Claris pulang berbarengan dengan Gama yang juga baru sampai rumah.
"Kamu dari mana?"
Claris tersenyum. "Abis ketemu Mbak Indah," katanya jujur. Claris tak ingin kalau dia mengatakan bertemu teman lama, Gama akan menanyakannya banyak hal.
"Kenapa gak minta jemput?"
"Aku tau kamu pasti capek, Kak. Aku nggak mau bikin kamu celaka."
Gama terdiam mendengar itu.
"Ah, kamu udah makan? Mau aku siapin air mandinya?"
Gama menatap Claris sebelum akhirnya mengangguk. "Kamu tolong siapin makanannya aja, Cla. Aku mau mandi dulu."
Claris mengangguk.
"Kalo ada, makanan yang tinggal diangetin aja, ya. Kamu pasti juga capek, kan, abis dari luar," ucap Gama sambil mengajak Claris masuk.
***
Gama melakukannya. Ya, dia telah melakukannya. Mengirim Felly untuk kuliah di luar negeri, dia telah mengijinkan. Satu yang dia pikirkan. Gama tak ingin Felly mengacaukan. masa pendekatannya pada Claris. Felly pasti memiliki berbagai cara untuk menggagalkan rencananya. Dan lebih baik, Gama mengirim Felly pergi lebih dulu.
"Felly ke mana? Kayaknya akhir-akhir ini gue jarang ngeliat dia?"
Gama menatap Roy dengan senyum. Sedangkan Nonce memilih langsung bertanya pada ayahnya itu soal kembarannya yang dia lihat abis mengunggah sebuah foto berlatarkan negeri Paman Sam itu.
"Daddy tau Felly di mana, kan? Atau malah Daddy yang ijinin Felly ke luar negri?"
Gama mengangguk atas jawaban putrinya itu membuat Adam langsung menatap Gama dengan heran. Kenapa? Kenapa ayahnya itu sampai rela mengijinkan Felly ke Amerika? Bukannya apa, tapi dia saja yang meminta ijin untuk kuliah di luar kota tidak diijinkan, lalu kenapa dengan Felly berbeda?
Tidak. Tunggu. Dulu saat Felly menginginkan kuliah di Amerika pun, Gama menolaknya mentah-mentah. Gama benar-benar tak mengijinkan. Lalu mengapa sekarang Gama bisa secara tiba-tiba mengijinkan begitu saja?
Adam menghela napasnya begitu melihat Claris datang bersama Marissa dan kedua bayi mungil yang mereka bawa masing-masing dalam dekapannya.
"Daddy jawab, Dad! Bener Daddy yang izinin Felly ke Amerika?"
Claris mengernyit mendengar pertanyaan dari Roy itu. Felly ke Amerika?
Sedangkan Marissa, menatap Gama yang juga menatapnya. Marissa seketika langsung tahu kalau Gama memang merencanakan itu entah untuk apapun yang sedang ayahnya rencanakan itu.
"Ya," ucap Gama akhirnya. "Daddy izinin Felly ke Amerika."
"Dad!"
Gama langsung menatap Roy. "Gak perlu dibahas."
Roy langsung diam sambil menatap Gama tak percaya. Apa-apaan ini?
Gama langsung menatap anak-anaknya dengan serius kali ini. "Kalian gak perlu ngebahas atau mempertanyakan apa yang Daddy lakuin."
Nonce menatap Adam yang diam saja. Dia yakin kakak tertuanya itu tahu sesuatu.
Claris memilih diam saja. Apa haknya untuk membuka mulut juga? Claris tak mau hatinya semakin remuk mendengar jawaban atas pertanyaannya. Gama, suaminya itu, benar-benar tak bisa ditebak.
Sedangkan Marissa, dalam hati merasa senang luar biasa. Berarti Gama akan mempertahankan Claris.
Tanpa sengaja, matanya bersinggungan dengan milik kakak sulungnya. Marissa menyeringai. Namun dia mengernyit begitu Adam membalas seringainya itu. Entah kenapa, perasaan Marissa benar-benar buruk melihat seringai kakaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
BeletrieMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...