Bagian 34.

5.4K 462 32
                                    

Setelah membicarakan kasus Roy, satu-satunya jalan yang bisa ditempuh ialah meminta hakim agar Roy bisa direhabilitasi saja.

Persoalan Indah yang menginginkan Marissa menerima Kevin pun sudah bisa mengerti dan tidak memaksa Marissa agar menerima Kevin lagi.

Dan soal Roy, Claris tak tahu karena Gama sudah mengurusnya dan juga Gama selalu menghalangi Claris untuk bertemu Roy. Bahkan Gama tak pernah bilang kapan dia akan menemui Roy.

"Lagi ngapain lo di sini?"

Claris tersentak kaget. "Eh, Adam. Kamu mau ke mana?"

"Mau ke persidangan. Lo lagi ngapain di sini?"

"Persidangan Roy? Boleh saya ikut?"

Adam berdecak karena Claris tak mengindahkan pertanyaannya. "Ya," katanya begitu saja.

"Beneran saya boleh ikut?"

Adam menatap Claris bingung. Memangnya kenapa dia harus tidak membolehkan Claris ikut?

Sadar ditatap sebegitunya oleh Adam membuat Claris berdeham. "Marissa lagi ada di rumahnya Kevin."

Adam mengangguk. "Gue tau. Terus?"

Claris meringis. Bukannya dia tak sadar kalau Marissa sering menahannya agar dia tak mengunjungi Roy. Tapi tadinya dia berpikir kalau Adam akan sama seperti Marissa yang akan menghalanginya untuk melihat kondisi Roy.

"Oh, nggak. Tunggu sebentar ya, Adam. Saya ambil tas dulu."

"Gue bawa motor. Pake jaket biar gak kepanasan."

Claris mengangguk. "Oke. Saya ganti baju dulu juga kalo gitu."

Adam mengangguk lalu duduk di sofa untuk menunggu Claris. Memijat pelipisnya, Adam mencoba menenangkan diri karena, ya, dia akan menggunakan motornya untuk ke persidangan Roy. Dan motornya itu merupakan motor sport. Jadi pasti nanti Claris akan memeluknya.

Sial!

Bukannya dia tak pernah memboncengi perempuan, tapi masalahnya yang akan dia boncengi adalah Claris. Perempuan yang bisa dibilang sedang Adam puja secara diam-diam.

Claris yang memang cepat dalam memilih pakaian yang akan dikenakannya sudah rapi dan sedang menghampiri Adam yang terlihat kelelahan, menurutnya.

"Kamu lagi capek? Apa kita sama Pak Seno aja?"

Adam langsung menatap Claris yang bahkan ternyata telah mengenakan masker juga. "Gak usah. Tapi kalo lo mau naik sama Pak Seno, ya udah sana, sama dia aja."

Claris langsung menggelengkan kepalanya. Karena supir yang biasa mengantarnya itu pun seolah sudah disuruh oleh Gama kalau dia tak boleh mengantar Claris kalau Claris ingin menemui Roy.

"Saya ikut kamu aja."

"Ya udah, ayo."

Claris mengikuti Adam dari belakang dalam diam.

Begitu mereka berada di carport, Adam menuju tempat penyimpanan helm lalu mengambil 2. Memberikan helm yang biasa dipakai Nonce pada Claris, Adam memilih langsung memakai helmnya karena Claris tak terlihat kesusahan memakainya berbeda dengan adik-adiknya itu.

"Lo sering naik motor?" kata Adam yang sudah berada di atas motornya.

Claris mengangguk dan tiba-tiba merasa canggung setelah melihat motor yang akan dikendarai oleh Adam.

"Ayo," kata Adam sambil menjulurkan sebelah tangannya untuk membantu Claris naik ke atas motornya.

Claris mengesampingkan perasaan canggung itu dengan menerima uluran tangan Adam lalu naik ke atas motor gede itu. Claris memeluk pinggang Adam seraya berucap, "maaf."

Step MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang