36

8.7K 378 53
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya ❤️
Happy Reading ❤️
.
.
.
.
⚔️⚔️⚔️

Mobil Marvel berhenti di Mall yang terletak di salah satu pusat Kota Jakarta.

Setelah memakirkan mobil di Basement Mall, Marvel keluar dan kembali membukakan pintu untuk Stevani.

“Sekalian kita belanja untuk keberangkatan besok”. Ucap Marvel saat tengah berjalan memasuki Store.

“Aku tidak butuh apapun, sepertinya”. Jawab Stevani. Marvel mengangguk

“Kita berangkat pukul berapa?”. Tanya Stevani

“Kamu ingin berangkat pukul berapa?”. Marvel berbalik bertanya.

“Ish, aku tanya padamu Marvel, jawab dong bukan malah balik tanya”. Decak Stevani memutar bola matanya malas.

Marvel terkekeh geli, “Kita akan menggunakan jet pribadi, jadi terserah mau berangkat pukul berapa.” Jawabnya. Stevani mengangguk sebagai jawabannya.

Mereka terus melangkah melewati beberapa toko dengan Brand ternama. Marvel yang masih senantiasa menggenggam tangan Stevani dari tadi.

Stevani juga tidak merasa risih dengan genggaman itu. Malah sepertinya ia merasa baik-baik saja dengan sikap Marvel ini.

“Itu dia”. Ucap Stevani kala melihat salah satu toko yang letaknya di ujung.

Marvel mengikuti arah pandang Stevani, lalu ia memicingkan matanya. “Kamu akan belanja disana?”. Tanya Marvel dengan menghentikan langkah mereka. Stevani mengangguk

“Di toko baju murah seperti itu? bahkan Brandnya saja tidak terkenal Van”. Protes Marvel dengan menunjuk toko kecil tersebut.

Toko yang Stevani tuju memang bukanlah toko dari Brand ternama dengan harga yang fantasti. Tapi, toko yang akan ia jadikan sebagai tempat ia membeli baju adalah toko kecil yang menyimpan baju-baju sederhana.

Selama ini walaupun ia hidup serba kecukupan tetapi ia tidak pernah membelanjakan uangnya dengan membeli barang-barang dengan harga selangit.

“Apa yang salah dengan toko itu Marvel?”. Tanya Stevani memutar bola matanya malas

“Apa yang salah? Lihatlah baju-baju disana Van, bukanlah kelas kita”. Stevani terkekeh geli.

Ia melepaskan tangannya dari genggaman Marvel. “Kita?”.

“Iya kita Stevani. Aku mampu membelikanmu baju dari brand ternama. Itu tidak akan membuatku jatuh miskin”. Ucapnya dengan nada sombong

“Kita Marvel? Untukmu saja Marvel, aku tidak butuh uangmu untuk sekedar membeli baju-bajuku”. Balas Stevani mulai meninggikan suaranya.

Lihatlah sekarang mereka menjadi pusat perhatian dari tatapan orang-orang disekitarnya. Mereka berdebat tepat didepan toko tersebut. Semoga saja salah satu karyawan atau pemilik toko tidak mendengar saat Marvel memandang rendah toko mereka.

Marvel menangkup pundak Stevani dengan kedua tangannya, “Kamu istriku Stevani, Seorang Nyonya Geraldi, sudah seharusnya semua yang kamu pakai adalah barang-barang berkelas”. Peringat Marvel dengan nada pelan tapi penuh penekanan.

Stevani melepaskan tangan Marvel pada pundaknya, “Istri? Istri kontrakmu lebih tepatnya, sudahlah jika tidak mau aku akan belanja sendiri. Kamu pulanglah”.
.
.
.
Tbc
.
.

Juni 22, 2020
sibluedevil
❤️❤️

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang