Bagian 50.

5.2K 478 43
                                    

Gama langsung menatap Claris lama. Sial, kenapa kekasih anaknya itu bisa berpikiran kalau Claris selingkuhan Roy? Apa ternyata sebenarnya selama ini Claris memiliki hubungan gelap dengan Roy bukan dengan Adam?

"Kak, bisa bantu Roy buat lepas dari gadis itu?"

"Kenapa emangnya, Sayang?"

Claris menghela napasnya. "Waktu pertama kali aku ketemu sama gadis itu, Roy nyekek dia pas dia gak percaya kalo aku ibu tirinya Roy."

Gama terkejut mendengar itu.

"Aku gak mau berprasangka buruk, tapi setelah deket sama Roy, aku yakin kalo salah satu alesan Roy pake narkoba karna sikap pacarnya itu. Tadi bahkan dia masih nuduh aku selingkuhannya Roy sebelum kamu dateng. Mereka berdebat soal aku. Aku takut kalo nanti Roy udah bersih tapi karna dia masih pacaran sama gadis itu, Roy bakal balik lagi buat make narkoba, Kak."

Gama terdiam. Apa benar yang dikatakan Claris itu? Karena gadis itu Roy sampai memakai barang haram itu? Tapi kenapa Roy memakai barang haram itu? Karena kekasihnya juga memakai barang haram itu atau karena Roy memiliki masalah dengan kekasihnya itu?

Claris menatap Gama yang hanya diam saja. Tiba-tiba, Claris merasa takut kalau Gama berpikir bahwa dia benar-benar menggoda Roy atau memiliki hubungan lebih dengan Roy seperti yang selalu Gama tuduhkan padanya dengan Adam.

"Kak?"

Gama tersenyum. "Kamu yang tenang, ya. Jangan banyak pikiran, aku gak mau kamu sama anak kita kenapa-kenapa. Biar aku yang ngurus masalah Roy."

"Tapi bener, ya. Aku cuma gak mau Roy ngerasa gak ada yang ngasih perhatian sama dia, Kak. Apalagi setelah kasus ini, kalo Roy ngerasa dia masih tetep sendiri, bukan gak mungkin Roy bakal make barang kayak gitu lagi."

Gama mengusap pipi Claris. "Iya, Sayang. Yang penting kalo ada yang ngeganggu pikiran kamu, kamu harus ngomong sama aku, ya? Aku mau kamu berbagi sama aku."

Mengangguk merasa senang karena perkataannya ditanggapi baik oleh Gama, Claris tersenyum. "Kakak juga, ya? Biar adil, kita harus ngejalanin semuanya bareng-bareng."

***

Claris langsung menggigit lidahnya.

Astaga, apa saja yang baru dia katakan? Kenapa bisa kata-kata itu keluar dari mulutnya? Tidak seharusnya kata-katanya dia katakan pada Gama.

Demi Tuhan, hanya karena Gama bersikap baik padanya  selama dia sedang mengandung, bukan berarti Claris bisa bebas mengatakan apa saja pada Gama.

Claris kembali teringat. Gama pernah bermimpi memanggil nama mendiang istrinya dengan senyum di wajahnya. Claris tahu tidak seharusnya dia cemburu, tapi ternyata dia malah cemburu berat. Claris bahkan diam-diam masih sering menangis kalau mengingat hal itu.

Claris tahu tak seharusnya dia cemburu. Tapi karena hormon kehamilannya dia memang menjadi lebih sensitif akhir-akhir ini. Bahkan tak jarang Claris merasa sakit hati karena ucapan beberapa orang, tapi Claris menahan dirinya agar dia tak menyusahkan keluarganya ini.

Oh, bolehkah Claris menganggap Gama dan anak-anaknya itu keluarga?

Claris menunduk dan berdeham. "Ayo, Kak, aku udah kangen banget sama Bara sama Mahesa."

Sayangnya, Claris lupa soal Roy yang mengeluhkan tentang Riana.

***

Claris akhirnya diperbolehkan Gama keluar rumah setelah seminggu ini dia di rumah saja. Claris kembali akan mengunjungi Roy karena pihak rumah sakit mengabari bahwa Roy banyak tidur akhir-akhir ini.

Step MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang