26

10.1K 421 80
                                    

Hay gais.
Apa kabar kalian??
Masa Pandemi gini paling enak baca novel sambil rebahan, wifi lancar camilan tersedia.
Surga Dunia wkwk
Happy Reading
Maafin kalau ada typo2 ya :')
.
.
.

⚔️⚔️⚔️
.

Greb

Marvel mendekap Stevani dalam pelukannya ketika wanita itu mengeluarkan isakan tangisnya. Dirinya tak peduli dengan kemeja yang sudah basah oleh air mata Stevani.

Tangannya dengan lembut mengusap punggung wanita itu. Mengecup pucuk kepala Stevani, memberikan kenyamanan disana.

Stevani merasa sangat nyaman berada didada bidang Marvel. Tidak peduli dengan sisi amarah Marvel.

Isakan kerasnya mereda seiring dengan perlakuan Marvel yang menenangkannya.

Marvel melepaskan pelukannya, memegang kedua pundak Stevani. Menatap begitu lekat ke arah Stevani. Stevani membalas tatapan Marvel dengan mata sembabnya.

Marvel mengusap lembut air mata yang membasahi pipi mulus nan putih Stevani.

"Berhentilah menangis, maafkan aku telah mengkasarimu, aku hanya merasa begitu marah dengan Daniel karena telah mendekatimu". Ucapnya Lembut.

Ohh seperti tersambar petir disiang bolong. Apa yang salah dengan diri Marvel? Langka! Benar-benar langka hingga Marvel meminta maaf kepada seorang Wanita selain Mom-nya.

Stevani menatap Marvel dengan tatapan heran. Pasalnya Pria didepannya itu adalah Pria yang kejam menurutnya. Aneh rasanya jika Pria itu meminta maaf.

Stevani hanya memandangi tatapan teduh mata Marvel. Tak ada lagi amarah dalam matanya, yang ada hanya penyesalan karena sudah bersikap kasar pada wanitanya.

"Van". Panggil Marvel tatkala Stevani seperti enggan bersuara.

Stevani mengalihkan pandangannya kearah lain sebelum akhirnya bersuara.

"Jadi lelaki tadi sungguh bernama Daniel?". Tanyanya lalu mengedarkan matanya ke arah Marvel untuk meminta jawaban.

Marvel mengangguk dan tersenyum tipis tapi begitu tulus. Tidak pernah dirinya tersenyum begitu tulus selain pada Mom-nya dan Siska orang yang dicintainya dan Tunangan kakaknya yang sudah meninggal.

"Maafkan aku telah mengasarimu tadi, hm?". Ucap Marvel sekali lagi. Stevani tersenyum lalu mengangguk.

"Aku akan melindungimu, aku tidak akan kehilangan seseorang lagi, aku akan melindungi bahkan jika nyawaku menjadi taruhannya Van". Lanjutnya dengan begitu tegas tanpa ada keraguan didalamnya.

Ya, tentu kalian tau siapa yang di seseorang oleh Marvel. Siska, perempuan yang telah tiada itu pernah menjadi Ratu di hati dingin Marvel. Perempuan yang telah menjadi Tunangan Kakaknya. Yang membuatnya harus menjauh sebentar untuk menenangkan hatinya.

Dirinya telah kehilangan perempuan itu. Lantas sekarang tak akan kehilangan siapapun, bahkan jika nyawanya taruhannya. Miliknya akan tetap menjadi miliknya. Sampai kapanpun!

Stevani yang mendengar kalimat tersebut, mencoba menatap lekat ke dalam bola mata Marvel.

Mencari kebohongan disetiap kata yang terucap tapi nihil. Semua kalimat yang diucapkannya adalah kenyataan dan penuh ketulusan.

"Kenapa?". Tanya Stevani setelah beberapa saat terdiam.

Marvel menghembuskan nafasnya, mengatur detak jantung yang sedari dirinya memeluk wanita itu sudah berdetak begitu hebat.

Semoga wanita itu tidak mendengarnya. Sungguh memalukan jika dirinya mendengar.

"Aku tidak tau sejak kapan ini Van, mungkin sebulan yang lalu atau entahlah, tapi aku begitu takut kehilanganmu, aku sangat marah ketika melihatmu bersama pria lain. Selama 2 bulan aku mengawasimu lewat Vian. Aku mengetahui segala hal yang kau lakukan Van. Itu membuatku begitu marah..". Marvel menghembuskan nafasnya kembali.

Lalu melanjutkan ucapannya, "Maaf sudah mengawasimu selama ini, awalnya aku tidak mengetahui kenapa aku begitu kepadamu. Tapi setelah melihatmu diganggu oleh Daniel, aku yakin bahwa aku sudah jatuh cinta padamu van". Stevani membulatkan matanya dengan
sempurnya.

Seperti tertimpa Meteor tepat di atas tubuhnya. Stevani menelah ludahnya sendiri mendengar ucapan Pria di depannya.

Oh Tuhan? Benarkah jatuh Cinta padanya?

Stevani menarik nafas lalu menghembuskannya pelan.

"Lalu kenapa kamu begitu kasar dan kejam pasca kita menikah?". Tanya Stevani tiba-tiba dengan lembut. Dirinya mencoba mengontrol detak jantung dan perasaannya yang berkecamuk.

"Aku begitu bodoh saat itu Van. Aku belum menyadari perasaanku kepadamu. Hingga aku berbuat begitu kejam kepadamu. Apa begitu menyakitkan?". Stevani memutar bola matanya jengah,

"Bodoh!! Kau pikir aku tidak mempunyai perasaan? Lalu dengan kamu bersikap kejam aku akan biasa saja?". Jawab Stevani dengan nada kesal.

Oh Tuhan. Demi dewi purnama disiang bolong. Perempuan mana sih yang tak sakit hati bila di perlakukan seperi itu? Diberikan perjanjian Oh Tuhan Ayolah Marvel. Stevani bukan robot yang tak memiliki rasa.

Sekarang, dimana surat perjanjian itu?

Marvel tersenyum, mencubit ujung hidung Stevani. "Ais sakit tau". Protes Stevani

Marvel terkekeh melihat tingkah Stevani. keadaan membaik setelah pengakuannya.

Stevani tak lagi menangis seperti tadi. Melegakan bukan? Melegakan tapi dalam dirinya sangat gusar. Kenapa perasaannya tiba-tiba tak enak setelah semua ucapan Pria itu.

Beberapa detik kemudian suara hening. Marvel mengedarkan pandangannya ke depan dan Stevani menatap ke luar jendela. Suasananya menjadi sedikit canggung bukan?

Marvel mengetuk-ngetukkan jarinya di setir mobil. Setelah beberapa ketukan dirinya menoleh ke arah wanita di sampingnya.

"Van?". Panggil Marvel lembut

"Hmm". Jawab Stevani menoleh ke sumber suara yang memanggilnya

"Apa kamu mencintaiku?". Tanya Marvel.

Oh Tuhan!!
Tuhan!!!
.
.
.
Tbc
.
.
Seyu
.


.

Hay.
Terimakasih banget udah baca ceritaku hehe.
Dan makasih banget buat kalian yang sudah ikutan GA ku d chapter 15.
Doakan aku ya semoga bisa sampek tamat hehe.
.
.
Aku ga bisa sebutin satu persatu yg udah dukung aku dengan vote,komen,follow.
Makasih banget.
Kalian bener-bener support system bagiku.
.
Selamat untuk @Ree_Rapunzel sama @Mydwt (lupa) hehe
Selamat kalian dpt hadiah ga seberapa dariku.
.
Sampai jumpa..
.
.

Juni 06, 2020
sibluedevil
💌💌💌

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang