"Jujur aja, kamu emang punya pria lain di belakang aku, kan, Cla?"
"E-enggak, Kak! Sama sekali enggak!"
"Terus? Kenapa harus ngumpetin hal sesepele ini dari aku, Claris!"
Claris memejamkan matanya mendengar Gama berteriak di depan wajahnya.
Gama yang kesal karena Claris hanya diam saja melempar dress yang sudah dia cabik-cabik itu pada wajah Claris. Claris langsung membuka matanya dan tangannya menahan dress itu agar tidak jatuh ke lantai.
"Kamu selingkuh, kan, Cla!"
"A-aku gak selingkuh, Kak."
"Bohong! Kamu itu selingkuh!"
"Kak, a-aku—"
Bibir Claris langsung dibungkam oleh Gama. Dan Claris sungguh berharap, kalau yang sedang dialaminya ini ialah mimpi buruknya.
***
Gama menatap bahu telanjang Claris yang bergetar. Gama tahu kalau istrinya itu sedang menahan tangisannya, tapi sungguh Gama merasa kesal sekali karena berpikir Claris memiliki janji dengan pria lain. Parahnya Gama berpikir kalau Claris akan pergi dengan Adam hingga akhirnya Gama tanpa sadar telah menandai Claris di beberapa tempat.
Hanya agar Adam atau siapa pun pria itu tahu kalau Claris sudah dia miliki.
Claris bangun dengan menahan selimut untuk menutupi tubuh depannya. Yang dia lupa, punggung belakangnya itu masih terekspos hingga akhirnya Gama melihat beberapa bekas luka yang berada di punggung bawahnya.
Gama langsung menahan lengan Claris. "Apa ini, Cla?"
Claris menatap Gama dengan memutar kepalanya sangat perlahan. "Apalagi, Kak?"
Suara lirih itu tak membuat Gama menatap wajah Claris. Gama masih terpaku pada bekas luka itu. Itu seperti bekas luka sayatan yang cukup dalam.
"Punggung kamu, Cla. Kenapa."
Claris memegang punggungnya yang memang memiliki bekas luka. Tapi Claris diam saja. Dia bingung harus bilang apa pada Gama. Claris takut salah lagi.
"Kenapa, Claris."
"Gak papa, Kak."
"Maksud aku, kenapa punggung kamu bisa sampe kayak gini?"
"Cla gak inget, Kak."
Gama menatap bekas-bekas luka itu semakin dalam. Garis-garis bekas luka itu bukan hanya merupakan garis abstrak yang mengerikan. Tapi seperti ada sebuah tulisan yang membentuk.
"Ely? Siapa Ely, Cla?"
Claris menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Cla beneran gak tau, Kak. Cla berani bersumpah."
"Tapi masa kamu gak inget bisa punya bekas luka separah ini di tubuh kamu, Cla?"
Claris menatap Gama. Gama benar. Tapi kenapa Claris tak bisa mengingat sedikit pun tentang bekas luka dipunggungnya? Maksudnya, walau pun bisa dibilang orang tuanya pilih kasih antara dirinya dengan Claretta, mereka tak pernah main tangan mau semarah apapun dengannya. Oke, Claris pernah ditampar beberapa kali, tapi itu yang paling parah. Selebihnya, mereka hanya akan mengatakan kata-kata pedas padanya, yang mana sebenarnya lebih menyakitkan untuk Claris daripada dia dipukuli.
Melihat Claris menatapnya dengan nanar, Gama tahu kalau Claris tak berbohong. Claris terlihat bingung dan seperti berpikir kapan dia mendapatkan bekas luka itu.
Gama kembali menatap punggung Claris. Walau bekas luka itu terlihat tak jelas, tapi kalau benar-benar diperhatikan, akan terdapat seperti sebuah tulisan 'Ely'. Tapi tidak ada nama Ely di keluarga Claris. Atau mungkin itu nama teman dekatnya? Tapi untuk apa juga mengukir luka dengan nama seseorang. Claris bukan seorang masokis, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
Fiction généraleMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...