Gama hendak menyentuh bahu Claris yang namun dibalas Claris dengan memejamkan matanya seolah siap dipukul lagi. Untuk pertama kalinya, Gama merasa hatinya tercubit dengan sikap Claris itu.
***
Setelah 3 hari kejadian menegangkan dan mencengangkan itu, Claris kembali ke kamar Marissa. Claris benar-benar memanjakan Marissa. Untuk soal suaminya itu, Gama langsung pergi dan belum juga menghubungi Claris ke mana dirinya pergi.
Claris memutar tubuhnya begitu melihat kamar Marissa ramai dengan kakak-kakaknya. Dia tak akan mengganggu waktu mereka.
"Tante!"
Panggilan itu membuat Claris meringis. "Ah, maaf saya gak maksud mengganggu. Saya permisi," katanya dan hendak melanjutkan langkahnya sebelum tangannya ditarik.
"Masuk," kata Roy arogan. Claris terpaksa menurut.
"Ah, ada yang mau saya omongin sebelumnya."
Melihat anak-anaknya hanya menatapnya membuat Claris berani untuk melanjutkan perkataannya. "Maaf kalo saya salah, tapi bisakah kali ini kalian nggak egois?
"Marissa udah jadi korban. Saya cuma nggak mau Nonce dan Felly mengalami hal yang serupa. Begitupun dengan Adam dan Roy."
Felly mendengus mendengar itu. "Lo mau nyalahin kita atas apa yang terjadi sama Marissa?! Dan lo berani nyamain Adam sama Roy itu cewek?"
"Nggak gitu sama sekali, Fel, maksudnya."
"Terus apa! Oh, lo mau ngejek Marissa karna hamil di luar nikah, iya? Gitu, kan?"
"Kakak cukup!"
Claris menatap Marissa tak percaya.
Marissa menatap Felly tajam. "Semua yang dibilang dia itu bener! Kakak mau hamil terus ditinggalin, hah!? Kakak mau apa yang gue alamin terjadi juga sama lo, Kak?"
Felly mendelik pada Marissa. "Marissa! Lo, apa-apaan sih!!"
"Lo tuh harusnya sadar kalo lo yang bikin gue kayak gini, Kak!!!!" Marissa menjerit histeris dan menjambak rambutnya frustasi. Claris langsung memeluknya erat dan membisikan kata-kata menenangkan. "Kalo gue nggak nurutin apa kata lo, gue nggak bakal hamil di luar nikah kayak gini sekarang..."
Tapi yang dilakukan Felly benar-benar di luar dugaan. Felly menarik lengan kanan Claris dan menampar wanita itu dengan sangat keras.
"Felly!" teriak Adam murka.
"Kenapa, hah!!!"
Claris hanya diam. Hendak pergi sebelum Felly kembali menyerangnya dengan menjambak rambutnya dengan kasar.
"Gue belom selsai sama lo, Pelacur!"
"Kakak!!!!!!" teriak Nonce dan Marissa bersamaan.
"Diem lo berdua!"
Dan satu tamparan lagi yang Claris dapat.
Dengan cepat Roy menahan tingkah kembarannya itu dan mengunci kedua tangan Felly. Melihat Felly diamankan, Claris memutuskan untuk keluar dari kamar Marissa.
"Jangan lebam, plis, jangan lebam..." keluhnya sambil berjalan menuju ke kamarnya.
***
Nonce membuka pintu kamar Gama tanpa mengetuk dan mendapati Claris sedang video call dengan Gama. Terdengar jelas bahwa papanya itu meminta untuk mengurusnya juga saudara dan saudarinya dengan nada memerintah seolah Claris hanya seorang pengurus. Bahkan Gama sampai hati mengancam Claris kalau sampai tidak dapat mengurus mereka dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
General FictionMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...