67

5.6K 346 267
                                    

Marvel berdiri didepan pintu kamar Stevani. Hari ini Marvel memutuskan untuk pulang terlebih dahulu karena sudah ada janji dengan Stevani untuk memberikannya waktu luang. Pria itu sudah berpakaian santai dan siap untuk berbicara dengan istrinya. 

Sejak pulang dari kantor ia tidak melihat istrinya sama sekali bahkan Mansion begitu sepi. Marvel yakin istrinya ada dirumah karena tadi saat baru sampai Mansion ia melihat Vian sedang mengobrol dengan bodyguard yang lain.

"Vani..." panggil Marvel mengetuk pintu kamar. Tidak ada panggilan.

"Sayang, katanya mau bicara." Panggil Marvel kembali. Wajahnya mulai khawatir.

Marvel terus mengetuk pintu dan memanggil istrinya berkali. Karena jengah Marvel memutuskan untuk menarik knop pintu. Saat menarik knop pintu ternyata pintu tidak dikunci. Marvel mengrenyitkan dahinya. Ia perlahan membuka pintu, kamar begitu gelap. Marvel meraba dinding sebelah pintu dan menyalakan lampu.

Marvel tertegun saat mengetahui bahwa didalam tidak ada Stevani. Ia melangkah ke kamar mandi dengan cepat bahkan terlihat sedikit berlari. "Sayang." Panggil Marvel membuka pintu kamar mandi. Kosong tidak ada siapapun.

Langkahnya tertuju pada lemari besar di samping meja rias dengan wajah khawatir. Ia takut jika Stevani sudah meninggalkan dirinya. Ekspresinya berubah saat lemari itu sudah terbuka, baju Stevani masih lengkap bahkan tas besar milik wanita itu juga masih didalam.

"Syukurlah." Ucap Marvel menghembuskan nafasnya. Ia menutup kembali pintu lemari itu dan berbalik hendak keluar. Namun, matanya tak sengaja melihat amplop cokelat di atas meja rias dan memo diatasnya. Marvel berjalan mendekati meja rias Stevani, ia mengambil memo itu dan membacanya.

To Marvel :

Aku rasa pernikahan kontrak kita akan selesai dalam beberapa bulan kedepan.

Jadi, aku memutuskan untuk menata kehidupanku mulai dari sekarang.

Di amplop itu ada surat pernikahan kontrak kita.

Dan juga, aku sudah tahu perihal kamu yang tinggal bersama dengan Tasya.

Kembalilah padanya, aku akan baik-baik saja.

Maaf baru sekarang aku mengatakannya.

Aku mencintaimu sejak dulu.

Ini ada surat cerai, aku sudah tanda tangan.

Kembalilah pada Tasya, dia sangat mencintaimu.

Stevani,

Marvel menggretakkan giginya. Ia berlari keluar dan menutup pintu kamar Stevani begitu keras. Hanya membaca note yang ditinggalkan Stevani membuatnya tidak ingin tahu isi amplop cokelat itu. Marvel mencari Vian keseluruh penjuru Mansionnya. Pria yang diberikan tanggung jawab menjaga Stevani harus menjelaskan ini semua.

Pukulan keras mendarat di wajah Vian. Bertubih-tubi pukulan diberikan Marvel pada bodyguard yang selama ini selalu diandalkan olehnya. Para Bodyguard lainnya hanya bisa melihat saat temannya di pukuli oleh Marvel. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain melihatnya atau mereka akan kehilangan pekerjaan. Vian tidak sempat melawan Marvel karena Tuannya itu terus menerus memberikannya tinjuan hingga wajahnya babak belur.

Marvel menghentikan pukulannya, nafasnya memburu menatap penuh kemarahan kea rah Vian. "Dimana Stevani!" bentak Marvel.

"Nyonya ada di kamarnya Tuan," jawab Vian terbata.

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang