Sampe ketemu besok atau minggu depan lagu ya hehe ❤️
Maaf banget belum bisa mulai teratur up tiap minggunya. Semoga bisa dimaklumi huhu 😘
***
Gama terdiam mendengar perkataan Claris yang kali ini sangat menohoknya. Apalagi Claris mengucapkan kalimatnya dengan suara yang bergetar, Gama makin merasa kalau kenakalan anak-anaknya itu memang karena dirinya yang tak begitu memerhatikan kebutuhan mereka.
Ya. Gama memang tak begitu memerhatikan tumbuh kembang anak-anaknya sejak mendiang istrinya meninggal. Padahal dulu sebenarnya dia selalu menyempatkan waktunya untuk berkumpul bersama anak-anaknya dan mendiang istrinya yang memang sangat dia cintai. Dia tidak gila kerja seperti sekarang ini.
Gama tak ingin membenarkan sikapnya selama ini. Tapi alasan Gama tak memerhatikan anak-anaknya, karena Gama selalu memikirkan mendiang istrinya kalau melihat mereka.
Tidak. Gama tidak ingin menyalahkan siapa pun. Pada kenyataannya, Gama menyalahkan dirinya sendiri. Gama masih ingat bagaimana hari saat mendiang istrinya itu meninggal, itu karena dia. Felly sudah menghubungi Gama bahwa Riana akan melahirkan pada saat itu.
Gama tidak akan pernah bisa melupakan hari itu.
Gama benar-benar menyesal pergi perjalanan bisnis di saat Riana, mendiang istrinya itu telah memintanya untuk menemani Riana. Riana bahkan bisa dibilang sedikit memaksanya agar dia tidak pergi. Namun karena saat itu Gama memang diharuskan untuk pergi, dia sebisa mungkin mempersingkat perjalanan bisnisnya. Yang tak disangka, ternyata saat dia sudah di pesawat untuk kembali, Riana terjatuh hingga mendiang istrinya itu harus melahirkan Marissa sedikit lebih cepat. Dan karena itu juga akhirnya Riana menghembuskan napas terakhirnya.
Gama bahkan tak bisa berkata apa pun saat melihat tubuh Riana terbaring kaku dan sudah berada di ruang jenazah saat dia sampai di rumah sakit.
Menghembuskan napas dengan kasar, lalu Gama memijat pelipisnya. "Kalian pulang lah."
"Kabarin aku kalo kamu-"
"Biar aku yang urus masalah Roy, Cla."
Claris kembali menutup mulutnya. Claris tahu, walau sikap Gama terlihat sangat tenang saat ini, tapi Gama pasti sedang menyimpan kemarahannya. Belum sempat Claris mengatakan keresahannya, pintu ruangan milik Gama terbuka dan terlihat Tio juga Lisa berdiri di sana.
"Bener Roy ketangkap karna kasus narkoba, Gama?"
***
Genggaman Claris yang semakin menguat membuat Marissa menepuk pelan punggung tangan ibu sambungnya itu. Seolah tersadar, Claris hendak melepas genggaman tangannya pada Marissa tapi Marissa menahannya.
"Duduk dulu sini, Grandma."
Lisa yang memang wajahnya sudah terlihat sembab kembali mengusap pipinya yang dibasahi lagi oleh air matanya.
"Tenangin diri kamu. Ayo kita duduk, jangan seperti ini."
Lisa mengangguk dan dituntun oleh Tio untuk masuk. Mereka langsung duduk di sisi Gama.
"Bener soal berita itu, Gama?"
"Berita, Pa?"
"Ya. Berita soal Roy sebagai pecandu udah tersebar."
Gama mengumpat dalam hati. Bahkan sudah sampai masuk berita? Demi Tuhan, dirinya bahkan baru tahu saat ini!
"Aku juga baru tau tadi, Pa. Claris yang bilang ke aku."
Tio langsung menatap Claris. "Kenapa kamu gak langsung bilang sama kami, Cla?"
Claris membalas tatapan Tio dengan penuh rasa bersalah. "Maaf, Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Mom
General FictionMenikahi pria yang dicintai ialah salah satu kebahagiaan terbesar bagi Claris. Karena terbiasa tidak diterima, Claris tak merasa hidupnya lebih berat saat dia menjalani hidupnya menjadi seorang istri dan ibu sambung dari 5 anak suaminya. Tidak satu...