"Tapi hal itu nggak bikin gue jadi suka sama lo. Gue tetep gak suka sama lo."
Claris tersenyum. Claris merasa itu bukan masalah. Claris sudah biasa tidak disukai, jadi itu bukan suatu masalah yang harus dibesar-besarkan.
"Saya perduli sama kamu bukan berarti saya berharap kamu bisa jadi suka sama saya, Roy."
Roy mengangkat sebelah alisnya mendengar balasan Claris atas pernyataannya. Dan Roy mengingat-ingat kembali bagaimana sikap Claris sebelumnya. Ibu tirinya itu memang terlihat tak peduli pada apa pun. Tapi Roy tahu bahwa Claris memang sebenarnya begitu peduli pada sekitarnya. Hanya saja, Roy tetap tak menyukainya karena pikirannya tak pernah bisa menerima seseorang seperti Claris.
Ya. Banyak orang dengan sikap seperti Claris ini yang ternyata hanya 'topeng'.
Jadi, selama Roy tidak benar-benar melihat dan merasakan ketulusan Claris, bagaimana pun sikap Claris, dia takkan begitu saja dengan mudahnya langsung menyukainya.
Tapi, Roy tahu bahwa sebenarnya tanpa sadar dia telah menerima Claris sejak dia melihat bagaimana Claris memedulikan adiknya, Marissa, dan membantu adiknya itu selama adiknya hamil, persalinan adiknya, hingga menjaga dan membesarkan anaknya Marissa.
Roy melihat ketulusan itu. Apalagi saat adiknya mencoba bunuh diri, dia masih bisa ingat rekamannya dengan jelas bagaimana kacaunya Claris dan berusaha untuk menyelamatkan Marissa.
Tidak. Roy bukannya saat itu tidak peduli pada Marissa, hanya saja dia juga tak bisa membantu. Roy pernah berbicara pada Felly agar Felly tidak terus memanasi Gama hingga Gama tetap ingin agar Marissa menggugurkan janinnya, namun Felly sama sekali tak mengindahkannya.
Sebenarnya saat itu Roy ingin mengajak Marissa pergi bersamanya. Tapi Roy tak bisa dengan egois mengajak Marissa lalu dia membiarkan Marissa dewasa dengan kondisinya saat itu dan dia tak membantu apa pun. Dan keputusan Roy tepat. Dengan Marissa bersama Claris, Marissa bisa lebih mudah belajar bagaimana menjadi seorang ibu. Bahkan Roy dapat melihat bahwa Marissa sudah bisa 'dilepas' untuk menjalani hidupnya sendiri.
Roy kembali menatap Claris. Apa sebegitu besar cinta Claris pada ayahnya?
Roy pernah membicarakan soal Claris dengan Nonce, dan Roy ingat sampai sekarang perkataan Nonce saat itu.
Gak ada perempuan single yang mau nikah sama duda anak lima selain karna hartanya, Roy. Dan ngeliat Tante Claris bahkan gak pernah hamburin harta Daddy, gue yakin dia nikah sama Daddy emang karna cinta.
Benarkah? Benarkah Claris begitu mencintai ayahnya?
"Nonce pernah datengin kamu, Roy?"
Roy menggelengkan kepalanya. "Gue lebih seneng kalo lo ngajak Nonce dulu daripada Marissa."
Claris mengangguk dan sedikit heran karena Nonce yang memang lebih dekat dengan Roy malah belum menemui Roy.
"Waktu kamu di penjara, Nonce pernah datengin kamu?"
Roy kembali menggelengkan kepalanya. "Emang dia gak ada di rumah?"
Claris tersentak dengan pertanyaan Roy itu. Ya, Nonce itu memang suka tiba-tiba menghilang, tapi tak pernah selama ini sampai Claris baru menyadari bahwa Nonce tidak terlihat selama ini di rumah.
Roy berdecak melihat respon Claris. Apa Nonce sedang di tempatnya bersama dengannya? Ya, sepertinya memang hanya Roy yang selalu tahu ke mana Nonce pergi. Walau mereka kembar bertiga dengan Felly juga, tapi Roy lebih merasakan ikatan batin dengan Nonce.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
Ficção GeralMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...