Claris langsung memilih 2 dress formal dan membayarnya. Lalu Claris kembali ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya itu dan memakai salah satu dress yang telah dia beli itu. Claris menatap kaca dan merapikan kembali penampilannya itu lalu menyemprotkan parfum. Kembali memoles bibirnya dan memakai bedak, Claris tersenyum senang.
Claris merasa Gama mulai bisa menerima dirinya sebagai istri pria itu. Claris memutuskan untuk bergegas mengingat sudah setengah jam lebih dia lewatkan.
"Mbak, boleh saya titip sebentar, ya?"
"Oh, boleh silakan, Bu."
"Oke, makasih, ya."
Claris lalu mengambil ponselnya saat ponselnya itu berdering.
"Ya, Kak. Ini aku lagi jalan ke sana."
Lalu Gama langsung mematikan sambungannya membuat Claris mengernyit karena Gama tadi memang sudah mengiriminya pesan keberadaan suaminya itu. Claris merasa suaminya itu sepertinya sedang marah.
Astaga, apakah dirinya benar-benar begitu lama hingga suaminya sampai semarah itu?
Claris mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdetak sangat keras sampai dia bisa mendengarnya.
"Ah, aku lupa bilang makasih sama Papa karna udah ngirimin aku uang."
Claris segera mengirim pesan untuk ayahnya itu. Namun balasan yang didapatnya membuat Clari mengernyit.
Papa gak ngirim uang buat kamu, Cla. Kenapa? Kamu butuh uang, Sayang?
Oh, enggak, Pa. Ya udah, Papa yang sehat ya di sana. Cla sayang Papa.
Kalau bukan ayahnya, lalu siapa yang mengiriminya uang? Apakah ibunya? Tapi itu tidak mungkin mengingat ibunya bahkan tak pernah menegurnya.
Lalu siapa?
Claris memang sengaja tidak pernah menggunakan uang milik Gama karena Claris memiliki uangnya sendiri untuk kebutuhan dirinya sendiri. Claris takut dia salah kalau dia menggunakan uang yang diberikan oleh Gama makanya dia selalu menggunakan uangnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
Claris menghela napasnya, memilih mempercepat langkah kakinya.
***
"Bu Claris membeli dua dress dan menitipkan barang di sini, Pak."
"Bawa itu ke mobil baru kamu kembali ke sini, Ra."
"Baik, Pak."
Gama langsung mengecek tagihan miliknya dan sama sekali tak ada tagihan dari kartu kreditnya. Gama mengecek m-banking yang ATM-nya telah dia berikan pada Claris dan melihat isinya pun membuat Gama terkejut bukan main. Gama melihat mutasi rekeningnya selama ini dan ternyata Claris hanya menggunakan uang itu untuk kebutuhan dapur. Gama mengepalkan tangannya dan memilih menghubungi salah satu temannya yang bekerja di bank.
"Bro, bisa minta tolong print-in data dari rekening istri gue? Kirim laporannya ke gue secepetnya, ya. Thank's."
Melihat Claris datang dengan penampilan yang berbeda, bersamaan dengan rekan bisnisnya membuat Gama tersenyum untuk menahan diri.
"Kebetulan sekali Anda datang bersamaan dengan istri saya, Pak. Kenalkan, ini istri saya, Claris."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
General FictionMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...