24

10.1K 376 33
                                    

Maaf jika typo bertebaran
Happy reading
.
.
.
⚔️⚔️⚔️
.
.

“Sepertinya kau akan segera memperketat penjagaanmu Vel”. Ucapnya membuat Marvel semakin bingung dibuatnya.

“Janganlah berbeli-belit Ngga, aku paling tidak suka kau pasti tau itu”. ujar Marvel sembari menggaruk pelipisnya pelan.

Memang Marvel merupakan orang yang tidak suka basa-basi atau membuat teka-teki. Dirinya termasuk orang yang to the poin.

“Daniel sudah berada di Jakarta saat ini”. Pernyataan Angga membuat dirinya sontak kaget.

“Apa maksudmu??? Bisa lebih kau jelaskan?”. Desak Marvel

“Daniel langsung terbang ke Indo setelah mendengar kabar bahwa kau sudah menikah Vel, kau pasti tau maksudku bukan? Tidak mungkin kau akan membiarkan orang yang kau cintai dicelakai oleh musuh bebuyutan keluarga mu!”. Jelas Angga menatap Marvel yang nampak mulai menahan amarahnya.

WAIT!!! Angga baru saja mengatakan wanita yang kau cintai. Apa saat ini Marvel sudah jatuh cinta dengan Stevani? mungkinkah?

“Aku tidak mengerti maksudmu. Siapa wanita yang ku cintai”. Tanyanya

Angga terkikih dengan perkataan terlontar dari Marvel, “Jadi sekarang dirimu belum mencintai Stevani istrimu?”. Tanya Angga dengan nada sedikit mengejek.

Marvel menatap tajam ke arah Angga, dirinya memilih untuk tidak menjawab pertanyaan tersebut. Dirinya bahkan saat ini sangat bingung dengan isi hatinya. Melihat Stevani bersikap dingin padanya membuat dalam diri Marvel merasa sakit. Tapi entahlah.

“Sudahlah, apa kau mau kejadian yang menimpa Siska akan terulang dan menimpa istrimu Vel?”. Lanjut Angga dengan nada serius.

Kejadian apa sebenernya yang menimpa Siska.

Tanpa menjawab pertanyaan Angga, Marvel mengeluarkan benda pipih panjang dari saku celananya. Setelah beberapa detik sibuk dengan benda pipih tersebut lalu mendekatkan ke telinganya. Dan berbicara dengan seseorang di seberang sana.

“Hallo Vian? Kau dimana?”. Tanyanya tanpa basa-basi.

“.....”

“Dimana Stevani? Apakah ada dirumah?”.

“....”

“Baiklah! Awasi dia sekarang, sampai lecet kau yang akan bertanggung jawab, mengerti?”.

Tut tut tut

Belum sempat vian menjawab dirinya sudah terlebih dahulu menutup ponselnya.

“Yakin belum mencintai Stevani?”. Tanya Angga tanpa basa-basi. Marvel menatap tajam ke arah Angga tanpa menjawab.

Bagaimana bisa Marvel menjawabnya Dirinya saja bingung dengan apa yang dirasakan sekarang olehnya. Entah perasaan peduli karena Stevani sudah tidak memiliki siapapun atau perasaan yang lebih dari itu.

Apa aku mencintai Stevani? benarkah Aku pun belum memastikannya. Batin Marvel yang berpaling memandang lurus ke arah jendela.

****

Bar XX

“Apa yang anda pesan Tuan?”. Tawar Stevani pada salah satu pelanggannya.

Pelanggannya seorang laki-laki. Laki-laki yang memiliki wajah tampan dan sedikit memiliki kumis. Menambahkan kesan mainly.

“Vodka”. Suara serak menjawabnya

“Tunggu sebentar Tuan”. Balas Stevani dengan tersenyum ramah.

Pria itu menatap lekat ke arah Stevani tanpa mengedipkan matanya. Tatapan memuja begitu nampak pada pria itu.

“Apa ada lagi yang anda pesan Tuan?”. Tanya Brandon untuk mengalihkan tatapan memujanya kepada sahabatnya tersebut.

Brandon sedari tadi menyadari bahwa pria didepannya terpikat akan pesona Stevani.

“Tidak Ada sepertinya”. Jawab Pria itu tanpa mengalihkan tatapannya.

Stevani yang sudah selesai meracik minuman dan menyodorkannya kepada Pria tersebut tiba-tiba menjadi sedikit risih. Tatapannya begitu menjijikan bagi Stevani.

Berbeda dengan tatapan yang diberikan Marvel padanya atau laki-laki yang sering menyatakan cinta padanya. Tatapan tersebut bagi dirinya seperti tatapan pada seorang jalang.

Sorot matanya seolah menatap dirinya yang sedang bertelanjang. Ihhhh jijik banget sih itu. astaga siapa lelaki ini sebenarnya?

“Siapa namamu?”. Tanya Pria tersebut lalu beralih meneguk vodka didepannya.

Sangat tampan bahkan ketika meneguk vodka tersebut. Fakta bahwa laki-laki tersebut tampan.

Rahang tegas dengan rambut halus disekitarnya menambah kesan mainly.

Stevani melirik ke arah Brandon untuk meminta persetujuan sahabatnya. Karena kalau ada apa-apa pasti sahabatnya akan melindunginya.

Seolah mengerti dengan lirikan Stevani, dirinya mengangguk dengan wajah datar. Seperti mengatakan, “Jawab saja, ada aku”.

“Stevani”. jawab Stevani sembari me-lap gelas-gelas yang ada didepannya.

Pria itu mengangguk dan terfokus dengan vodka didepannya. Stevani merasa lega setelah pria itu tidak menanyakan hal-hal aneh padanya.

Hal-hal aneh apa yang dipikirkan Stevani? apa seperti kamu tinggal dimana? Sudah punya pasangan belum Boleh meminta kontak teleponnya? Jika benar Pria tersebut menanyakan semua itu maka dirinya akan kebingungan mau menjawab apa.

Disisi lain di ujung Bar


“Hallo Tuan, ini Vian”. Ucap Vian pada benda pipih yang menempel di telinganya.

Vian memang sedang mengikuti Stevani kemanapun wanita itu pergi. Semua itu atas permintaan Marvel, Tuannya.

“Tuan Daniel sedang berada di Bar milik Nyonya Tuan”. Lanjutnya sedikit ragu. Ada ketakutan ketika Vian mengatakan itu.

Daniel? Apa laki-laki yang yang sedari menatap Stevani dengan tatapan memuja adalah Daniel? Benarkah jika Daniel akan menargetkan Stevani saat ini?

“.......” Vian menelan salivanya ketika mendengar jawaban Tuannya.

“Baik Tuan, saya akan tetap disini sampai Tuan datang”.

Tut tut tut


Panggilan terputus


*****

“Arrrrghhhh SIAL!!! Aku akan melindungimu Van, aku akan melindungimu, aku tidak akan kehilanganmu seperti aku kehilangan Dia!!”. Geram Marvel memukul setir Mobilnya. Mobil Sportnya semakin cepat membelah jalanan menuju Bar.
.
.
.
Tbc
.
.
Nyambung ga sih?
See you.
.
.

Juni 05, 2020
sibluedevil
💌💌

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang