Happy Monday!
Maaf banget sekarang2 ini gak terlalu bisa cepet up kayak dulu. Tapi saya harap masih banyak yang mau nungguin saya ya walau up-nya ngaret begini 😣
Peluk online semuanya! 🤗
***
"Jadi, gimana? Kenapa sama Roy, Sayang?" ujar Gama yang sudah duduk di samping Bethany.
Claris terus memaksakan senyumnya. "Biar aku aja yang fokus ngurusin masalahnya Roy dulu ya, Kak. Biar Kakak bisa urus masalah soal Marissa sama keluarganya Kevin. Jadi gimana sama mereka? Mereka bakal nikah dalam waktu dekat atau gimana?"
Gama menghela napasnya. "Anak aku bikin onar lagi, kan?"
"Bukan gitu, Kak. Maksudku—"
"Cla, Sayang. Kasih tau aku atau aku bakal makin marah sama kamu. Kamu tau kan, aku masih marah sama kamu soal kalau kamu tau siapa yang ngehamilin Marissa."
Claris sebisa mungkin berpikir dengan cepat agar dia bisa menyampaikan kata-kata yang membuat Gama tidak khawatir.
"Kasih tau aku kenapa Roy bisa ada di kantor polisi, Cla."
"Kak, kayaknya untuk sekarang kamu gak perlu tau."
"Yang bener aja, Claris! Roy itu anak aku."
Claris diam, siap menerima makian lainnya dari Gama. Namun, Gama ternyata hanya memejamkan matanya walau pun terlihat sekali rahangnya yang mengeras. Claris menatap tangan Gama yang terkepal, langsung mengambil tangan itu dengan perlahan lalu dia genggam.
"Aku gak tau menurut kamu kesalahan Roy ini fatal atau enggak, tapi untuk saat ini, aku gak mau kamu terlalu kepikiran dan stres sama masalah yang anak-anak kamu hadapin, Kak. Aku gak mau kerjaan kamu jadi terganggu. Dan aku harap, kamu mau percayain aku untuk mengurus kasusnya Roy selagi kamu ngurusin kasusnya Marissa."
Gama terkekeh lalu menarik tangannya dari genggaman istrinya itu kemudian dia mencium Claris dengan cepat.
Tak lama, Gama melepaskan ciuman basahnya pada Claris. "Aku gemes banget kalo kamu selalu ngebantah kata-kataku, Cla," ucapnya masih sesekali menciumi Claris. "Kamu mau kasih tau aku, atau aku yang bakal ke kantor polisi, Sayang?"
Claris merasakan kerongkongannya sakit saat mendengar ucapan Gama. Melihat istrinya tak berkutik, Gama tersenyum dan mengusap pipi istrinya itu. Gama sengaja berlama-lama melihat Claris yang terlihat sekali tak bisa membantah kata-katanya. Dia ingin Claris tahu kalau Claris tak bisa sebegitu mudahnya untuk menutupi keburukan anak-anaknya karena Gama sendiri yang telah mengenal bagaimana anak-anaknya itu.
"Gimana? Mau kamu yang jelasin atau aku yang bakal cari tau sendiri, Sayang?"
Claris tergagap. Dia bingung harus mengatakan apa. Claris pun tahu bahwa sangat mudah bagi Gama untuk ke kantor polisi dan mencaritahu apa yang sedang terjadi pada Roy. Claris menatap Gama lama. Haruskah dia mengatakan yang sebenarnya?
"Sebenernya saat ini status Roy itu sebagai tersangka, Kak. Tapi gak menutup kemungkinan kalau status Roy bakal jadi saksi, kok."
"Saat ini tersangka? Emang dia ngapain? Balap liar lagi? Atau digrebek sama cewek-ceweknya yang gak jelas itu?"
Claris berdeham, mencoba mengulur waktu untuk menjawab pertanyaan suaminya itu. Claris benar-benar butuh seseorang untuk menyelamatkannya dari pertanyaan milik Gama itu.
Seharusnya aku tadi mikir dulu alesan kenapa Roy jadi tersangka sebelum ke sini.
Dan seakan Tuhan sedang menolongnya, bunyi telepon di meja kerja Gama berdering. Gama berdecak mendengar deringannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
General FictionMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...