Bagian 55.

4.7K 425 15
                                    

Claris masih memikirkan perkataan Roy. Tadi saat Roy diperiksa oleh dokter, Roy mengatakan bahwa ada yang mengetuk pintu lalu memukulnya hingga dia tak sadarkan diri. Tapi Roy tidak bisa melihat siapa yang memukulnya sampai dia tak sadarkan diri seperti itu.

Apa mungkin pria bernama Tian itu kembali lagi? Tapi untuk apa? Tidak mungkin juga kan, Tian memukul Roy tepat di wajahnya yang mana bisa terlihat bekas pukulannya.

"Tante."

Claris langsung mengalihkan pandangannya dan mendapati Nonce yang menatapnya dengan ponsel digenggamannya.

"Boleh ngobrol sebentar, Tante?"

Claris mengangguk. "Ya, boleh dong. Kenapa, Nonce?"

Nonce duduk di samping Claris lalu menunjukkan layar ponselnya pada Claris yang ternyata berada di room chat. Claris menatap Nonce dengan kaget.

"Dia ngancem kamu?"

Nonce tersenyum lemah. "Ya."

"Dan video apa yang dia maksud, Nonce? Kamu gak—"

"Enggak, Tan. Saya berani sumpah, saya gak pernah ngelakuin hubungan badan sama dia."

"Terus video apa yang dia maksud? Apa kamu tau atau mungkin kalian pernah—"

"Saya juga gak tau. Dia cuma bilang kalo dia punya video saya."

Claris menatap Nonce lama. Melihat Nonce yang benar-benar sedikit tenang, Claris tahu kalau Nonce tidak berbohong. Tapi video apa yang dimaksud kekasih Nonce ini kalau bukan video saat mereka berhubungan intim seperti yang dia takutkan?

"Apa kamu pernah ngirimin dia video, Nonce."

"Enggak, Tante. Saya bahkan cuma beberapa kali foto sama dia yang ada di handphone saya. Selebihnya saya gak pernah ngelakuin hal yang lebih dari sekedar ciuman."

Lalu Nonce terdiam cukup lama sampai akhirnya dia terkekeh.

"Kenapa, Nonce?"

"Waktu itu saya pernah ciuman sama dia sampe hampir, yah, ngelakuin hubungan badan, Tan. Saat itu juga dia agak maksa saya buat mau ngelakuin hubungan badan. Saya tetep gak mau sampe akhirnya kami ribut. Saya jadi curiga itu video yang dia maksud."

"Cuma video pas kalian ciuman? Kenapa dia bisa mikir kamu bakal takut sama ancemannya cuma karna video ciuman, Nonce?"

Nonce menatap Claris. "Kayak yang saya bilang tadi, Tante, kami hampir ngelakuin hubungan badan. Saat itu dia berhasil nelanjangin saya di bagian atas."

Claris terdiam. Claris tak tahu harus apa. Claris jujur merasa sedikit bersyukur saat tahu kalau Nonce tidak juga memberikan tubuhnya untuk kekasihnya itu. Tapi kalau memang apa yang Nonce katakan, berarti ada kemungkinan bahwa memang video itu yang kekasihnya Nonce miliki. Apalagi dia memaksa Nonce agar mau berhubungan badan dengannya, bisa jadi memang saat itu Nonce sedang dijebak.

"Saya ngerasa lega sekarang karna saat itu nolak kemauannya dia."

"Terus mau kamu gimana?"

Nonce membuang pandangannya dari Claris. "Saya gak tau harus gimana. Menurut Tante, saya harus gimana?"

Claris mengalihkan pandangannya dari Nonce. Tiba-tiba, dia merasa otaknya tak bisa bekerja. Kalau ditanya, Claris juga tidak tahu dan bingung untuk masalah Nonce ini karena tidak pasti juga kalau video yang dimaksud itu video saat kejadian yang baru saja Nonce ceritakan. Tapi kalau memang itu benar, Claris pun tak tahu harus bagaimana.

Sedangkan Nonce diam-diam merasa hatinya tercubit. Kenapa Claris diam saja? Apa Claris tak ingin membantunya atau Claris tidak tahu harus bagaimana meresponnya?

Step MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang