Claris pulang ke rumah disambut Marissa yang mengeluh karena Claris terlalu lama tidak pulang ke rumah.
"Mama betah banget sih, ninggalin aku sendiri. Lagian juga tumben banget pulang ke rumah orang tua Mama gak ngomong ke aku. Nomer Mama juga susah banget dihubungin. Mama jujur deh sama aku, Mama sebenernya ke mana?"
Claris tersenyum saja. Claris tak menyangka Gama tak mengatakan yang sesungguhnya di mana Claris seminggu lebih ini. Claris tidak heran kalau Marissa tidak menjenguknya kemarin karena ternyata Gama tidak mengatakan bahwa dia berada di rumah sakit.
"Oh, iya, Ma! Si Bara udah bisa tengkurep sendiri lho!"
"Oh, ya? Astaga, gak berasa mereka bisa gede secepet ini."
Marissa terkekeh. "Iya, aku juga gak nyangka, Ma. Mana..."
Marissa melanjutkan ceritanya selama Claris tidak di rumah sambil mengajak Claris ke kamarnya agar bisa bertemu dengan putra kembarnya.
***
Setelah beristirahat, lagi, 2 hari di kediamannya, Claris hari ini memutuskan untuk kembali mengunjungi Roy.
Claris berdebar. Dia sudah berjanji pada Roy kalau dia akan datang setiap hari tapi nyatanya kemarin Claris malah berhari-hari tidak mengunjungi Roy.
Membuka pintu di depannya dengan yakin, Claris terkejut mendapati seorang gadis sedang duduk bersama Roy.
Roy yang mendapati Claris mendatanginya sedikit bertanya-tanya kenapa kemarin-kemarin tak datang.
"Oh, kamu ada tamu, ya udah saya nanti balik lagi."
Roy mengangkat sebelah alisnya. "Masuk aja."
Claris tahu kalau gadis itu menatapnya tanpa lepas dan mungkin ingin Roy segera memberi-tahu siapa Claris. Namun Roy tetap diam saja dan suasana pun menjadi canggung. Tapi Claris membiarkan saja. Dia jadi merasa tak enak pada Roy karena datang tidak pada waktu yang tepat.
Untung aja aku udah biasa ada di posisi canggung begini.
Claris menahan diri untuk terkekeh dan menggelengkan kepalanya.
"Dia—"
Roy langsung memotong kalimat milik Sandra, kekasihnya itu. "Kapan lo mau pulang?"
Gadis bernama Sandra itu menatap Roy dengan tatapan sakit. "Kamu ngusir aku?" katanya tercekat. "Kenapa? Kenapa kamu ngusir aku? Apa karna ada dia?"
Claris diam saja walau pun Sandra sudah menunjuk dirinya. Sedangkan Roy berdecak walau hatinya mulai cemas kalau Sandra akan melakukan hal gila lainnya.
"Dra, please, gue gak mau ribut."
"Kalo gitu dia siapa! Aku baru aja dateng jengukin kamu, ternyata kamu selingkuh dari aku lagi, Roy? Tega banget kamu!"
Roy diam saja walau pun tangannya mulai mengepal. "Dia nyokap gue, Sandra."
"Mama kamu udah mati, Roy! Mau kamu boongin aku pake nama Mama kamu, hah?"
Roy meninju nakas di sampingnya. "Dia nyokap tiri gue. Lo lupa bokap gue nikah lagi, hah?"
Claris mulai cemas saat melihat tangan Roy yang terkepal begitu erat.
"Semuda itu?" Sandra mendelik. "Aku nggak percaya."
Tanpa diduga siapa pun, Roy bangun dan langsung meraih leher Sandra lalu mencekiknya.
"Gue udah capek! Gue gak perduli lagi hidup gue bakal gimana, sekarang juga gue mau gue lepas dari ikatan yang lo buat, Sandra! Sialan! Mati, lo!"
Sandra menatap Roy dengan terkejut, takut, tak menyangka. Dia sama sekali tak pernah menyangka kalau Roy berniat membunuhnya. Setelah selama ini Roy selalu menurutinya dan dia bisa mengontrol Roy, kenapa sekarang Roy malah lepas kendali seperti ini? Apa ini karena perempuan yang Roy bilang ibu sambungnya itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
General FictionMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...