Entah akan percaya atau tidak, mungkin ini terlihat seperti sebuah kemustahilan yang tak berdasar. Mungkin ini terlihat berlebihan atau omong kosong dari sebuah imajinasi tak bertepi. Hal yang mungkin tidak mampu menembus akal manusia akan nampak begitu mudah saat Tuhan sang pemilik langit dan bumi segala isi telah berkehendak.
"Pagi Mom," sapa Marvel saat masuk dalam ruang makan.
Reta tengah memasak dibantu oleh Asisten Rumah Tangga, "Pagi sayang," balas Reta.
Marvel menarik salah satu kursi, "Kenapa 3 hari ini aku tidak melihat batang hidung kedua saudaraku Mom?" tanyanya.
Reta melirik ke arah asistennya yang sibuk mencuci peralatan dapur, "Marvin dan Darwin?"
"Iyalah Mom, siapa lagi saudaraku kalau tidak mereka berdua," jawab Marvel.
"Oh, mereka ada di Malang," jawab Reta seadanya.
Marvel menoleh ke arah Reta, "Malang? Ada apa mereka ke Malang?" tanyanya.
"Teman mereka ada yang melahirkan makanya mereka kesana untuk mengunjungi," jawab Reta bohong. Tentu wanita paruh baya itu tahu kemana kedua putranya pergi.
Marvel manggut-manggut percaya begitu saja dengan alasan Reta. Memang dasarannya pria itu masa bodo dengan urusan kedua saudaranya. "Dad sudah bangun Mom?" tanyanya.
"Sudah nak, mungkin sedang mandi sekarang," jawab Reta,
"Bolehkah Mom bertanya padamu?" tanyanya seraya meletakkan wadah berisi nasi.
"Boleh Mom, mau tanya apa Mom?"
"Bagaimana tentang keberadaan Stevani nak?" tanya Reta dengan hati-hati.
Mimik muka Marvel mendadak muram saat mendengar nama Stevani disebut. Ia terdiam tidak menjawab pertanyaan Reta dan membuat wanita itu menghela nafas menunjukkan raut wajah sedih.
"Masih belum ada kabar?" tanya Reta kembali.
Marvel menggelengkan kepalanya, "Entahlah Mom, aku sudah mencarinya di seluruh Jerman tapi tidak ada tanda-tanda bahwa dia ada disana,"
"Jerman? Kenapa kamu mencarinya disana nak?" tanya Reta heran.
Selama ini baik Reta maupun Thomas tidak mengetahui dimana saja putra kedua mereka mencari Stevani, menantunya. Marvel begitu tertutup dengan pencarian dari Stevani, itu yang membuatnya terlambat mengetahui bahwa 2 pria yang menjadi saudaranya telah mengetahui keberadaan wanita itu. Anggap saja Marvel menjadi sedikit bodoh.
"Stevani mengatakan bahwa ia akan pergi menemui tante Monica Mom," jawab Marvel lesu.
Reta mengembuskan napasnya, "Jadi kamu selama ini mencarinya disana?" tanyanya.
Marvel mengangguk.
"Apa karena seorang wanita saja membuatmu menjadi pria bodoh?" suara barinton menyela obrolan mereka.
Reta menoleh ke sumber suara, "Thomas,"
Thomas berjalan mendekat kearah istrinya, mencium pucuk kepala wanita itu lalu mengulas senyum untuknya. Pasangan tua yang masih bisa seromantis ini hanyalah mereka, bahkan untuk menujukkan keromantisan itu mereka tidak akan malu didepan ketiga putranya.
"Apakah tidak bisa romantisan hanya di kamar saja hm?" eluh Marvel mencebikkan bibirnya.
Mendengar suara Marvel membuat Thomas menoleh menatap tajam wajah putranya itu. Marvel menautkan kedua alisnya terheran dengan tatapan dari Pria yang dipanggilnya Dad itu.
"Pergilah ke Kota Malang," suruh Thomas bersamaan dengan tertariknya kursi.
"Maksudnya?" tanya Marvel bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE CONTRACT
RomantizmKata orang, menikahlah dengan seseorang yang mencintaimu dan yang engkau cintai. Hingga kebahagiaan dan kesejahteraan akan mengikuti setelahnya. Namun, itu tidak terjadi pada Stevani. Terpaksa ia harus menjalani pernikahan karena keadaan yang memaks...