdarah, "Benarkah? Bahkan kejadian setahun lalu saja belum kau buktikan Marvel". Ujar Daniel mengejek.

Marvel semakin mengeraskan rahangnya. Tatapan membunuh nampak jelas dalam sorot matanya. Bedebah sialan!! Pikirnya.

Marvel menarik tangan Stevani, berjalan ke arah parkiran. Membuka pintu mobil dengan kasar. Mendudukan Stevani dengan sangat kasar.

Brem

Bunyi suara Mobil Sport Marvel begitu keras. Melajukan mobil dengan cepat. Rahangnya mengeras, memukul keras setir mobil.

Stevani menunduk ketakutan. Air matanya sudah lolos sedari Marvel menarik paksa dirinya. Menangis tanpa suara begitu menyakitkan bukan?

"Ke-kenapa kau begitu marah Vel?". Cicit Stevani bergetar dan masih setia menunduk.

Marvel melirik sekilas ke arah Stevani. Melihat istrinya begitu ketakutan dirinya menghembuskan nafasnya. Mengurangi laju mobilnya lalu menepi.

Tubuhnya bergerak menghadap Stevani, "Lihat aku Van". Ucapnya dengan nada lembut.

Seolah seorang iblis yang sedang tertutup emosi menghilang seketika dan yang ada hanya perasaan tulus.

"Ku mohon lihatlah aku Van". Ucapnya lagi setelah Stevani diam mematung.

Baru pertama kali bagi Marvel mengucapkan kata 'mohon'. Hatinya begitu keras dan dingin.

Apakah Stevani berhasil mendapatkan simpati dan kasih sayang dari seorang yang berhati dingin?

Stevani perlahan mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Marvel dengan air mata yang masih mengalir, tanpa suara.

Melihat itu entah kenapa membuat dalam hati Marvel begitu sakit.

"Maafkan aku". Ucap Marvel begitu tulus.

Stevani menatap bingung ke arah Marvel. Mendengar kata langka yang keluar dari mulut pedasnya membuat dirinya heran. Setan apa yang sudan merasukinya, pikirnya.

Seperti dunia akan kiamat besok, kata maaf lolos dari dirinya. Hanya dengan seorang wanita yang dinikahinya 2 bulan yang lalu mampu membuat sisi lembut Marvel terlihat.

Greb

Marvel mendekap Stevani dalam pelukannya ketika wanita itu mengeluarkan isakan tangisnya. Dirinya tak peduli dengan kemeja yang sudah basah oleh air mata Stevani.

Tangannya dengan lembut mengusap punggung wanita itu. Mengecup pucuk kepala Stevani, memberikan kenyamanan disana.

Hayo loo kan Marvel berani peluk2 dah, uwuuu bucin lo bucinnn.
Bucinn lo bucin!!!
.
.
.
Tbc
.
.
Seyu gaes
.
.
.

Juni 05, 2020
sibluedevil
💌💌

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang