"Dia..
Ucapan Yura terhenti kala mendengar suara telepon dering berbunyi, Yura mencari ponselnya namun hpnya tak berdering. Melainkan ponsel dari temannya itu, Erika.
"Eh bentar ya nyokap gue nelpon, kalian ngomong ngomong aja dulu" Erika langsung menjauh dari mereka, Yura yang melihat Erika yang menjauh pun kembali melihat lelaki itu yang sudah duduk.
"Kok Lo bisa ada disini? Sejak kapan?"tanya Yura to the point
Lelaki itu mengangkat bahunya acuh. "Gak ada hubungannya sama Lo"jawab lelaki itu
Yura yang mendengarnya terkekeh sinis. "Evan, Evan"ucap Yura menggelengkan kepalanya
"Gue harap Lo udah berubah, dan jangan mainin Erika"ujar Yura
Lelaki yang bernama Evan itu mengangkat satu alisnya. "Dia aja bisa mainin semua cowo, so? Kenapa gue gak bisa?"tanya Evan santai
Yura menatap tajam Evan. "Itu dulu, sekarang dia udah berubah"ujar Yura
"Ya i know"balas Evan
"Tadi gue cuma becanda"lanjutnya
"Van"panggil Yura
"Apaan?"sahut Evan
"Lo yakin sama Erika?"tanya Yura, bukan tanpa sebab ia menanyakan hal itu pada Evan. Ia tau betul bagaimana sifat Evan dulu.
"Kalo gue gak serius udah gue putusin dari dulu kali Ra"jawab Evan
Yura menghembuskan nafasnya pelan. Pandangan Evan beralih pada perut Yura yang besar. "Lo lagi hamil?"tanya Evan dan dijawab anggukan oleh Yura.
"Kapan nikahnya? Kok gue gatau?"tanya Evan
"Udah lama"jawab Yura
"Ra, biar gue aja yang jelasin nanti ke Erika"ucap Evan tiba-tiba
Yura yang mendengarnya hanya mengangguk. Evan, teman kecil Yura yang dulu sering bermain dihalaman rumahnya. Hingga berteman sampai ke jenjang SMA, singkatnya semasa SMA Evan menyatakan cintanya pada Yura. Namun Yura menolaknya, dengan alasan ia tak mau persahabatannya dari kecil hancur begitu saja nantinya.
Evan yang ditolak seperti itu pun tersenyum, ia mengangguk dan mengerti. Namun esoknya Yura terkejut kala mendengar Evan akan pindah rumah. Sedih, namun apadaya? Evan hanya mengikuti pekerjaan ayahnya itu.
Sampai akhirnya, Yura mendapat kabar jika Evan terlibat dalam obat-obatan terlarang. Hal itu membuat Yura kecewa pada sahabatnya itu, mau tak mau Evan ditahan dalam jeruji besi bertahun-tahun.
Tak lama, Erika datang dengan senyumannya. "Kalian ngomongin apa?"tanya Erika
"Gak ada"jawab mereka berdua
"Wah, kompak bener kalian"ucap Erika terkekeh
Yura yang melihatnya tersenyum tipis, pandangannya beralih pada Evan yang sedang menatap dirinya juga. Menghembuskan nafasnya pelan, Yura melihat jamnya yang sudah menunjukan pukul tiga sore.
Ia bangkit dari duduknya. "Gue duluan ya? Udah sore, takut suami gue udah balik"pamit Yura
"Ehh mau pulang sekarang?"tanya Erika
"Iya, suami gue pasti bentar lagi balik"jawab Yura
"Oh gitu ya, yaudah hati-hati dijalan. Nanti kalo lahiran kabarin gue ya?"ucap Erika
Yura terkekeh kemudian mengangguk. "Kapan-kapan kita ketemu lagi ya ka, gue duluan. Dadah" Sebelum Yura melangkah pergi, ia menatap Evan dan meyakinkan lelaki itu, dan dibalas senyuman tipis oleh Evan.
•••
Yura baru saja selesai masak, untung Aska belum pulang dari kerjaannya. Jam menunjukkan pukul 7 malam, tapi kenapa suaminya itu belum pulang? Dari sore Yura menunggu kepulangan suaminya itu.
Yura menyimpan makan malamnya dimeja makan. Yura berjalan ke atas untuk mengambil ponselnya. Sesampainya dikamar, ia melihat notif ponsel yang berbunyi.
+62 8124 **** ****
Ra gue Evan
Tq, Erika udah nerima gue sepenuhnya meski tadi dia sempet nangis gak percayaYura
Syukurlah
Jangan diulangi Van
Jangan bikin gue kecewa buat yang kedua kalinya+62 8124 **** ****
SiapYura mendongakkan kepalanya ketika mendengar pintu kamar terbuka, ia menyimpan ponselnya dan menghampiri Aska yang baru saja pulang. Ia tersenyum dan mencium tangan Aska.
Yura menatap wajah Aska yang dingin, apa suaminya itu lelah karna pekerjaannya?
"Mas mau makan sekarang?"tanya Yura
Aska menggeleng. "Saya mau mandi dulu"jawab Aska
Yura mengangguk, setelah kepergian Aska untuk mandi ia menyiapkan pakaian untuk suaminya itu. Yura mengambil kemeja Aska yang bekas dipakai, baru saja akan memasukkan ke dalam cucian namun Yura menghirup aroma berbeda dari bajunya itu.
Yura mengendus-endus kemeja Aska, wanginya berbeda dengan sebelumnya.
Yura membalikkan badannya melihat ke arah pintu kamar mandi yang terdengar suara gemericik air. "Kok wangi parfum perempuan?"gumam Yura
•••
Mian baru up sekarang, kemarin aku ada acara jadi gak bisa up.
Hayo siapa yang nyangka lelaki itu Aska?
Sksksk aku ketawa liat komenan kalian yang ngiranya itu Aska+mantannyaJangan seneng dulu kawan, aku mau ngadain konflik wkwk
Konflik yang berat kayanya rame ya
Btw janlup vote komennya yaa yang banyak!!!
50vote + 30 komen ayo bisa!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...