Claris pulang dengan luka di salah satu bahunya yang sudah diperban dan wajah yang sembab juga merah. Adam yang melihat kondisi Claris seperti itu langsung menghampiri ibu tirinya itu.
"Lo kenapa?"
Claris menatap Adam dengan senyum canggungnya seperti biasa. "Gak papa. Ah, Papa kamu udah pulang?"
Adam mengernyit dan menatap bahu Claris yang memang terlihat perban di sana. "Itu bahu lo kenapa?"
Claris melirik bahunya namun dia merasakan rasa berat pada matanya membuatnya mengedipkan mata beberapa kali lalu menghela napas. "Bahu saya gak papa."
"Kalo emang beneran gak papa kenapa bisa sampe harus diperban kayak gitu?"
Claris memilih diam, enggan menjawab pertanyaan Adam itu.
Melihat Claris yang sepertinya tidak akan menjawabnya membuat Adam langsung mencekal lengan Claris yang tanpa luka di bahunya.
"Lo abis dari mana, Cla?"
Claris sedikit terkejut karena gerakan Adam itu. Lalu Claris hanya diam menatap Adam. Apa respon Adam kalau tahu dia baru saja mengunjungi adiknya yang sedang direhabilitasi itu dan luka di bahunya itu karena adiknya yang sedang sakau? Akan kah Adam marah seperti Gama? Atau Adam akan menyuruhnya untuk tidak memedulikan Roy?
Sedangkan Adam yang ditatap sedemikian rupa oleh Claris malah merasakan jantungnya yang berdetak tak karuan. Kenapa Claris menatapnya seperti itu? Apa Claris tak tahu bahwa dengan tatapannya seperti itu harus membuat Adam untuk menahan dirinya agar tidak memajukan tubuhnya untuk mendekap tubuh Claris yang terlihat sangat lelah saat ini.
Namun baik Claris mau pun Adam masih tetap diam dengan Adam yang masih memegang lengan Claris dan saling menatap. Mereka seolah sedang mencari sesuatu dengan saling tatap seperti itu.
"Lo abis dari mana, Claris," kata Adam yang takut tak kuat untuk menahan kontrol dirinya sendiri.
Claris segera tersadar dan memilih mengalihkan pandangannya. "Saya ada urusan. Kenapa?"
"Urusan? Urusan apa sampe bisa luka kayak gini, Claris?"
Claris diam. Entah mengapa dia merasa kalau Adam seperti benar-benar ingin tahu soal luka di bahunya ini.
"Kenapa lo kepoin Mama kayak gitu, Kak?"
Keduanya menoleh dan mendapati Marissa yang menatap keduanya entah dengan pandangan apa.
"Urusan Mama bukan urusan lo, kan."
Ya, benar. Urusan Claris bukan urusan Adam. Lagi pula kenapa Adam seperti sangat ingin tahu sekali tentangnya? Bukannya mau percaya diri bahwa Adam telah menerimanya sebagai ibu sambungnya, hanya saja Claris merasa aneh. Adam seperti menerima tapi tak menerimanya juga sebagai ibu tirinya. Claris sedikit bingung dengan Adam. Apalagi dengan percakapannya Adam bersama Marissa yang sedikit Claris dengar bahwa Marissa tidak akan membiarkan pria lain merebut Claris dari Gama.
Claris sedikit bertanya-tanya dengan keseluruhan percakapan Adam dan Marissa saat itu. Mereka sedang membicarakan apa hingga percakapan itu bisa membawa nama dirinya?
"Mama capek, kan? Mama istirahat aja, Ma."
Claris kembali memfokuskan diri untuk menatap Marissa karena memang pandangannya sedikit buram karena terlalu banyak menangis tadi.
"Papa kamu udah pulang, Sa?"
"Papa belum pulang, Ma. Makanya Mama istirahat aja, ya?" Marissa lalu menatap Adam yang masih menatapnya juga. "Bisa lo lepasin tangan lo biar Mama bisa istirahat, Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
General FictionMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...