Bagian 24.

6.5K 519 26
                                    

Gama langsung mencium Claris. Melumat bergantian bibir atas dan bawah milik Claris, Gama mengerang saat Claris membalas lumatannya.

Claris mulai mendesah saat tangan Gama menyentuhnya dengan lembut. Padahal, Gama belum menyentuh payudaranya.

Gama melepaskan ciumannya kemudian menatap Claris dengan tajam. "Aku harap, kamu nggak menolakku, Cla."

Claris mengangguk. Mana mungkin dia menolak Gama kalau Gama memperlakukannya sangat lembut seperti tadi.

Gama kembali mencium Claris dengan ciuman basahnya. Gama mulai merebahkan tubuh Claris lalu menindihnya. Mencium leher Claris dengan sentuhan bulu, Gama memang tidak ingin membuat tanda kepemilikannya di leher istrinya itu. Belum saatnya baginya untuk 'menandakan' Claris.

"Ka—akh."

"Ya, Sayang," kata Gama masih menciumi leher Claris. "Mendesahlah."

Claris memejamkan matanya. Astaga, ini sangat nikmat.

Gama lalu dengan mudahnya menanggalkan pakaian Claris dan pakaiannya. Claris mendesah melihat milik Gama.

Gama mengecup kedua mata Claris. "Mungkin ini akan sakit, mengingat kamu udah lama gak ngelakuin ini, Cla."

Claris menatap Gama dengan gairahnya yang tak bisa ditutupi lagi. "Gak papa, Kak. Tapi pelan-pelan, ya?"

Mengangguk, Gama mencium dahi Claris sangat lama. "Aku akan masuk, Cla."

Claris mengangguk dan mencoba semakin melebarkan pahanya. Claris menahan napasnya begitu kepala kejantanan Gama menyentuh intinya.

Claris merengek membuat Gama mengusap kepalanya seolah menenangkan Claris.

"Sabar, Sayang. Aku nggak mau nyakitin kamu."

Tapi, rasa-rasanya Claris tak peduli lagi.

"Kak, ah, tolong, aku udah nggak kuat."

Gama mencium Claris saat akhirnya dia memasukkan kejantanannya pada lembah milik Claris. Claris mendesah disertai ringisannya. Benar kata Gama. Rasa-rasanya, dia seperti kembali diperawani walau pun rasa sakitnya tak separah dulu.

Gama menggeram, mengangkat kepalanya, namun nyatanya dia tak sanggup untuk tidak mengumpat.

Sialan! Claris menjepitnya dengan sangat begitu erat.

***

Sementara, tak jauh dari mereka, seorang pria mengepalkan tangannya dengan erat. Claris telah berhubungan badan dengan suaminya.

Tak dipedulikannya tubuhnya yang basah karena hujan. Bahkan dalam jarak yang cukup jauh dan hujan sangat deras ini, dia masih dapat mendengar Clarisnya mendesah dan melenguh keenakan.

Tangan pria itu memukul pohon tempat tangannya bersandar. Rasa sakit pada tangannya tidak lebih sakit dari kepercayaannya pada Claris yang dihancurkan oleh gadisnya sendiri. Claris sendiri yang bilang padanya bahwa Claris akan menikahinya. Dia bahkan masih ingat jelas saat Claris mengatakan hal termanis itu padanya.

Cla janji Cla cuma bakal nikah sama Oom nanti.

Ucapan itu disertai senyuman manis milik Claris yang membuat hatinya bergetar. Ucapan bertahun-tahun lalu saat Claris masih di bawah umur 10 tahun.

Tapi mengapa Claris sendiri yang mengingkarinya?

Tatapan pria itu semakin tajam pada tenda yang ditempati Claris dan Gama.

Pria itu mencoba menahan diri agar tidak menghampiri mereka lalu masuk dan menghajar Gama karena telah berani menikahi Claris dan sekarang mulai bersikap baik pada Clarisnya.

Step MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang