Bagian 49.

4.7K 491 47
                                    

"Lo tau lo harus gimana, Nonce."

Nonce membalas pelukan Roy dengan erat. "Gue gak bisa."

"Lo bisa," kata Roy untuk meyakinkan adiknya itu. "Lo bisa. Inget, lo itu berharga buat gue. Kita dari dulu selalu paling deket. Walau pun lo tadinya gak tau kalo gue pemake, tapi lo udah curiga kalo gue nyembunyiin sesuatu dari lo. Tapi segimana gue tau lo, lo pun tau gue. Karna gue diem makanya lo juga diem, walau pun gue juga tau kalo lo mau banget nanyain hal yang gue sembunyiin dari lo."

Nonce melepas pelukannya untuk menatap Roy dengan wajah yang basah. "Lo, hiks, mau bantu gue, kan?"

Roy kembali memeluk Nonce. "Banyak yang bakal bantu lo, Nonce. Gak cuma gue, Claris pun pasti mau bantu lo biar lo bisa move on dari dia."

Nonce mengangguk. Ya, dia harus bisa melepaskan kekasihnya itu. Dia pasti bisa melepaskan kekasihnya itu.

***

Sudah 2 hari Claris tak mengunjungi Roy. Roy pikir, Claris juga tidak akan mengunjunginya hari ini, tapi ternyata Claris datang.

"Maaf saya baru dateng lagi, Roy. Kemarin lusa perut saya kram jadinya kemarin saya ke dokter. Takut ada apa-apa sama kandungan saya."

"Tapi kandungan lo baik-baik aja, kan?"

Claris mengangguk. "Oh, ya. Saya bawa martabak ketan. Kata Nonce kamu suka martabak ketan makanya saya bawain. Saya tadi juga beli yang coklat siapa tau kamu mau."

Roy mengernyitkan keningnya. Nonce sudah mengatakan kalau Roy suka martabak ketan, berarti Nonce pasti juga mengatakan kalau dia tak menyukai martabak coklat, kan?

"Nonce gak bilang kalo gue gak suka martabak coklat?"

Claris menganggukan kepalanya. "Bilang, kok."

"Terus kenapa?"

"Kenapa apanya?"

"Kenapa masih lo beliin kalo lo udah tau gue gak suka martabak coklat?"

"Siapa tau kamu lagi kepengen gitu."

"Pengen martabak coklat di saat gue gak suka martabak coklat? Lo lucu ya, gue gak lagi hamil atau ngehamilin anak orang, Cla."

"Ya, siapa tau kamu emang lagi pengen martabak coklat, Roy, makanya saya beliin."

Roy berdecak. "Udah deh, jujur aja, kasih tau gue kenapa lo ngebeliin gue martabak coklat padahal lo tau kalo gue gak suka martabak coklat."

Dengan perkataannya itu Roy akhirnya tersadar sesuatu.

"Lo yang pengen ngeliat gue makan martabak coklat, kan?"

Claris meringis lagi. "Maaf," katanya membuat Roy menghela napasnya.

"Ya udah, mana sini. Biar gue makan. Gue nggak mau ya, kalo nanti adek gue ileran."

Claris langsung tersenyum bahagia. "Makasih, ya," katanya lalu membuka kotak yang berisikan martabak coklat.

Claris baru hendak memberikan martabak coklat itu pada Roy saat sebuah tangan juga menariknya ke belakang hingga Claris terjatuh. Roy langsung menatap pelaku yang membuat Claris terjatuh.

"Lo apa-apaan sih, Sandra!"

Sandra dengan napas memburu menunjuk Roy juga Claris. "Tega kamu! Tega kami selingkuh sampe selingkuhan kamu hamil!"

Ya, tadi Sandra mendengar sedikit pembicaraan Roy dan Claris sebelum akhirnya dia melamun hingga tak mendengar keseluruhan percakapan Roy dan Claris.

"Kamu bilang dia ibu tiri kamu, Roy!"

Claris meringis karena rasa sakit pada perutnya membuat Roy langsung menghampirinya. Tapi Sandra malah menahan Roy.

Step MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang