"Apa?!" pekikan dari kelima anaknya membuat Gama terkekeh.
"Maksud Daddy apa, sih?! Gak lucu banget bercandanya!" keluh Felly walau dalam hatinya dia sudah memaki wanita yang berada di samping Gama.
Gama masih menggenggam tangan Claris dengan hangat. Dia menoleh dan tersenyum begitu melihat Claris tersenyum padanya.
"Daddy gak bercanda. Daddy bakal nikah sama Claris lusa."
"Tapi Daddy bahkan gak musyawarah dulu sama kita-kita, kok, tau-tau udah mau nikah aja lusa?" Roy menatap Claris tajam.
"Kalian gak pernah luangin waktu setiap Daddy mau kenalin Claris sama kalian. Daddy udah bilang kan, kalau Daddy bakal nikah dalam waktu dekat?"
Mereka diam membenarkan ucapan Gama. Tapi, ya, tentu saja mereka menolak. Walau selama ini mereka hanya bisa mengingat sedikit kilasan sang ibu tapi mereka tidak menyangka kalau ternyata ayah mereka ingin menikah lagi. Apalagi dengan wanita yang biasa-biasa saja dan sejak tadi hanya diam, menunduk, dan tersenyum.
"Adam gak setuju."
"Aku juga!"
Gama menahan kesal pada kelima anaknya karena sejak tadi mereka sudah sangat tidak sopan dengan Claris.
"Daddy akan tetap menikah dengan Claris lusa."
"Kenapa? Wanita itu udah hamil?"
"Felly! Jaga bicaramu itu!"
Roy mendengus. "Jadi bener? Jalang ini udah hamil?"
Gama hendak bangun dari duduknya tapi ditahan oleh Claris yang tersenyum menatapnya sambil menggeleng pelan. Roy dan Felly berdecih melihat itu.
Gama menghela napasnya dan menatap satu persatu anaknya. "Daddy tetep akan menikah lusa gak perduli kalian setuju atau nggak, mau gak mau, kalian harus nerima. Daddy gak nerima penolakan apapun kali ini. Ini keputusan final!" katanya geram dan tegas.
Kali ini Marissa menitihkan air matanya. "Daddy bilang kalau Daddy cinta sama Mommy sampe mati. Tapi apa sekarang? Kenapa Daddy malah mau nikah lagi? Daddy udah gak cinta sama Mommy?"
Kali ini Claris membuka suaranya.
"Selamanya cinta Papa kalian tetep buat Mama kalian. Saya hanya menikah dengannya bukan berarti kami saling mencintai. Dan maaf untuk keputusan egois ini."
Dan kata-kata Claris dibalas tatapan tajam oleh Roy, Felly, Adam, Nonce, juga Marissa.
***
"Cla, lo yakin mau nikah sama Pak Gama?"
Claris menatap satu-satunya teman dan sahabatnya, Indriani, lalu tersenyum hangat.
"Cla yakin, Indri. Indri gak usah khawatir, ya."
Indriani berdecak tak suka. "Tapi, Cla, dia itu anaknya ada lima bahkan udah gede-gede semua, kan? Lo gak takut apa gitu?"
"Takut apa, Indri?"
"Ya ampun, Cla! Biar gimana juga Adam sama Roy itu udah gede dan mereka berdua itu cowok!"
"Iya, terus emangnya kenapa? Terus di mana masalahnya?"
Indriani memutar bola matanya. "Lo gak takut kalo lo malah diperkosa sama mereka?"
"Astaga, Indriyani! Ya ampun, kenapa Indri ngomong kayak gitu, sih?" Claris menatap Indriani dengan horor dan tak percaya. "Gak bagus berprasangka buruk sama orang lain, Indri."
Indriani mengangkat bahunya santai. "Gue cuman ngomong pendapat gue aja, kok."
Claris menggelengkan kepalanya. "Udah, gak usah dibahas, sebentar lagi Pak Gama jemput Cla."
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
General FictionMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...