Bagian Tambahan.

8.5K 522 44
                                    

Sebelumnya saya mau minta maaf atas perubahan mood saya dan keegoisan saya di part sebelumnya. Semua salah saya karna campurin masalah urusan kerjaan, pribadi, dan di semua sosmed saya. Di part sebelumnya saya ngerasa kekanakan banget karna jatohnya saya kayak maksa kalian buat ngasih komentar di cerita saya.

Maaf. Maaf atas sikap saya yang itu. Kedepannya, saya bakal lebih berusaha lagi untuk menghargai hak dan keputusan kalian dalam berkomentar mau pun yang gak kasih komen atau pun vote.

Terima kasih banyak karna kalian sudah mendukung saya sampe sejauh ini ❤️

Selamat pagi! Selamat beraktifitas! 😊

***

Claris tersenyum menatap anak-anaknya yang sedang bermain di halaman rumah mereka. Ya, setelah sidang perceraiannya dengan Gama 8 bulan lalu, Claris memutuskan untuk menggunakan rumah yang telah diberikan oleh Reyn untuk menampung anak-anak jalanan. Dan sekarang melihat anak-anak itu bisa bermain dan bersekolah serta kebutuhan yang lainnya tercukupi, Claris merasa lega luar biasa.

Walau pun terkadang sering terjadi pertengkaran di antara mereka, tapi Claris bisa mengatasinya dengan baik.

Claris tergelak melihat salah satu anaknya yang paling kecil diisengi oleh salah satu kakaknya yang memang paling jahil. Menghampiri sang anak yang sudah menangis dan kakaknya terlihat sedang menenangkannya, Claris mencoba bernapas dengan benar agar tidak kembali tertawa.

"Kenapa lagi, Sayang?"

Anna yang sedang menangis langsung menghampiri Claris yang sudah berjongkok dan memeluk lehernya.

"Rea cuma lagi main sama Dek Anna, Ma," kata Andrea sambil menatap ke arah lain.

Claris mengangkat sebelah alisnya melihat tingkah anaknya itu. "Kalo lagi main itu harusnya seneng-seneng, terus kenapa Anna nangis, Re?"

Rea langsung berlari menuju Claris dan ikut memeluknya. "Maaf, Ma, tapi Rea emang gangguin Dek Anna tadi."

Claris tersenyum dan ikut memeluknya. "Minta maafnya sama Anna, bukan ke Mama, Sayang."

Rea langsung melepas pelukannya pada Claris begitu juga dengan Anna. Baik Anna dan Rea juga ke 6 saudaranya yang lain tahu, kalau Claris sudah mengatakan hal itu, Claris ingin mereka berdamai.

"Kak Rea minta maaf, ya, Dek Anna."

Anna mengangguk. "Kak Rea jangan isengin Anna terus, ya, Kak?"

Rea mengangguk. "Abis Dek Anna gemesin, sih. Kak Rea jadi suka lupa buat gak isengin Dek Anna."

Anna kembali memajukan mulutnya saat mendengar ucapan Rea.

Claris menggelengkan kepalanya karena memang di antara ke 8 anaknya, Anna yang bisa dibilang paling cengeng dan begitu perasa. Apalagi memang Anna yang paling muda secara umur. Sedangkan Rea dan Sion adalah anak yang paling cerewet dan sering mengisengi adik-adik begitu pula kakak-kakaknya. Dan yang lainnya biasa-biasa saja walau pun terkadang mereka juga sering berebut mainan atau ikut dengan Rea dan Sion mengisengi saudaranya yang lain.

"Tapi Kak Rea bakal berusaha buat gak isengin Dek Anna lagi. Janji."

Claris menghela napasnya dengan lega. Karena walau pun Rea sering berbuat ulah dan terlalu aktif, tapi Claris tahu, saat Rea sudah berjanji maka anaknya itu bersungguh-sungguh dan akan berusaha sekerasnya untuk menepati janjinya.

Step MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang