Happy Reading
Vote jan lupa ya.
.
.
.
⚔️⚔️⚔️
.Stevani melepaskan tangan Marvel pada pundaknya, “Istri? Istri kontrakmu lebih tepatnya, sudahlah jika tidak mau aku akan belanja sendiri. Kamu pulanglah”.
Belum sempat melangkah lebih jauh, lengannya sudah di cekal oleh Marvel. Kilatan emosi tergambar jelas dalam sorot matanya.
“Lepaskan tanganku Marvel!”. Teriak Stevani dengan memukul-mukul tangan Marvel yang menarik lengannya.
“Sakit Marvel lepasin!”. Ringis Stevani saat Marvel semakin menguatkan cengkramannya.
Ia tidak peduli dengan teriakan demi m teriakan yang keluar dari wanita yang ditariknya. Ia tetap lurus kedepan tengan rahang yang mengeras. Entah apa
yang membuatnya sedemikian marah.“Aww!”. Rintik Stevani saat ia dipaksa masuk dalam mobil hingga tanpa sengaja kepalanya sedikit terbentur pintu yang membuatnya merintih sakit dan memegang kepalanya.
Marvel berhenti sebentar dan menatap Stevani sesaat sebelum menutup pintu dan masuk dalam kursi pengemudi.
Marvel melirik ke arah Stevani yang tengah mengusap lengannya yang memerah akibat cengkraman tangannya.
“Pakai sealbealt-mu”. Ucap Marvel dingin.
Stevani mendengus kesal, “Ada apa denganmu sih? Dikit-dikit bersikap manis lalu kasar seperti tadi”. Eluh Stevani yang tengah menatap ke arah Marvel meminta sebuah penjelasan.
Marvel hanya diam menatap lurus kedepan. Ia menjalankan mobilnya tanpa mau membalas pertanyaan Stevani.
“Lihatlah aku Marvel dan jawab. Kenapa dirimu seperti itu?”. Stevani kembali bersuara. Marvel tetap diam. Hingga...
“MARVEL!! JIKA KAMU TIDAK MAU MENJAWAB AKU AKAN TURUN DARI MOBIL INI SEKARANG!!”. Teriak Stevani yang mencoba mengancam Marvel.
“Silahkan”. Jawabnya dingin tanpa menoleh ke arah Stevani. apa yang membuatnya begitu marah?
Mata Stevani mulai berkaca-kaca,
“Baik”. Ucapnya lalu berbalik ke arah pintu dan memegang gagangnya.“Coba saja berani keluar dari Mobil”. Ancam Marvel Stevani berbalik ke arah Marvel kembali.
“Lihatlah! Inilah dirimu Vel, seseorang yang plin-plan. Kau tahu kenapa aku menyebutmu plin-plan? Tiba-tiba bersikap manis lalu bersikap kejam. Sama seperti saat dirimu mengenalkanku kepada keluargamu dan kejadian hari ini. Apa sekarang kamu akan mempermainkanku huh?”. Cecar Stevani dengan emosi yang sudah ia tahan sedari tadi.
“Awwhh”. Pekik Stevani ketika tubuhnya menubruk pintu akibat Marvel memutar setir mobil terlalu kencang.
Marvel menghentikan mobilnya di pinggir jalan, nafasnya berburu tanda bahwa sekarang kepalanya sungguh panas akibat cecaran dari Stevani.
Tangannya mencengkram kuat setir mobil, matanya menatap lurus kedepan. Rahangnya bertambah keras, ia memejamkan matanya sesaat lalu melonggarkan cengkraman tangannya pada setir mobil.
“Kau gila? Ingin membunuhku huh?”. Bentak Stevani.
Amarahnya juga tak kalah hebat setelah apa yang dilakukan baru saja yang membuat tubuhnya menabrak pintu.
Marvel menoleh ke arah Stevani, keduanya saling menatap dengan tatapan tajam. Menyimpan amarahnya masing-masing dan siap untuk melepaskannya.
Marvel menghembuskan nafasnya, “Tak bisakah sedikit saja melihat bahwa aku saat ini sedang mempedulikanmu Van?”. Tanya Marvel dengan nada rendah.
Diluar dugaan, Marvel yang tadi seperti akan marah sejadi-jadinya pada Stevani kini bertanya dengan nada cukup rendah.
“Apa maksudmu?”. Tanya Stevani bingung.
“Tuhan...Aku bersikap seperti ini, bersikap seperti tadi karena aku ingin menunjukkan bahwa aku mencintaimu, aku peduli dengan segala yang ada dirimu, aku peduli dengan yang kau kenakan, aku ingin menyenangkanmu karena aku tahu selama ini aku sudah menyakitimu Van”. Terang Marvel dengan nada frustasi.
“Aku tidak peduli Marvel, tubuhku adalah otoritasku. Jadi terserah aku mau pakai apa saja, lagian aku juga tidah bu----“. Ucap Stevani terhenti ketika dengan sigap Marvel menyatukan bibirnya ke bibir Stevani.
Mata stevani terbelalak karena kaget dengan sentuhan ciuman dadakan Marvel, dirinya memukul keras dada Marvel, memberontak tapi sayang tenaganya tak ada apa-apanya.
Perlahan Stevani menyerah dan pasrah dengan ciuman rakus dan kasar dari Marvel. Marvel melepas pagutannya, nafas keduanya terengah karena telah kehabisan pasokan oksigen.
Marvel menyatukan dahinya ke dahi Stevani, nafasnya sangat tak beraturan. Matanya menatap dalam ke manik Stevani, kedua saling menatap dan sama-sama menetralkan detak jantungnya.
Jemari tangan Marvel terulur untuk mengusap lembut bibir Stevani yang mulai membengkak akibat ciuman kasarnya tadi.
“Berhenti menentangku Van, aku tidak suka itu”. Ucapnya
Stevani berdecak, “Ck! Lalu apa kamu akan membuatku kehabisan oksigen seperti ini?”. Ucapnya sambil mendorong dada Marvel untuk menjauh.
Marvel menatap bingung kearah Stevani yang tengah cemberut itu, “Apa tidak masalah aku menciummu?, emmm maksudku kita berciuman seperti tadi”. Tanya Marvel vulgar.
Stevani memutar bola matanya jengah lalu menghadap kembali ke Marvel, “Ku pikir tidak masalah, karena kita suami istri. Tapi aku sangat tidak menyukai ciuman kasarmu seperti tadi. Kamu sungguh membu----“. Perkataannya kembali terpotong kala Marvel sudah membungkam mulutnya dengan bibir miliknya. Beda dengan yang sebelumnya, ciuman ini begitu lembut.
.
.
.
Tbc.
.
.
.Hayo loo mereka ciuman 2x gais di dalam mobil 🤣🤣🤣
Lanjut ga nih lanjut ga haha
Komen ya lanjut apa ga hehe 🤣
.
.
.
Oh ya kalian gaada penasaran gitu sama aku 🤣🤣Juni 23, 2020
sibluedevil
🌺🌺🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE CONTRACT
RomanceKata orang, menikahlah dengan seseorang yang mencintaimu dan yang engkau cintai. Hingga kebahagiaan dan kesejahteraan akan mengikuti setelahnya. Namun, itu tidak terjadi pada Stevani. Terpaksa ia harus menjalani pernikahan karena keadaan yang memaks...