"Saya dari..."
Belum sempat Aska menyelesaikan ucapannya itu, ia berlari ke kamar mandi meninggalkan Aska yang kebingungan. Beberapa detik kemudian Aska menyusul Yura saat mendengar istrinya itu mual.
Hoekkk
Aska memijit tengkuk Yura, sedangkan Yura berusaha untuk mengeluarkan yang membuat dirinya mual. Namun hanya ada cairan bening yang keluar.
Aska membantu Yura untuk berbaring, tak lupa untuk menyelimutinya. "Bentar saya bikin teh anget dulu"ucap Aska
"J-jangan lama"cicit Yura
"Enggak, paling seabad" Setelah mengucapkan itu, Aska keluar dari kamar meninggalkan Yura yang mendelik sebal.
Didapur, Aska mengeluarkan semua bahan-bahan yang diperlukan. "Gula sama garam beda kan?"gumam Aska
Tanpa lama, Aska memasak air. Saat akan memasukkan gula, ia terlonjak kaget saat mendengar suara bibi. "Aden lagi ngapain?"tanya bibi
Aska menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Bikin teh anget buat Yura"jawab Aska
Bibi ber'o dia, namun pandangannya beralih pada tangan Aska yang menuangkan garam pada gelas.
"Kok pake garam?"tanya bibi
Kening Aska mengerut, ia melihat gelas yang sudah diberi garam. Tanpa bersalah Aska menyengir, bibi yang melihatnya pun menggelengkan kepalanya.
"Aden duduk aja, biar bibi yang bikinin"ujar bibi, bagai anak yang menurut pada ibunya, Aska duduk dimeja makan.
"Ini den"ujar bibi menyodorkan segelas teh hangat
"Makasih bi, Aska ke atas dulu"pamit Aska dan diangguki oleh bibi
Sesampainya dikamar, ia melihat Yura yang sedang bersandar pada headboard dan memainkan ponselnya. "Kok lama?"tanya Yura
"Saya salah masukin gula"jawab Aska
Yura mengangkat satu alisnya. "Emang mas masukin kemana?"tanya Yura
"Saya masukin garam hehe"
Mata Yura melotot, bagaimana bisa suaminya itu tak bisa membedakan mana gula mana garam. "Kalo kata orang, kalo yang keasinan itu berarti mau nikah lagi"celetuk Yura
"Itu kan kalo yang keasinan, inikan salah masukin"cela Aska
Aska membantu Yura untuk minum, setelah selesai Aska meletakkan teh hangat itu. "Jadi, mas darimana?"tanya Yura yang masih ingat pertanyaan tadi
Aska melirik Yura, ia kira istrinya itu sudah lupa. "Saya dari rumah temen"jawab Aska
"Ngapain?"tanya Yura
"Nyari janda" Sontak Aska menutup mulutnya, ia merutuki mulutnya yang bodoh itu. Namun bukan marah yang ia dapati dari Yura, istrinya itu hanya tertawa kecil.
"Enggak, saya bercanda. Saya dari rumah temen ngambil barang"ucap Aska
"Barang apa?"tanya Yura kepo
"Kamu mau tau?"tanya Aska dan dijawab anggukan oleh Yura
"Tutup mata kamu"suruh Aska
"Kok ditutup?"tanya Yura
"Saya punya sesuatu buat kamu"
Karna penasaran, Yura menutup matanya. Ia menunggu apa yang akan Aska berikan.
"Mas?"
"Udah belum?"tanya Yura
"Hm"dehem Aska
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...