Bagian 41.

5K 449 25
                                    

"Maaf kalo saya lancang dan sok tau soal kamu. Atau terkesan mau ikut campur masalah kamu, mungkin. Tapi kalo kamu gak keberatan, saya mau jadi temen kamu buat dengerin hal-hal yang ngeganggu kamu. Atau kalo kamu butuh temen buat tukar pikiran, saya gak keberatan sama sekali denger keresahan kamu. Saya janji bakal datengin kamu setiap hari, jadi kamu gak perlu ngerasa sendiri."

Roy langsung menatap Claris yang tersenyum padanya. Tapi Roy dan Claris tetap diam bahkan saat akhirnya Claris memutuskan untuk pulang.

***

Hubungan Roy dan Claris semakin dekat dan baik. Walau pun Roy masih saja tidak bersikap sopan pada Claris, tapi setidaknya Roy benar-benar sudah mau terbuka dengan Claris. Walau pun Claris masih belum tahu inti dari peemasalahan Roy selama ini, tapi ini merupakan kemajuan yang baik.

Bahkan hubungan Roy dengan Gama, Tio dan Lisa pun membaik karena Claris.

Gama yang tahu soal kedekatan Roy dan Claris sebenarnya merasa sedikit was-was. Gama takut kalau Roy akan seperti Adam yang akhirnya tertarik pada Claris secara seksual.

Sedangkan Claris tidak memedulikan apa pun selain rasa senang bisa membuat hubungan Roy dengan Gama, Tio dan Lisa telah membaik. Claris juga senang karena Roy tidak lagi sendiri saat dia sedang sakau.

***

Claris saat ini sedang belanja bersama Susi dan Ery. Mereka sedang berada di supermarket setelah tadi paginya mereka sudah ke pasar, karena Claris ingin membeli beberapa hal di mall.

"Kalian ada yang mau dibeli, Mbak?"

Keduanya saling tatap. Bukannya apa, tapi Claris sebagai majikannya itu benar-benar terlalu baik pada mereka. Dibalik sikap anak majikannya yang tak menyukai kehadiran Claris, tapi mereka juga tak pernah semena-mena terhadap mereka. Dan mendapati sikap Claris yang benar-benar peduli sebegitunya pada pekerjanya, baik Ery mau pun Susi benar-benar menjadi merasa segan pada Claris.

"Gak usah, Nyonya."

"Udah, gak papa, Mbak, ambil aja yang kalian mau."

"Ya, Nyonya."

"Kalo begitu saya tinggal sebentar gak papa, kan?"

"Iya, Nyonya, gak papa."

Claris dengan segera meninggalkan kedua pekerja Gama itu agar dia tak perlu lama meninggalkan mereka.

Karena keteledorannya, Claris lupa membawa dompet miliknya yang ada di dalam tasnya yang dia tinggal di rumah. Dan Claris akan mengambil uang miliknya sendiri untuk membayar tagihan belanjanya itu. Claris tadi sudah mengecek isi saldonya yang seperti biasa, ada tambahan saldo di rekeningnya itu.

Claris segera ke lantai atas menuju ke ATM Center untuk mengambil uangnya. Beruntung di jaman yang semakin canggih, Claris tak perlu lagi kartu ATM-nya kalau ingin mengambil uang di rekeningnya.

Begitu sudah mengambil uang, Claris menuju toilet lebih dulu sebelum kembali. Namun saat dia hampir memasuki toilet wanita, Claris terjatuh lalu menabrak tubuh seorang pria.

"Ah, maaf, Pak," kata Claris yang mencoba berdiri dengan benar.

Pria yang sedang memeluk Claris itu tersenyum. "Lain kali lebih hati-hati lagi ya, Sayang."

Claris terkejut dengan ucapan pria itu. Namun karena Claris tak ingin memperpanjang masalah, Claris mengangguk sekali dan hendak kembali melangkahkan kakinya.

Tapi sengatan perih pada salah satu kakinya membuat Claris mencari pegangan agar tubuhnya tidak kembali terjatuh.

"Kenapa? Kaki kamu luka, Sayang?"

Step MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang