Buat yang nebak kalo yang nonjok Roy itu si Oom-nya Claris, selamat kalian bener haha.
Si Oom meresahkan, Bund, mulai muncul.
Selamat istirahat, ya! 😘
***
Pria itu tersenyum senang melihat Roy yang langsung tak sadarkan diri. Tadinya dia sudah berpikir dan menyiapkan diri bahwa dia akan sedikit ber'olahraga' dengan anak tiri Clarisnya. Siapa yang sangka bahwa ternyata Roy sangat mudah tumbang.
Tak ingin membuang waktu lebih banyak, pria itu langsung mencari keberadaan Claris. Melihat Clarisnya yang sedang terlelap dengan perut besarnya membuat pria itu tersenyum lembut.
Sekarang yang terpenting adalah membawa Clarisnya kembali lebih dulu sebelum dia berpikir akan berbuat apa pada janin yang sedang dikandung Clarisnya itu.
***
Nonce menatap ponselnya yang terus berdering, menampilkan nama pria yang dia cintai. Tapi dia tak juga mengangkat panggilan pria itu sejak seminggu lalu. Karena perkataan Claris dan Roy terus membayanginya.
Nonce tak memiliki teman untuk berbagi seperti Felly dan Marissa. Selama ini dia hanya bercerita pada Roy. Dan Roy hanya bilang selama apa yang dia lakukan bisa membuatnya bahagia, maka lakukan lah walau mungkin menurut orang lain apa yang dia lakukan ini salah. Dan Nonce melakukannya. Dia bahagia menjalin hubungan dengan prianya itu walau pun mereka harus sembunyi-sembunyi. Dan Nonce pun tahu bahwa dia sangat berdosa karena telah menyakiti perasaan istri dan anak-anak dari pria yang dia cintai.
Tapi memiliki 2 kakak laki-laki dan seorang ayah di rumahnya tidak membuat Nonce merasakan kasih sayang dan dijaga seperti seorang anak perempuan atau adik perempuan.
Sampai akhirnya Nonce bertemu dengan pria ini. Pria yang akhirnya sangat dia cintai sepenuh hati.
Nonce memeluk dirinya sendiri. Nonce awalnya memang tidak pernah berharap pada hubungannya dengan prianya itu. Tapi pada satu kesempatan, prianya itu bilang kalau prianya mencintainya dan ingin menjalani sisa hidup dengan Nonce. Prianya berjanji akan menceraikan istrinya agar bisa hidup bersama Nonce.
Nonce hanya diam saja waktu itu. Nonce rasanya ingin sekali bilang kalau dia akan menunggu prianya tapi dia juga tak ingin rumah tangga orang hancur karenanya. Tapi karena prianya itu terus menerus meyakinkannya akhirnya Nonce luluh dan benar-benar menunggu prianya itu.
Nonce mulai berharap pada hubungannya. Nonce tak peduli apa perkataan orang nanti juga keluarganya, karena seperti yang Roy bilang.
Selama dia bahagia, kenapa tidak?
Nonce menangis. Ya, seharusnya tetap seperti itu tapi pada kenyataannya, prianya itu tak juga bercerai dengan istrinya. Nonce sempat mengakhiri hubungannya dengan prianya itu, tapi pada akhirnya dia kembali lagi pada prianya.
Dan kemarin pembicaraannya dengan Claris membuat Nonce sadar bahwa dia memang harus melepaskan cintanya sesulit dan sesakit apapun itu.
"Kalo pria itu bener-bener cinta sama kamu, gak perlu waktu lama buat dia menceraikan istrinya dan nikahin kamu, Nonce. Dia pria berpengalaman. Maaf, tapi kamu harus bisa ngeliat sisi buruknya. Bisa jadi itu cuma siasat dia biar kamu gak mau lepas dari dia."
Dan semakin Nonce berpikir, semakin Nonce menyadari bahwa ucapan Claris itu benar. Dan dia pun juga tahu dan menyadari bahwa sebenarnya selama ini dia hanya dipermainkan oleh pria yang dia cintai dengan sangat tulus itu.
"Kamu sendiri yang bilang kalo kamu juga beberapa kali mergokin dia sama cewek muda seusia kamu, kan? Itu tanda bahwa emang dia gak serius sama kamu. Dia itu cuma mau manfaatin kamu, Nonce. Saya tau kamu ini udah sadar akan hal itu, kan? Terus apa lagi yang mau kamu harepin dari pria itu?"
Nonce mengambil ponselnya yang kembali berdering. Masih prianya yang meneleponnya. Nonce melempar ponselnya untuk menyalurkan rasa kesalnya.
Nonce tidak seperti Marissa dan Felly yang bisa dengan mudahnya bermanja-manjaan dengan siapa pun. Nonce memang lebih mirip dengan Roy walau pun dia tidak sependiam itu seperti Roy. Tapi Nonce pun terkadang masih suka iri dan ingin dimanja seperti Marissa dan Felly tanpa perlu dia beritahu. Dan Adam, entah sadar atau tidak, tapi Nonce tahu Adam lebih sering memberi perhatian pada Marissa. Sedangkan Roy, dia terkesan tak peduli padanya mau pun Marissa dan Felly. Dan Gama, Gama pun lebih perhatian pada Felly.
Nonce menggiggit tangannya atas rasa sesak di dadanya yang sangat menghimpitnya sekarang.
Nonce berpikir, andai saja Roy bisa lebih perhatian padanya, mungkin dia tidak akan terjebak dalam hubungan gelap seperti ini. Nonce akan baik-baik saja walau pun dia menjalani hidupnya tanpa warna seperti Felly dan Marissa. Nonce tidak masalah menjalani hidup seperti itu selama ada yang benar-benar memerhatikannya.
Tapi apa? Nonce berharap perhatian itu dari Adam dan Roy mereka seolah tidak peka atas keinginannya. Dan sekarang, saat Nonce sudah salah jalan seperti ini, Nonce tidak bisa menyalahkan siapa pun. Nonce sadar kesalahannya ini tetap sepenuhnya kesalahan dirinya sendiri karena terbuai oleh perhatian yang tidak dia dapatkan oleh orang terdekatnya.
"Cinta kamu sama pria itu gak salah, Nonce. Perasaan itu gak pernah salah. Yang salah itu cuma gimana caranya agar kita gak terjebak dalam situasi yang gak seharusnya ada kita di dalemnya. Dan gimana kita mengontrol perasaan kita sama orang yang telah dimiliki. Sekali pun cinta dan perasaan gak pernah salah, tapi kita masih punya otak untuk berpikir gimana kita bersikap pada cinta dan perasaan kita. Kehadiran orang ketiga dalam sebuah hubungan itu tetap tidak pernah dibenarkan, apa pun alasannya."
Nonce tak pernah mengira perkataan Claris itu dapat menamparnya sangat telak. Nonce tahu kalau dia selama ini hanya membela diri dan membenarkan kesalahannya atas nama cinta.
Tapi kenapa rasanya berkali-kali menyakitkan saat mendengar kenyataan itu dari orang lain?
"Nonce, tanpa kamu sadari, sebenernya Roy udah cukup perhatian sama kamu. Kamunya aja yang gak sadar soal itu. Inget, Nonce, mencari perhatian itu bisa jadi berujung masalah kalo kamu gak hati-hati dan berpikir saat kamu ngelakuinnya. Saya cuma gak mau itu malah jadi bumerang sendiri buat kamu sampe akhirnya kamu gak dapet apa-apa dan malah kehilangan segalanya yang kamu punya."
Dan karena perkataan Claris itu, Nonce memantapkan hatinya untuk melepaskan dan merelakan cintanya seminggu yang lalu. Walau pun sampai saat ini dia masih sering menangis, tapi Nonce yakin, dengan adanya Claris, dia akan baik-baik saja.
***
Reyn beruntung karena dia melihat pria itu yang ternyata sedang mengikuti Claris dan dengan cepat dia mengikuti pria sialan itu.
Benar saja, melihat anak tiri Claris tergeletak, Reyn segera masuk ke dalam kamar inap anak tiri Claris itu.
"Mau bawa Claris ke mana, Oom?" kata Reyn dengan tangan mengepal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
Ficción GeneralMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...