MHID 3

38.5K 3.2K 51
                                    

Yura menatap orang tuanya itu bergantian, sudah setengah jam mereka diruang tamu namun tak ada yang bicara. Yang ada orang tuanya itu malah saling dorong.

"Ayah sama bunda punya masalah apa sih?"tanya yura kesal

Orangtuanya itu sontak berhenti dan menyengir.

"Kalian manggil yura ada apa?"tanya yura

"Kasih tau engga ya?"tanya Raya, bunda yura

"Kasih tau jangan bun?"tanya  Albar, ayah yura

Raya melirik pada suaminya itu, menaik turunkan kedua halisnya.

"Ayah aja deh yang ngomong"cengirnya

Yura menatap jengah orangtuanya itu, sudah tua, mesra-mesraan tak tau tempat lagi.

Albar berdehem, "Ehem"dehemnya

Raya menoleh ke samping, dimana suaminya berada.

"Kenapa yah? Keselek? Mau bunda ambilin air digot engga?"tanyanya

"Enggak usah bun, stok kemarin masih banyak"jawab Albar

"Nggg oghey"balas raya

Sabar ra sabar, orang sabar jodohnya jauh dari kata bar-bar. batin yura

"Ehem jadi gini ra"ucap albar

Yura menatap ayahnya itu, menunggu ucapan lanjutannya.

"Bunda aja deh yang ngomong"ucap albar

Raya melotot, "Ko bunda? Ayah dong"sewot raya

"Kalian mau ngomong apa sih? Daritadi berantem mulu"kesal yura

"Jadi gini..."

"Kamu ayah jodohin"

Yura yang tampak kesal kini tambah kesal saat mendengar ayahnya berucap menjodohkannya.

"Ayah kira aku ayam betina yang gak laku apa?"tanya yura

"Kamu mah anak ayah sama bunda terthe best sejakarta ra"jawab albar

"Yura gamau"tolaknya

"Loh kenapa? Padahal ganteng loh ra, kalo bunda jadi kamu sih bunda oke-oke aja"ucap raya dan mendapati tatapan sinis dari suaminya itu

"Ko gamau?"tanya albar

"Ya ayah ngapain maen jodoh-jodohin?"tanya balik yura

"Yura bisa cari pasangan yura sendiri yah"lanjutnya

"Gak! Kali ini ayah ga nerima penolakan"ucap albar

"Ck, ko gitu sih?"tanya yura

"Ganteng loh ra"ucap albar

"Ya terus? Ganteng juga ga ngejamin kebahagiaan"balas yura

"Engga, ayah yakin sama anak temen ayah itu udah ganteng, kaya, ah udahlah pokoknya dia menantu idaman ayah"ucap albar

Yura menghembuskan nafasnya kasar, "Terserah, tapi kalo yura gasuka yura gamau lanjutin perjodohan itu"ucapnya yang langsung melenggang pergi ke kamar

Sedangkan albar dan raya kini mereka sudah joget-joget tak jelas.

"Punya mantu punya mantu"ucap albar dan raya

Yura yang tak sengaja melihatnya bergidik ngeri, sesenang itukah mereka menjodohkannya?

~

Yura membalas sapaan para karyawan, ia berjalan menuju lift untuk ke tempatnya. Sesampainya dimeja, yura langsung duduk ditempatnya. Tiba-tiba pikirannya melayang pada perjodohan ayahnya itu.

Yura menghembuskan nafasnya pelan, bukannya tak mau dijodohkan. Tapi bagaimana kalo lelaki yang dijodohnya itu sudah tua? Yura bergidik ngeri saat membayangkannya.

"Arghhh"jerit yura

Untung saja tidak ada siapa-siapa disini. Namun tak lama-

Kringgg kringgg

Yura menerima telepon itu, ia mengernyitkan saat bosnya menelpon.

"Halo pak"

"Keruangan saya sekarang"

Tut.

Yura masih mencerna kata-kata bosnya itu, sampai akhirnya-

Kringgg kringgg

"Hal-"

"Malah bengong! Cepetan"

Tut.

Yura menghembuskan nafasnya pelan, "Sabar Yura sabar, besok-besok lo harus nyetok sabar lebih banyak lagi"gumamnya

Tanpa lama yura masuk keruangan aska, namun kosong. Tak ada siapa-siapa di ruangannya ini. Tapi suara bosnya itu tiba-tiba mengejutkan.

"Saya dikamar"teriak aska

"Astaghfirullah nyebut"kaget yura

Yura mengetuk pintu kamar yang berada di ruangan ini.

"Masuk ga dikunci ko"ucap aska dari dalam

Cklek

Yura menyemburkan kepalanya dari belakang pintu, ia mengedarkan pandangannya mencari bosnya itu. Namun tidak ada, bulu kuduk yura tiba-tiba berdiri.

"Oke tenang, gak ada apa-apa kok. Kalo lo takut nanti setannya ngetawain lo"ucap yura memejamkan matanya

"Kamu ngatain saya setan?!"sentak aska

Yura tersentak kaget ketika mendengar suara bosnya itu. Bosnya kenapa tiba-tiba ada didepannya?

Beberapa detik kemudian mata yura membulat, "ASTAGFIRULLAH BAPAK NYEBUT IH!"teriak yura

~

My Husband Is Dilapidated [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang