"Bun"panggil Yura
Raya yang sedari tadi sedang membaca majalah pun mendengus sebal oleh anaknya itu, sedari tadi Yura terus terusan memanggil namanya namun saat dijawab dengan entengnya Yura membalas 'manggil doang', apa tidak kesal?
"Sekali lagi kamu manggil bunda usir kamu"ancam Raya
Bibir Yura mengerucut sebal, padahal ia niatnya ingin mengajak bundanya itu main. Sungguh ia gabut berada dirumah Raya, sedangkan suaminya itu kerja dan Yura tidak boleh ikut. Menyebalkan, pikirnya.
"Bun kenapa ayam disebut ayam?"tanya Yura
Raya menaikkan satu alisnya. "Ya karna dia udah ditakdirin jadi ayam, gak mungkin bentuknya ayam namanya banteng"jawab Raya
Yura menganggukkan kepalanya. "Kenapa sapi disebut sapi?"tanyanya lagi
Raya menghembuskan nafasnya pelan. Ia tersenyum paksa ke anaknya itu. "Ya karna bentuknya sapi"jawab Raya
"Kenapa bunda disebut bunda?"tanya Yura
"Ya mana bunda tau, kan dulu kamu yang manggil itu"jawab Raya
Yura memicingkan matanya. "Kan Raya diajarin sama bunda bun ngomongnya"ucap Yura
"Enggak ya, kamu ngomong sendiri tanpa diajar"bantah Raya
Mata Yura membulat. "Wah berarti Yura pinter dong?"tanyanya dengan senyuman mengembang
"Iya pinter"
"Pinter keluar masuk ruang BK"lanjutnya
Senyum Yura memudar, bahunya melorot kebawah. Bibirnya mencebik sebal pada bundanya itu.
"Ra"panggil Raya
"Apa?"sahut Yura
"Nanti syukuran kamu mau dimana?"tanya Raya
"Syukuran apa?"tanya balik Yura
"Ya kandungan kamu dodol"
"Emang harus ya bun?"tanya Yura
"Ya iya"jawab Raya
"Kandungan kamu udah jalan berapa bulan?"tanya Raya
"5 bulan"
"4 bulan lagi berarti?"tanya Raya yang diangguki oleh Yura
"Udah diperiksa?"tanya Raya
"Belum, kata mas Aska nanti hari minggu"jawab Yura
"Udah bikin jadwal sama dokternya?"tanya Raya
"Udah kok"jawab Yura
"Bun"panggil Yura
"Hm"
"Apa yang waktu bunda rasain waktu ngandung Yura?"tanya Yura
"Kamu nyiksa bunda banget waktu didalem Ra"
Mata Yura membulat. "Nyiksa gimana Bun?"tanya Yura kepo
"Kepo"jawab Raya
Yura merubah wajahnya menjadi datar, bundanya ini sangat menyebalkan. Bisakah ditukar dengan yang lebih penyabar? Jika bisa, ia ingin ditukar.
"Udah lah Yura mau tidur aja"
"Tidur ya tinggal tidur apa susahnya"ujar Raya
"Tapi Yura pengen tidur tengkurap Bun"ujar Yura
Mata Raya melotot, ia menggeplak pelan tangan anaknya itu. Membuat sang anak meringis kesakitan.
"Sakit tau!"ucap Yura
"Lebih sakitan mana sama anak kamu kalo dia ke gencet?"tanya Raya menatap horor anaknya itu
Yura meringis melihatnya, ia menyengir tanpa bersalah. "Becanda Bun elahh serius amat hidupnya, pantes ayah mau car-"
"Aduhh iya iya enggak, canda doang"ucap Yura
"Makin sini kamu makin ngeselin ya"ujar Raya
"Ngeselin gini Yura ngangenin tau"balas Yura
"Najis"
"Bunda!"
Raya menyengir.
"Canda doang"ucap Raya
•••
Dikantor, Aska memijat kepalanya yang terasa pening dengan setumpukan kertas putih. Sedari tadi ia fokus menatap kertas putih itu tanpa mengalihkan pandangannya, tangannya ia rentangkan yang merasa pegal.
Dilihat jam sudah menunjukan pukul 12.30 menit, itu artinya jam makan siang akan berakhir. Terlalu fokus dengan pekerjaan hingga ia melewatkan jam makan siangnya.
Aska melepaskan kacamata dari hidung mancungnya itu, ia membereskan mejanya yang berantakan. Merasa sudah rapih, ia menyambar jas nya yang tergantung di kursinya.
Baru akan membuka pintu, namun pintu sudah dibuka dari luar.
"Hai"
"Keluar"usir Aska
Wajah perempuan itu yang tadi tersenyum kini memudar, niatnya akan membawa makan siang untuk Aska namun malah diusir.
"Tapi aku bawa makan siang buat kamu"ucapnya
Aska menatap penampilan perempuan itu dari atas hingga kebawah, tak ingin banyak bicara Aska melewati perempuan itu. Perempuan itu sedikit terhuyung ketika Aska menabrak bahunya, baru akan melangkah ia terjatuh.
Sontak Aska membalikkan badannya, ia membantu perempuan itu. Namun sialnya saat akan bangkit ia ditarik oleh perempuan itu sehingga kini posisinya sangat--
"MAS!"
•••
DORRR
Maaf baru up lagiii, lagi ngejar tugas soalnya hehe jadi baru bisa up sekarang.
Ada yang nunggu engga nih?
Next ngga?
Ayo lebih dari 50 lebih lagi votenya😼
Part end sampe 50 atau lebih?
Jangan lupa vote sama komen yaa!!!
Aku tunggu spam vote sama komen dari kalian😽
Babayyy see you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...