Yura mengerjapkan matanya ketika cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya, seluruh tubuhnya terasa remuk karna ulah suaminya itu. Ia melepas tangan Aska yang melingkar diperutnya. Mengambil ponsel dan melihat jam yang menunjukkan pukul delapan pagi.
"Awas"gumam Yura, ia meminggirkan tangan suaminya yang semakin erat memeluk.
"Lima menit lagi"ucap Aska dengan suara serak, ia baru tertidur pukul tiga pagi. Matanya masih mengantuk, dan terlalu berat untuk dibuka.
"Yura mau masak, udah siang ini"ujar Yura
Mau tak mau Aska melepaskan pelukannya, berganti memeluk sebuah guling yang berada dibelakangnya. Yura yang melihatnya terkekeh geli, tanpa lama ia asal menggulung rambutnya. Melihatkan ruam merah disekitar lehernya.
Yura berdecak, ini ulah suaminya semalam. Sudah dibilang jangan membuat tanda itu namun Aska bodo amat.
Yura menuruni tangga, didapur sudah ada bibi yang sedang memasak. "Selamat pagi bi"sapa Yura
"Pagi non" Tak sengaja melihat tanda itu di leher sang majikan, sang bibi tersenyum geli.
"Yura bantuin ya bi"ucap Yura
"Eh enggak usah atuh non, biar bibi aja sendiri"ujar bibi
"Gapapa, Yura bantu dikit doang kok"ucapnya
Mereka berdua memasak, diiringi dengan obrolan seperti biasanya. Sesekali Yura tertawa akibat ucapan sang bibi.
"Nah udah selesai, Yura ke atas dulu ya bi"ucap Yura
"Iya non"
Yura menaiki tangga satu persatu, ia harus membangunkan suaminya untuk makan. Sesampainya dikamar, Yura membangunkan Aska yang masih tertidur. Membelakanginya dengan punggung terekspos tak tertutupi selimut.
"Mas bangun"
"Eunghhh"
"Bangun udah siang, makan terus jemput Sena dirumah mami"ujar Yura, ia berjalan ke arah jendela untuk membukakan gorden kamarnya. Saat itu juga Aska terusik tidurnya karna cahaya matahari.
"Bangun!"
"Ck iyaiya"
Aska membuka matanya, ia mendudukan tubuhnya dan bersandar pada headboard kasur. Ia menyibakkan selimutnya dan menuju ke kamar mandi yang hanya menggunakan celana pendek.
Yura yang melihatnya menggelengkan kepala, ia membersihkannya tempat tidurnya yang berantakan. Ah sepertinya Yura harus mengganti sprei dengan yang baru.
•••
Aska memarkirkan mobilnya dihalaman rumah luas orang tuanya itu, jam menunjukkan pukul dua belas siang dan ia disuruh untuk menjemput Sena.
Aska memasuki rumah luas itu, langsung mendapati sang anak yang sedang bermain diruang tamu. "Hehh ssttt"
Bibir mungil Sena menggerutu karna merasa ada yang memanggil, ia menoleh ke arah pintu dan mendapati sang ayah. "Papaaaaaa" Sena berdiri dari duduknya dan berlari menghampiri Aska.
"Betah disini?"tanya Aska setelah membawa Sena ke dalam gendongannya.
Sena mengangguk. "Cena udah cembuh, telus Cena nungguin papa jemput na"ucap Sena
"Mau pulang sekarang?"tanya Aska
"Ayo, tapi na Buna mana?"tanya Sena
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...