Kebahagian, mungkin...

12.6K 446 111
                                    


"Uhhhhhh." Lenguh Stevani.

Tubuhnya menggeliat diikuti dengan suara parau khas tidurnya. Matanya mengerjap menyesuaikan dengan kondisi ruangan tidurnya yang sangat cerah.

Stevani menautkan kedua alisnya heran.

"Ini adalah kabin pesawat. Apa aku sedang bermimpi?" Gumamnya. Ia mencubit lengannya.

"Aw, Ini bukan mimpi, ini sungguhan." Pekiknya, "Ini bukan mimpi." Lanjutnya.

Tangannya meraih air minum yang berada di nakas dan meminumnya hingga tadas.

"Dimana Marvel?" gumamnya

Stevani berjalan keluar dari kabin dan berjalan menuju kursi penumpang. Matanya menemukan Marvel yang tengah sibuk dengan laptop didepannya.

"Diam dan seperti itu aja sudah sangat tampan." Gumamnya lirih. Ia berjalan mendekati Marvel itu dan duduk di sebelahnya, mengintip apa yang dilakukan Marvel.

"Sudah bangun?" Tanya Marvel yang masih fokus dengan benda itu.

"Hmm." Jawab Stevani.

Marvel menutup Laptopnya dan meletakkan di meja depannya. "Lapar hm?" Tanyanya.

Stevani mengangguk dan memasang wajah imutnya.

Marvel meneka tombol disampingnya. Beberapa menit kemudian Pramugari berjalan mendekat.

"Apa ada yang dibutuhkan Tuan?" Tanya Pramugari.

Stevani menatap sinis kearah Pramugari tersebut. Kenapa Roknya pendek sekali sih? Batin Stevani yang tengah memperhatikan pakaian sang Pramugari.

"Mau pesan apa Sayang?" Tanya Marvel pada Stevani.

Stevani tengah berpikir.

"Apa ada cumi goring disini?" tanyanya.

Pramugari itu tidak memperhatikan ucapan Stevani dan malah sedang menatap Marvel.

"Istriku bertanya apa disini ada cumi goreng." Sergah Marvel.

"Ada Tuan, semua kebutuhan SeaFood istri anda sudah kami siapkan seperti yang anda minta."

"Baiklah bawakan cumi goreng, sekalian bawakan Red Wine." ucap Marvel pada Pramugari itu.

Pramugari itu menunduk dan meninggalkan mereka.

Stevani beralih menatap Marvel bingung.

"Kamu telah mempersiapkan semuanya Marvel?"

Marvel tersenyum lalu mengangguk.

"Terimakasih." Balas Stevani.

Marvel mengangguk dan mengacak rambut Stevani.

"Gemes banget sih pengen nyium deh...awww." Pekiknya saat Stevani menyubit punggungnya.

"Bercanda sayang."

Stevani mendengus, "Gak lucu ih kamu tuh."

"Gak lucu tapi bikin pipi kamu memerah sayang haha." Marvel semakin gencar menggoda Stevani.

Stevani hanya cemberut dan memalingkan wajahnya karena malu dengan kesialan pipinya yang memerah.

"Ini Tuan Nyonya makananya, silahkan dinikmati."

Pramugari itu meletakkan makanan diatas meja.

"Terimakasih." Balas Stevani dengan senyum ramah.

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang