74

4.5K 324 134
                                    


Sebuah lembaran untuk memulai kehidupan baru dan meninggalkan kehidupan yang lama. Apapun yang sudah terjadi di kehidupan sebelumnya segera lupakan agar kenangan-kenangan buruk terlupakan dan terganti dengan kenangan baru yang lebih membahagiakan.

Rumah sederhana terletak diarea perkampungan di salah satu provinsi yang berada di pulau jawa terlihat sangat bersih. Pelataran yang teduh karena ternaungi oleh pohon mangga membuat kesan sejuk diarea sekitar rumah itu. 

Kota Malang yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur memang masih terkenal dengan keasriannya.

Wajah cantik nan bersinar seorang wanita yang tengah merapikan pakaian bayi begitu terlihat damai. Merapikan baju-baju dari mahkluk kecil yang baru saja lahir mungkin adalah alasan senyum tipis sering kali tercetak disudut bibirnya. 

Suara tangis yang begitu nyaring membuatnya bangkit dan berlari menuju sebuah ruangan dalam rumah itu.

"Oh sayang anak Bunda, haus nak?" tanya wanita itu pada seorang bayi laki-laki mungil yang jelas belum bisa menjawab pertanyaannya.

Penuh kesabaran dan ketelatenan wanita itu mengangkat bayi kecil untuk dipangku olehnya. Perlahan ia melepas kancingan kemeja yang dikenakan, dan bayi kecil itu siap untuk meminum air susu yang mengalir kedalam mulutnya. Sepertinya si kecil haus, dengan mulut yang terus menghisap dan mata yang sengaja terpejam. Seulas senyum tipis terbit pada wanita itu.

"Haus sayang? Pelan-pelan nak," peringat wanita itu yang sekali lagi tidak akan dimengerti oleh si kecil.

Setelah si kecil tertidur dan di kembalikan ke tempat tidurnya, wanita itu keluar kamar untuk menyiapkan malam. Ia berjalan menuju dapur kecil yang berada dibelakang rumah, mulailah melakukan kegiatan memasak. Sepertinya akan kedatangan tamu saat melihat ia mengeluarkan banyak sekali bahan dari kulkas.

"Sudah lama sekali mereka tidak datang kemari," gumamnya, "bahkan sejak aku melahirkan mereka tidak pernah kemari, untung Dokter Annisa membantuku dengan begitu baik," lanjut wanita itu dengan ekspresi kesal.

Satu jam lamanya ia berkutat dengan alat-alat dan bahan yang berada didapur, makanan siap. Wanita itu menata semua makanan dengan rapi diatas meja makan, berjalan kembali kedalam kamar duduk di pinggiran menatap penuh arti pada si kecil yang terpejam begitu rapat.

"Alister Stevell Sanjaya, tumbuhlah jadi seorang pria yang menjaga dan melindungi wanita dengan tulus, mencintainya tanpa berniat untuk menyakitinya," ucapannya terjeda, air bening lolos dari mata biru cantiknya.

"Jadilah seorang pria tangguh yang akan melindungi Bunda hm?" lanjutnya dengan senyum getir.

Perlahan jemarinya terangkat, membelai lembut pipi kemerahan si kecil yang sedang berada dialam bawah sadar. Suara ketukan pintu menyadarkannya, dengan cepat ia menghapus air bening dan beranjak keluar kamar. Tamu yang sudah ia masakan banyak makanan telah datang.

"Hay, apa terlambat?" sapa pria setelah pintu terbuka.

"Tidak," jawabnya dengan senyum, "Masuklah," persilahkannya.

"Kak Vani terlihat semakin cantik setelah melahirkan," puji salah seorang pria yang sudah duduk di kursi.

Wanita itu tersenyum tipis sembari meletakkan 2 gelas air putih dimeja, lalu duduk didepan 2 pria itu. "Kamu masih sama Vin, masih suka gombal,"

Tiga orang yang saat ini berada dalam 1 ruang dalam sebuah rumah sederhana adalah Stevani, Darwin dan Marvin. 2 pria bersaudara itu datang setelah 4 bulan tidak mengunjungi Stevani. Itu semua mereka lakukan tentunya ada sebuah alasan didalamnya.

Stevani memang lebih cantik setelah melahirkan putra pertamanya. Menurut orang jaman dulu, aura seorang wanita akan semakin terlihat cantik setelah melahirkan anak pertama. Itu terbukti dengan kecantikan Stevani saat ini. Si kecil membuat Bundanya menjadi lebih cantik bukan?

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang