35

8.5K 381 57
                                    

Happy Reading
Jan lupa Vote Komen ya :')
.
...
.
.
.
⚔️⚔️

Marvel melepaskan tangan yang melingkar pada pinggang Stevani. Ia berjalan ke arah kursi penumpang dan membuka pintu.

“Masuklah”. Titahnya pada Stevani.

Stevani terheran melihat sikap Pria didepannya ini. Ia bersikap layaknya menjadi Pria yang sangat mencintai wanitanya hingga membukakan pintu dan mempersilahkan untuk masuk.

Stevani terkekeh sambil berjalan ke arah Marvel, “Kerasukan apa sih hm? Jadi manis gini”. Candanya lalu masuk ke kursi penumpang. Marvel menutup pintu dengan senyum yang tak bisa di tahannya.

“Mau makan dimana?”. Tanya Stevani yang tengah memasang sealbealtnya saat Marvel mulai menyalakan mesin mobil.

“Nanti juga tahu”. Jawab Marvel menoleh ke arahnya dan tersenyum sekilas. Perlahan mobilnya mulai bergerak dan meninggalkan Perusahaan tersebut.

****

Setelah perjalanan selama kurang lebih 30 menit, mobil Marvel tiba di restoran mewah bergaya Eropa. Hanya untuk makan siang ia mengajak Stevani ke restoren semewah ini.

“Apa tidak terlalu berlebihan hanya untuk makan siang Vel?”. Tanya Stevani saat mobil sudah terpakir.

“Aku sudah memesannya untuk nanti malam, tapi sepertinya siang juga tidak masalah”.  Ucapnya seraya melepaskan Sealbealtnya.

“Tunggu disini dulu”. Lanjutnya lalu keluar dari mobil dan mengitarinya.

“Ayo”. Ucap Marvel ketika pintu penumpang telah dibuka olehnya. Stevani turun dari mobil dan berdecak kagum pada restoran bergaya eropa itu.

“Tutup mulutmu sebelum air liurmu keluar Van, ayo”. Goda Marvel saat melihat Stevani melebarkan mulutnya karena kagum.

Tangan marvel kembali melingkar posesif pada pinggang Stevani, mereka berjalan beriringan ketika mulai masuk Restaurant.

Stevani terus dibuat kagum oleh desain restoran yang ia kunjungi saat ini. Sepertinya baru kali ini ia pergi ke Restaurant semewah ini selama ia hidup. Orang tuanya selalu mengajaknya ke restaurant Seafood di daerah dekat rumahnya.

“Selamat siang Tuan Nyonya”. Sambut salah satu pelayan yang berdiri di Loby restaurant. Marvel hanya tersenyum tipis.

“Reservasi atas nama siapa Tuan?”. Tanya pelayan itu

“Marvel Geraldi”. Jawab Marvel singkat dan dingin. Stevani tersenyum pada pelayan itu.

”Baik Tuan mari saya antar”. Balas pelayan itu lalu mulai berjalan mendahului untuk menunjukkan ruangan yang sudah dipesan oleh Marvel

Kenapa sampai diantar sih? Batin Stevani

Mereka sampai di ruang VIP di Restaurant. Marvel memang sengaja memesan ruangan VIP untuk acara makan mereka yang rencananya nanti malam yang diganti dengan makan siang.

Ruangan desain interior bernuansa putih dengan jendela besar yang langsung menuju ke halaman belakang restaurant yang di tumbuhi bunga-bunga nan indah.

Marvel menarik salah satu kursi, “Duduklah”. Pintanya pada Stevani

“Wowwww...ini adalah sesuatu yang luar biasa bukan? Seorang Marvel menarik kursi untukku”. Kekehnya sembari duduk di kursi tersebut. Marvel mengitari meja tersebut dan duduk di depan Stevani.

“Silahkan Tuan Nyonya ini Menu kami”. Ucap Waiters dengan menyodorkan List Menu pada mereka.

“Pilih makanan sesukamu”. Ucap Marvel

Stevani tengan membolak-balikkan list menu depannya, sesekali matanya melotot karena harga yang tertera pada list menu membuatnya sedikit tak percaya. Marvel hanya terkekeh melihat tingkahnya.

“Sudah?”. Tanya Marvel

“Samakan saja denganmu”. Jawabnya menutup list menu.

Mana mungkin ia bisa memilih makanan yang namanya saja terlihat asing. Dan lagi harga fantastis itu. Jadi biarkan Pria didepannya yang memesan makanan untuk mereka.

Pizza Al Taglio 2 Limoncello 2”. Pesan Marvel pada Waiters.

“Baik Tuan Nyonya silahkan ditunggu”. Ucap Waiters itu lalu pergi dari hadapan mereka.

Suasana menjadi hening sesudah Waiters meninggalkan ruangan tersebut. Baik Marvel ataupun Stevani tengah sibuk dengan benda pipih yang dipegang masing-masing.

Marvel meletakkan ponselnya, lalu menatap kearah Stevani yang sedang asyik berselancar didunia maya.

“Besok kita berangkat ke Jerman”. Ucapnya setelah itu.

Stevani mendongak, “Bukankah masih beberapa hari lagi?”. Tanyanya heran

Marvel melipat lengan kemejanya hingga siku, “Secepatnya lebih baik bukan Van Sekalian kita Honeymoon”. Ucapnya dengan senyum menggoda

Mendengar itu membuat pipi Stevani memerah, “Sejak kapan?”. Tanyanya tak nyambung sekali.

Marvel mengangkat alisnya bingung, “Sejak kapan untuk?”. Tanya Marvel balik

Stevani menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. “Aku mendengar perkataanmu pada Kak Darwin tentangmu mencintaiku? Mungkin”.bUcapnya sedikit ragu.

Marvel tersenyum tipis, mengangguk, menatap lekat ke Stevani. Stevani berbalik menatap manik mata Marvel. Mata keduanya bertemu, saling memandang dalam keheningan.

“Aku tertarik padamu mungkin setelah aku mengenalkanmu pada Keluargaku, Mom Dad langsung menyetujui kala itu, mungkin sejak saat itu tapi aku terlambat menyadarinya”. Ucap Marvel dengan senyum mengembang. Ia begitu bahagia sepertinya.

“Bagaimana dengan Siska, aku dengar bahwa kamu...”. Perkataan Stevani terpotong karena makanan mereka telah tiba.

“Silahkan Tuan Nyonya. Selamat menikmati”. Ucap Waiters dengan senyum lalu pergi.

“Kita makan dulu, ngobrol setelahnya”. Pinta Marvel yang akan mulai menyantap makan siangnya. Stevani hanya mengangguk pasrah.

Mereka makan dalam keheningan, hanya ada suara cecapan dari mulut masing-masing saat beradu dengan nikmatnya makanan khas Eropa.

Sesekali terdengan dentingan Garpu dan Pisau. Stevani sesekali melirik ke arah Marvel yang sepertinya sangat menikmati makan siangnya.

“Sudah selesai?”. Tanya Marvel saat melihat Stevani menglap mulutnya. Stevani mengangguk.

“Baiklah kita pergi sekarang”. Lanjut Marvel seraya bangkit dari kursinya.

Lihatlah bukannya tadi dia sendiri yang mengtakan akan mengobrol setelah makan. Tapi, ini ia sendiri yang mengingkari ucapannya. Dasar!

“Kemana?”. Tanya Stevani heran saat melihat Marvel berdiri dari kursinya.

Marvel mengangkat kedua alisnya saat menoleh ke arah Stevani, “Mall kan?”.

Stevani menepuk jidatnya, “Oh ya. oke ayo”. Ucapnya lalu berdiri dan berjalan menghampiri Marvel.

Marvel mengacak pelan rambut Stevani, “Gemes banget sih istriku ini. Ayo”. Tangannya menggandeng tangan Stevani dan keluar dari ruangan itu.

Lihatlah pipi Stevani merah seperti tomat. Sikap manis dan acakan rambut dari tangan Marvel sukses membuatnya gugup setengah mati. Semoga Marvel tidak mendengar detak jantung Stevani saat ini, begitu kencang dan cepat.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.

Flop bnget kan :'( 😭😭
Bener2 aku tidak ahli dalam hal Romantis 😭😭
Aku akan berusaha untuk lebih lagi ya.
.
.
Marvel jadi gemesin gtu ga sih??
Mau lah aku di gituin sama Marvel tapi bukan di duain smaa Bitch macam tasya ya 🤣
.
.

See you blue 💙
.

Juni 20, 2020
sibluedevil
🌺🌺

MARRIAGE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang