60

4.7K 222 23
                                    


Selesai makan bersama di Mansion Thomas. Marvel dan Stevani pamit pulang ke Mansion mereka. Reta mengusulkan untuk mereka menginap saja, tetapi dengan seribu alasan yang Marvel ajukan membuatnya mengalah dan membiarkan mereka pulang.

"Sayang mandilah dulu, aku ingin memeriksa berkas yang tadi dikirim oleh Angga."

Sekarang mereka sudah berada di kamar. Sejak meninggalnya Anton mereka sudah tidur bersama di kamar Marvel. Kamar Marvel terhubung langsung dengan ruang kerjanya, itu akan memudahkannya untuk keluar masuk kamar dan ruang kerjanya.

Stevani mengangguk. "Apa kamu akan lembur?"

Marvel melepaskan jacket kulitnya. "Tidak, aku hanya perlu melihatnya saja."

"Yasudah, aku mandi dulu." Stevani berjalan menuju kamar mandi.

"Van." Panggil Marvel.

Stevani menghentikan langkahnya, menoleh ke arah suaminya, "Iya?"

"Jangan ninggalin aku." Pinta Marvel dengan tatapan mata sayu.

Stevani mengangguk, "Asal kau tak menyakitiku atau berselingkuh dariku."

"Apa itu berlaku juga sebelum aku menyadari perasaanku?" tanya Marvel.

"Iya, jika kita sudah menikah," jawabnya, "apa kamu pernah berselingkuh Marvel?" tanya Stevani.

Marvel tertegun tak tahu harus menjawab apa, "Tentu tidak." Bohongnya.

Stevani tersenyum, "Syukurlah, karena selama kita menikah aku tidak menjalin hubungan dengan siapapun. Aku menghormatimu sebagai suamiku," ucapnya lalu masuk ke kamar mandi.

Marvel menjabak rambutnya sendiri. "Bodoh! Kau bodoh sekali menyakitinya!"

Penyesalan memang selalu saja datang di akhir. Seandainya saja dulu ia tidak melakukan hal bodoh bersama Tasya mungkin wanita itu tidak akan mengganggu hidupnya. Andai ia menyadari perasaannya lebih awal mungkin menyakiti istrinya adalah hal terakhir.

Saat semua keadaan membaik, saat pernikahannya seperti pernikahan pasangan yang saling mencintai, semua hampir hancur karena keegoisannya. Hanya ada penyesalan sekarang dan usaha agar istrinya tidak mengetahui kebodohannya atau ia akan kehilangannya. Bodoh satu kata yang pantas menggambarkan sosoknya sekarang.

❤❤❤

Stevani keluar kamar mandi dengan bathrobe dan rambut basah. Ia berjalan ke nakas untuk mengecek ponselnya. Sejak kemarin ia sama sekali tidak membuka WhatsApp atau Sosial media yang lain. Banyak sekali pesan masuk. Ia sesekali tersenyum saat membaca isi pesan dari Grup.

"Mereka ada-ada aja sih," gumamnya saat salah satu isi pesan di Grup.

Stevani terus membaca pesan, sampai ada 1 pesan baru masuk.

"Nomor siapa ini," gumamnya. Ia membuka pesan tersebut.

Stevani mengrenyitkan dahinya, "Foto Pria sedang tidur tenglungkup, wajahnya juga tidak kelihatan. Foto siapa sih? Lagian ini nomornya siapa juga." Dengusnya kesal.

Nomor tak dikenal mengirim pesan padanya. Seorang Pria sedang tidur terlugkup, bagian punggungnya tertutup oleh selimut tebal.

Tapi dapat terlihat jelas Pria itu tidak memakai baju terlihat bahunya yang ketara. Pertanyaan seputar siapa Pria ini dan siapa nomor yang mengirimnya.

"Sayang sudah selesai?" seru Marvel masuk dalam kamar.

Stevani meletakkan ponselnya di atas kembali dan menoleh ke arah suaminya.

"Sudah, kamu sudah?" tanya Stevani.

Marvel mengangguk, "Aku mandi tidak ya?" tanyanya manja sembari memeluk Stevani.

Stevani mengusap punggung Marvel, "Mandi gih, gerah kan pasti."

Marvel melepas pelukannya, "Kamu wangi deh." Pujinya mencubit pelan hidung istrinya

"Mandi sana deh daripada ngegombal."

Marvel menatap Stevani penuh arti, "Bikinin Dad Mom cucu yuk."

Stevani merona, "Mandi dulu sana."

"Mau tapi kan?" tanya Marvel.

Stevani mengangguk tersenyum.

"Baiklah aku mandi dulu," ucapnya dengan wajah sumringah.

Marvel berlari memasuki kamar mandi. Stevani hanya menggelengkan kepala melihat tingkah lucu suaminya itu.

Malam ini menjadi malam kedua mereka melakukan kewajibannya sebagai sepasang suami istri. Marvel berharap istrinya segera hamil agar tidak ada lagi alasan istrinya untuk pergi darinya. Ia akan terus berusaha membuat Stevani tetap disisinya. Mungkin dengan Stevani mengandung anaknya cukup buat mencegah hal itu. Ia juga berharap Tasya menyerah setelah mengetahui jika Stevani telah mengandung anaknya. Semoga saja semua berjalan sesuai rencanya.

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang