Bagian 47.

4.4K 417 26
                                    

"Kenapa, hm?"

Claris yang masih sesenggukan dalam dekapan Gama, menggelengkan kepalanya.

Dia masih bingung. Haruskah dia memberi-tahu Gama soal kehamilannya ini?

"Gak mau cerita sama aku?"

Gama melepaskan pelukannya untuk menatap Claris yang menunduk, seolah menutupi wajahnya dari Gama.

"Aku gak bakal maksa kamu kalo kamu emang gak mau cerita sama aku, Sayang."

"Aku hamil," kata Claris dengan pelan.

"Apa?"

Claris menatap Gama lalu mengucapkannya dengan suara bergetar. "Aku hamil, Kak."

Gama menatap Claris tak percaya. Apa? Claris mengatakannya?

"Ma-maaf," kata Claris saat Gama hanya diam saja dan menatapnya. "Ma-maaf."

Gama langsung tersadar dan akhirnya dia tersenyum. "Kamu hamil, Sayang?"

Claris mengernyit melihat Gama yang tersenyum dan terlihat senang.

"Kamu beneran hamil, Cla?"

Karena melihat respon Gama yang tak diduga, Claris hanya bisa menganggukan kepalanya.

Gama langsung memeluk Claris dengan perasaan yang membuncah. Saat mendengar dari dokter bahwa ada kemungkinan Claris sedang hamil, Gama merasa begitu bahagia. Dan saat sekarang mendengarnya dari Claris langsung, walau pun dia sudah tahu, rasa bahagianya bertambah berkali-kali lipat.

"Makasih, Cla, makasih."

Claris yang mendengar ucapan Gama itu menegang. Benarkah? Benarkah yang didengarnya itu? Benarkah ucapan Gama itu?

"A-apa, Kak?"

"Makasih, Sayang."

Mendengar Gama mengucapkannya lagi, akhirnya merasa lega. Dia tak menyangka kalau Gama senang dengan kehamilannya. Itu berarti Gama menerima anaknya, kan? Berarti anaknya takkan mengalami nasib yang sama sepertinya, kan? Anaknya akan bahagia, kan? Anaknya akan mendapatkan kasih sayang yang utuh, kan?

Claris kembali menangis. Bedanya kali ini dengan perasaan yang lega luar biasa.

Sedangkan Gama yang mendengar Claris kembali menangis langsung melepaskan pelukannya.

"Kenapa? Ada yang sakit? Apa aku kekencengan meluk kamunya?"

Claris menggelengkan kepalanya. "Ma-makasih, Kak."

Makasih karna kamu mau nerima anak yang aku kandung.

Gama tersenyum. "Aku yang seharusnya bilang itu sama kamu, Sayang."

Claris langsung memeluk Gama dengan penuh rasa syukur. Gama langsung melepas pelukannya setelah beberapa saat, lalu mengajak Claris untuk duduk.

"Ayo, duduk. Kamu gak boleh capek-capek lagi hamil begini."

Claris menurut lalu mengusap pipinya yang basah dengan salah satu tangannya karena tangannya yang lain masih digenggam erat oleh Gama.

"Kapan kamu tau kalo kamu hamil, Cla?" kata Gama dengan antusias.

Walau pun mungkin Gama nanti agak kecewa kalau Claris sudah tahu lama tapi tak memberi-tahunya, rasa kecewanya itu akan tertutupi dengan kebahagiaan yang dia rasakan.

"A-aku baru ngecek tadi, Kak."

"Ngecek? Kamu ke dokter? Udah berapa bulan kandungan kamu, Sayang?"

Step MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang