Saat ini Claris dan Indriani baru saja keluar dari studio bioskop dan memutuskan untuk mencari tempat makan untuk mengobrol lagi sebelum pulang ke rumah masing-masing.
Claris mengecek jam analog pada pergelangan tangan kanannya.
7 lewat 20.
"Dri."
"Apa?"
"Pulang, yuk. Cla gak enak pergi dari siang. Udah jam setengah 8, nih."
Indriani mengangguk. "Yuk. Lo pulang naik apa? Apa dijemput?"
Claris menggeleng. "Naik ojol. Lagi dapet potongan soalnya, hehe."
"Ya udah pesen aja dulu atuh, Cla."
Claris mengangguk dan langsung mengeluarkan ponselnya. Claris menjadi tidak fokus dengan apa yang ada di depannya karena dia berjalan sambil memainkan ponselnya, akhirnya menabrak seseorang.
"Eh, maaf."
Claris mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang dia tabrak. Seorang pria dengan setelan mahal membuat Claris menelan salivanya dengan susah.
"M-maaf, Pak."
Claris menggigit bibirnya dan menunduk. Sial. Kenapa aku harus nabrak orang-orang model begini, sih?!
Pria itu hanya bergumam masih menatap Claris dari atas sampai bawah.
"Loh, Ma?"
Claris mengangkat kepalanya lagi dan langsung terkejut. Nonce dan Roy di sana sambil menatap Claris dengan bingung dan memanggilnya 'Ma'?
"Daddy nanyain Mama. Mama abis dari mana?"
Claris menoleh pada Indriani yang menatapnya menantang.
"Ah, abis pergi sama temen. Kenalin, Indriani."
Roy dan Nonce mengangguk dan mencium tangan Indriani bergantian seraya mengucapkan namanya masing-masing.
"Ya udah. Mama udah mau pulang? Bareng kita aja kalo gitu. Roy kebetulan bawa mobil."
Claris mengangguk dan pamit pada Indriani yang dibalas dengan anggukan. Claris lalu beralih pada pria yang tadi ditabraknya.
"Sekali lagi, maaf, Pak. Saya permisi dulu kalo gitu."
Dan Claris ikut berjalan di belakang Nonce dan Roy.
Claris tak tahu bahwa pria yang ditabraknya tadi masih melihat punggungnya yang menjauh dengan tatapan tak terbaca dan dimengerti oleh siapapun. Termasuk Indriani yang akhirnya memilih pergi meninggalkan pria berstelan mahal itu yang langsung menyeringai begitu Claris telah hilang ditelan dinding pusat perbelanjaan ini.
***
Setelah memasuki mobil Nissan Juke milik Roy, Roy dan Nonce langsung menoleh ke belakang untuk menatap Claris.
"Siapa cowok yang tadi?"
Claris menatap keduanya bingung. "Cowok yang mana?"
Roy memutar bola matanya. "Cowok berstelan itu! Selingkuhan lo?"
Nonce memukul Roy karena sikap kurang-ajarnya itu. Claris mengangguk. "Saya gak kenal."
Roy mendengus.
"Terus tadi kenapa dia bisa di situ sama Kakak?"
Claris mengangkat bahu. "An accident."
Nonce menatap Claris memicing. Lalu dia meminta Roy untuk melajukan mobilnya karena ayahnya mungkin saja sudah mulai khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
General FictionMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...