Eight months later...
Sena menatap penampilannya dicermin, hari ini adalah hari ulang tahunnya yang kelima tahun. Bahkan kini rumahnya sudah dirubah menjadi istana putri. Hari ini ia memakai baju snow white.
Yura membuka pintu kamar Sena, ia tersenyum hangat melihat anaknya yang sudah cantik. Kakinya bengkak, membuat Yura sedikit kesusahan untuk berjalan. Bahkan kandungannya juga sudah menginjak bulan kelahirannya. Hanya menunggu waktunya.
"Anak Buna cantik banget hari ini."ucap Yura tersenyum. Ia duduk dipinggir kasur, melihat anaknya yang berputar senang didepan cermin.
"Ya dong Buna, kan hali ini ulang tahun Cena."balas Sena terkikik geli. Ia menghampiri Yura, mengelus perutnya dan menciumnya.
"Hallo dede bayi, cepet kelual ya? Nanti kita main baleng, main boneka."ucap Sena antusias.
Yura meringis mendengarnya, anak keduanya adalah lelaki. Dan Sena akan mengajaknya bermain boneka? Ah tidak, jangan sampai itu terjadi.
"Sena udah lima tahun sekarang, jadi anak baik ya sayang? Nurut sama perkataan Buna sama papa, jangan jadi bandel oke?"ucap Yura tersenyum, setetes air mata jatuh dari matanya.
Sena menatap sendu wajah sang ibu, tangan mungilnya terulur untuk menghapus air mata Yura. "B-buna jangan nangis, nanti dede bayi na ikutan nangis."ucap Sena.
Yura menghapus air matanya, tertawa kecil karna ucapan sang anak. "Buna gak nangis kok sayang."ujar Yura.
"Ayo, acaranya mau dimulai."
Yura dan Sena menoleh ke pintu, mendapati Aska yang sudah siap. "Ayo."ajak Yura.
Sena mengangguk antusias, semua teman kompleknya disini dan keluarganya sudah berkumpul. Ulang tahunnya kali ini lebih meriah dibandingkan dengan ulang tahun kemarin.
Pintu utama terbuka, karna acara diadakan dihalaman depan. Bahkan ada badut untuk hiburan nantinya. Namun pandangan Sena jatuh pada seseorang yang membelakanginya. Matanya membulat dan berlari meninggalkan acara itu. Semua yang ada disana menatap Sena dengan tatapan bingung. Bahkan Yura memanggil anaknya itu berkali-kali.
Sedangkan ditempat Azriel, ia menatap sendu rumahnya yang kini kosong, rumah itu akan ia tinggalkan karna harus pindah. Entah berapa lama Azriel akan meninggalkan rumahnya itu, yang jelas ia tak akan melupakan kenangan dirumah ini.
"Azlillll"
Azriel membalikkan badannya, ia tersenyum lebar melihat Sena yang berlari menghampirinya. Sena terlihat begitu cantik menggunakan baju snow white ditambah bondu berwarna merah dikepalanya.
"Kok Azlil ndak datang ke ulang tahunnya Cena? Padahal Cena udah nunggu Azlil."ucap Sena cemberut.
Azriel yang melihatnya terkekeh geli. "Maaf ya ndak bisa Dateng, Azlil halus bantuin mama buat belesin balang."ucap Azriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...