Kini yura dan orangtuanya sudah sampai di restoran yang dijanjikan bersama. Yura berjalan dibelakang kedua orang tuanya, perasaannya kali ini benar-benar gugup.
Dug
"Aduhhh"ringis yura saat keningnya bertabrakan dengan punggung ayahnya itu
"Ayah jalan yang bener dong"kesal yura
Albar mengernyitkan dahinya, "Kamu tuh yang bener, jalan ko nunduk"balas Albar tak mau kalah
"Lagian ngapain nunduk orang udah nyampe"lanjutnya
Yura mengedarkan pandangannya, kini dirinya yang tinggal berdiri karna orang tuanya baru saja duduk.
Pandangannya jatuh pada kedua orang paruh baya, mereka tertawa kecil melihat interaksi yura dan Albar.
"Maafin ya"ucap raya tak enak
"Gapapa jeng"balas calon besannya
"Kamu gak akan duduk?"tanya raya, tanpa mendengarkan ucapan raya, yura malah menyalimi kedua paruh baya itu yang ia yakini akan jadi mertuanya nanti
"Anak pinter"bisik raya, sedangkan yura memutar bola mata jengah
"Duh bentar ya, anak saya nya tadi lagi nelpon dulu. Palingan bentar lag-"
"Maaf saya terlambat"
Ucapannya terpotong kala anaknya datang, "Nah itu dia"lanjutnya
"Tante om"sapa Aska
Iya, dia Aska.
Yura yang setadi menunduk merasa kenal dengan suaranya itu, seperti--
"Pak Aska?!"kaget yura setelah ia mengangkat wajahnya
Aska yang menyapa orang tua yura pun terkejut saat melihat yura disini.
"Kamu ngapain disini?"tanya Aska
"Y-ya ikut bunda sama ayah, pak Aska ngapain disini?"tanya balik yura
"Ya saya juga sama ikut sama mami papi saya"jawab Aska menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Jadi kalian sudah saling kenal?"tanya ayu
"Dia sekretaris Aska mi"jawab Aska
"Loh? Berarti Aska itu bos kamu?"kali ini raya yang bertanya
"I-iya"jawab yura
"Bagus dong, jadi kita ga cape-cape buat saling ngenalin kalian"ucap Albar
"J-jadi pak Aska yang mau dijodohin sama yura?"tanya yura hati-hati
"Iyalah, anaknya tante ayu yang kedua kan belum nikah"jawab raya
"H-hah?"
"Hah hah kamu tuh"ucap raya
"Jadi gimana?"tanya Aslan setelah semuanya duduk kembali
"Aska mah terserah yura aja"jawab Aska
Yura membulatkan matanya, kenapa jadi pada dirinya? Dasar, bos sialan.
Sedangkan Aska, ia tersenyum jahil pada yura.
"Yura gimana?"tanya ayu
"E-emm y-yura mau tan"jawabnya gugup
Sialan. batinnya
Mereka semua tersenyum saat mendengar jawaban yura yang menerima perjodohan ini.
"Oh iya, mulai sekarang manggilnya mami aja ya biar sama kaya Aska"
"I-iya ta-emm mii"gugupnya
Sedangkan ayu terkekeh kecil mendengarnya, "Gapapa, kamu belum terbiasa"ujar ayu dan dibalas anggukan oleh yura
"Tunangannya sudah papi omongankan dengan Albar kemarin"ucap Aslan pada Aska
"Kapan?"tanya Aska menaikkan satu alisnya
"Minggu depan kalian tunangan"jawab Aslan
Yura membulatkan matanya, kenapa secepat itu? Bahkan mereka tak membicarakan dulu dengannya.
"Nikahnya?"tanya Aska
"Kamu ini ga sabaran banget ya"celetuk ayu
"Lebih cepet lebih baik mi"balas Aska
"Bisa aja kamu, kamu nikahnya mau kapan?"tanya balik aslan
"Aska mau dipercepat, Aska gamau dilama-lamain"jawab aska
"Kenapa?"tanya Aslan
Aska memutar bola matanya malas, "Umur Aska udah ga muda lagi pi, Aska juga pengen punya keturunan kali dari yura"jawabnya lantang
Yura? Ia menunduk malu.
Sedangkan yang lainnya terkekeh mendengar jawaban Aska.
"Emang papi gamau punya cucu dari Aska?"tanya Aska
"Ya maulah"sewot Aslan
"Nah, makannya lebih cepet lebih baik kan"ucap Aska santai
"Bagaimana?"tanya Aslan pada Albar
"Saya setuju sama Aska"jawab albar dan diangguki oleh yang lainnya
"Aska boleh ngomong sama yura sebentar?"tanya Aska tiba-tiba
"Boleh dong"jawab raya
Aska mengangguk, ia mengode yura lewat matanya.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...