Bagian 44.

4.6K 395 14
                                    

Hendra memfokuskan diri untuk menatap Gama kembali. Mencoba menghilangkan bayangan buruk dari masa lalunya.

"Saya nyesel gak segera nemuin Claris." Bukan, harusnya saya lebih perduli sama Claris waktu dia dateng ke rumah.

"Apa terjadi sesuatu yang buruk, Oom?"

"Ya. Bahkan lebih buruk dari ukuran mimpi buruk orang dewasa sekali pun."

"Bisa Oom jelasin lebih detil? Saya bener-bener mau tau kondisi Claris waktu Oom nemuin Claris waktu itu."

"Claris dilecehkan," kata Hendra dengan cepat. "Bahkan Claris gak mau dipisahin dari temen saya itu. Dia nangis terus dan cuma mau sama temen saya itu. Claris keliatan seolah kalo dia gak sama temen saya itu, sesuatu yang buruk bakal terjadi sama dia. Dia bahkan selalu mimpi buruk kalo tidur atau dia bakal milih gak tidur sama sekali."

"Apa itu sebabnya Claris punya bekas luka di punggung juga, Oom?"

Hendra terdiam. Karena memang saat menemukan Claris, kondisi Claris memang tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Namun soal bekas luka di punggung Claris itu dokter mengatakan bahwa itu bekas luka lama. Dan memiliki bekas luka itu tidak bisa dalam waktu 3 tahun saja. Berarti bisa dibilang Claris sudah memiliki bekas luka di punggungnya itu sejak Claris tinggal bersama ibunya.

Tapi tunggu. Hendra tahu bagaimana Gama begitu mencintai mendiang istrinya. Kalau Gama tahu Claris punya bekas luka di punggung, apa ini berarti Gama sudah mulai mencintai Claris? Berarti Claris akan baik-baik saja hidup bersama dengan Gama, kan?

"Jadi kamu mau gimana sama Claris, Gama? Boleh saya yang bawa dan rawat Claris buat sementara dulu?"

"Oom udah punya dokter pribadi buat Claris?"

"Ya." Karna saya terpaksa menghapus ingatan Claris tentang 'pria itu'.

"Boleh biar saya yang ngehubungin dokternya Claris, Oom?"

***

Gama juga Hendra dengan cepat berjalan ke arah kamar inap di mana Claris dirawat. Tadi pihak rumah sakit menghubungi Gama mengatakan bahwa Claris sempat kejang dan meminta agar Gama segera datang.

Dokter sudah berada di depan pintu saat mereka hampir sampai.

"Gimana, Dok? Anak saya kenapa?"

Gama diam saja menunggu penjelasan dokter yang sedang tersenyum itu.

"Anak Bapak gak papa. Bahkan dia udah sadar, Pak," kata dokter itu sambil menatap Gama juga. "Silakan kalau ingin masuk menemui pasien. Saya permisi dulu, ya."

Gama langsung memutuskan untuk masuk ke dalam untuk melihat apa benar Claris sudah sadar atau belum sedangkan Hendra malah mematung di tempat. Kalau Claris 'sadar', dokter yang menanganinya dulu bilang ada 2 kemungkinan yang akan terjadi. Claris mengingat ingatannya yang dikunci itu atau bisa jadi Claris malah melupakan hal yang memicu Claris menjadi 'tidak sadar'.

Dan Hendra berharap kalau Claris melupakan hal yang memicu ingatannya itu. Walau pun ada kemungkinan Claris kembali dipicu agar ingat, tapi Hendra benar-benar tak ingin Claris mengingat hal yang tidak seharusnya Claris ingat.

Apa sebaiknya Hendra mulai mencari-tahu keberadaan pria itu? Apakah dia sudah keluar dari penjara?

Hendra takut kalau ternyata pria itu sudah keluar dari penjara lalu dia kembali memburu Claris. Hendra bahkan masih ingat tatapan pria itu pada Claris saat ditangkap oleh pihak kepolisian yang sarat akan janji bahwa dia akan kembali datang untuk Claris.

Step MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang